Berita Viral
Tim DVI Kesulitan Identifikasi Jenazah Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Ada 4 Faktor Penyebabnya
Tim Forensik Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Surabaya menghadapi kendala dalam proses identifikasi.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Keluarga korban reruntuhan Ponpes Al Khoziny harus bersabar menunggu identitas jenazah anak-anak mereka.
Tim Forensik Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Surabaya menghadapi kendala dalam proses identifikasi.
Kepala Bidang DVI Pusdokkes Polri, Kombes Pol dr Wahyu Hidajati, menjelaskan ada empat faktor utama yang membuat proses identifikasi korban menjadi sulit.
Diketahui, bangunan mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
Korban runtuhan mushala Ponped Al Khoziny hingga kini berjumlah 116 orang. 26 diantaranya berhasil dievakuasi petugas, sementara sisanya evakuasi mandiri. 13 orang dinyatakan meninggal dunia, puluhan lainnya masih dalam proses pencarian.
Baca juga: Cucu Hilang di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Tangis Kakek Saidi Pecah Ingat Video Mengaji
Kabar terbaru, Tim DVI masih berusaha menidentifikasi jenazah korban reruntuhan Ponpes Al Khoziny, namun menemui 4 kendala.
1. Sidik Jari Rusak dan Minimnya Data Biometrik
Wahyu menyebut banyak jenazah korban mengalami kerusakan pada bagian jari, sehingga pencocokan data menggunakan alat Mobile Automatic Multi Biometric Identification System (MAMBIS) menjadi sulit.
"Kalaupun sidik jari bisa dideteksi, anak-anak usia 12–15 tahun ini belum memiliki KTP atau data biometrik resmi sebagai pembanding," ujar Kombes Pol dr Wahyu Hidajati,, Jumat (3/10/2025).
2. Tidak Ada Ciri Khas pada Gigi Korban
Identifikasi melalui rekam gigi juga menemui hambatan. Tidak ditemukan ciri khas atau kondisi unik pada gigi korban.
Selain itu, data ante-mortem dari keluarga korban belum mencantumkan informasi rinci tentang struktur atau kondisi gigi anak-anak yang hilang.
3. Pakaian Seragam Tidak Memiliki Identitas
Sebagian besar korban mengenakan pakaian seragam berupa baju koko putih dan sarung saat kejadian, karena tengah melaksanakan salat Asar.
Tidak ada atribut khusus seperti nama, label, atau penanda lainnya yang bisa membantu tim forensik dalam identifikasi.
Disaster Victim Identification (DVI)
Ponpes Al Khoziny
pesantren ambruk di Sidoarjo
Sidoarjo
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Multiangle
Meaningful
Cerita Pilu Nur Ahmad Kehilangan Lengan yang Tertimpa Beton Ponpes Al Khozini, Ini Sosok Penolongnya |
![]() |
---|
Rekam Jejak Djaka Budhi Utama, Dirjen Bea Cukai yang Diultimatum Menkeu Purbaya Terkait Impor Ilegal |
![]() |
---|
Ingat Direktur Lokataru Delpedro Marhaen, Tersangka Penghasutan Demo Anarkis? Ini Update Kasusnya |
![]() |
---|
Rekam Jejak Prof Ferry Latuhihin yang Berani Sebut Anggaran MBG Cukup Rp 5 Triliun, Bukan Rp 335 T |
![]() |
---|
Dikritik Imbas Beri Bantuan Fahmi Bo Sambil Ngonten, Melaney Ricardo Beri Respons Menohok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.