Berita Viral

Pantesan Uang Palsu di UIN Makassar Mudah Beredar dan Sulit Dideteksi, Lalui 19 Tahap saat Cetak

Uang palsu yang dicetak di kampus UIN Alauddin Makassar disebut nyaris sempurna. Karena itulah mudah beredar dan sulit dideteksi.

Medsos X
Ilustrasi Uang Palsu di kampus UIN Alauddin Makassar. Pantesan Uang Palsu di UIN Makassar Mudah Beredar dan Sulit Dideteksi, Lalui 19 Tahap saat Cetak. 

SURYA.co.id - Uang palsu yang dicetak di kampus UIN Alauddin Makassar disebut nyaris sempurna.

Hal inilah yang membuat uang palsu ini mudah beredar dalam dua tahun belakangan, dan sulit dideteksi.

Agar bisa nyaris sempurnya, uang tersebut ternyata harus melalui 19 tahap saat proses cetak.

Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel), Irjen Pol Yudhiawan Wibisono menyatakan, uang palsu produksi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, nyaris sempurna.

Bahkan, saat dilakukan pengecekan menggunakan sinar ultraviolet ada tanda air.

Baca juga: Dicetak Pakai Mesin Canggih Seharga Rp 600 Juta, Ini Ciri-ciri Uang Palsu di Kampus UIN Makassar

Sehingga, masyarakat mungkin menganggap itu uang asli.

"Memang hampir sempurna, kemarin di sinar ultraviolet itu ada tanda air."

"Bagi masyarakat, mungkin menganggap uang asli, padahal itu uang palsu," katanya di Mapolda Sulsel, Senin (30/12/2024), dilansir dari Kompas.com.

Yudhiawan mengungkapkan, uang palsu hasil cetakan sindikat ini sudah sulit untuk dideteksi peredarannya.

"Ini kita sampaikan ke masyarakat karena uang ini dicetak dari tahun 2022 sampai sekarang, uang yang beredar kita tidak bisa geledah (deteksi) lagi," jelasnya.

Baca juga: Daftar Kebohongan Andi Ibrahim Bos Sindikat Uang Palsu UIN Makassar, Pihak Rektorat Tak Berkutik

Sementara itu, Syahruna, seorang tersangka kasus uang palsu UIN Alauddin mengatakan, ada 19 tahapan yang harus dilewati sebelum uang palsu diedarkan.

Jika ada satu tahan saja yang tak lolos, maka uang palsu akan cacat dan terpaksa dibuang.

"Dari 19 tahapan itu harus lulus semua," katanya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Selasa (1/1/2025).

Tahapan produksi uang palsu dimulai dari mencetak benang pengaman dan tanda air.

Kedua item itu dibuat menggunakan mesin sablon.

"Setelah itu cetak UV-nya dan magnetik agar lolos dari mesin (cek uang palsu)" tandasnya.

Ciri-ciri Uang Palsu

Terkait hal itu, Bank Indonesia menegaskan bahwa barang bukti yang disita dari Kampus II UIN Alauddin merupakan uang palsu dengan kualitas yang sangat rendah dan sangat mudah diidentifikasi dengan kasat mata melalui metode 3D (dilihat, diraba, diterawang). 

Bank Indonesia pun mengungkap ciri-ciri uang palsu produksi UIN Alauddin Makassar dalam rilisnya, Selasa (31/12/2024).

Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Marliso, menjelaskan uang palsu tersebut dicetak dengan menggunakan teknik cetak inkjet printer dan sablon biasa, sehingga tidak terdapat pemalsuan menggunakan teknik cetak offset sebagaimana berita yang beredar.

"Hal tersebut sejalan dengan barang bukti mesin cetak temuan Polri yang merupakan mesin percetakan umum biasa, tidak tergolong ke dalam mesin pencetakan uang," kata Marliso, dikutip Tribun-Timur.com.

Baca juga: Ternyata Sindikat Uang Palsu di UIN Makassar Terbongkar Berkat Sosok Ini, Kapolres Beber Siasatnya

Ciri-ciri uang palsu UIN Alauddin yakni tidak ada unsur pengaman uang yang berhasil dipalsukan antara lain benang pengaman, watermark, electrotype, dan gambar UV.

