Sindikat Uang Palsu Kampus UIN Makassar
Bukti Sindikat Uang Palsu di UIN Makassar Berbiaya Tinggi, 1 Tinta Rp 20 Juta, Ada Ditahan Bea