Uang tersebut hanya dicetak biasa menggunakan sablon, serta kertas yang digunakan merupakan kertas biasa.

"Uang palsu yang ditemukan berpendar di bawah lampu U berkualitas sangat rendah pendaran yang berbeda baik dari segi lokasi, warna, dan bentuk dengan uang Rupiah asli," jelasnya.

Penyebab Baru Dibongkar Setelah 2 Tahun

Kolase Uang Palsu di Kampus UIN Makassar. Dicetak pakai mesin canggih seharga Rp 600 juta.
Kolase Uang Palsu di Kampus UIN Makassar. Dicetak pakai mesin canggih seharga Rp 600 juta. (kolase Tribun Timur)

Terungkap penyebab sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar baru dibongkar setelah dua tahun beroperasi. 

Hal ini beralasan karena uang palsu yang dibuat sindikat pimpinan Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim itu sangat mirip dengan uang asli  produksi Bank Indonesia.

Menurut Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono, masyarakat awam mudah terkecoh dengan uang palsu buatan Annar Sampetodin dan Andi Ibrahim.

"Memang hampir sempurna kemarin waktu press rilis pakai sinar ultraviolet itu ada tanda air, kalau masyarakat awam mungkin mengira wah ini uang beneran, padahal itu uang palsu," ujar Irjen Yudhiawan Wibisono.

Irjen Yudhiawan Wibisono mengungkapkan, selama dua tahun, mulai 2022 hingga 2024, sindikat ini telah mengedarkan uang palsu buatannya ke sejumlah wilayah di Makassar.

"Kita sampaikan kepada seluruh masyarakat, uang itu sudah dicetak sejak 2022 sekarang sudah mau 2025," kata Irjen Yudhiawan Wibisono.

Uang palsu itu diproduksi di perpustakaan UIN Alauddin Makassar dengan mesin yang dibeli Annar Sampetoding seharga Rp 600 juta dari Tiongkok. 

Tak hanya sebagai donator atau pemberi modal, Annar Sampetoding alias ASS juga memberi ide atau inisiator dan memberi perintah kepada Andi Ibrahim Cs.

Hal tersebut diungkap Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sulsel Kombes Pol Dedi Supriyadi didampingi Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, Irwasda dan Kabidhumas, saat Rilis Akhir Tahun di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Senin (30/12/2024).

"Saya akan menanggapi peran ASS dalam kasus uang palsu," kata Kombes Pol Dedi Supriyadi.

"Di mana perannya yang bersangkutan adalah yang pertama pemberi ide, kemudian ikut memodali, pembeli mesin, kemudian memberi perintah. Dan itu aja intinya," jelasnya.

Kombes Dedi Supriyadi tidak menjelaskan lebih jauh terkait peran Annar Sampetoding tersebut.

"Karena itu nanti kalau saya jelaskan lebih lanjut, masuk dalam materi penyidikan," jelasnya.

Diketahui ASS kini berada di RS Bhayangkara Makassar pasca ditetapkan tersangka oleh penyidik Polres Gowa.

Ia mengeluh sakit, jelang penyidik akan melakukan penahanan.

Annar Sampetoding sakit setelah ditetapkan tersangka kasus produksi uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar.

Annar dilarikan ke rumah sakit oleh penyidik Polres Gowa, setelah mengeluh sakit.

Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak yang dikonfirmasi membenarkan kondisi Annar.

"Iya dibawa ke rumah sakit," kata AKBP Reonald Simanjuntak kepada tribun, Sabtu (28/12/2024) malam.

Menurut Reonald, mendapatkan perawatan di rumah sakit sudah menjadi hak bagi seseorang meski telah ditetapkan tersangka.

"Jadi haknya memang tersangka apabila sakit, kita bantarkan," jelas mentan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar ini.

Meski demikian, Reonald mengaku belum tahu pasti sakit yang diderita Annar.

"Ini sementara diperiksa (di RS Bhayangkara), saya sementara di rumah sakit juga ini," jelasnya.

Diketahui, Annar ditetapkan tersangka oleh penyidik Reskrim Polres Gowa, setelah diperiksa 1x24 jam.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved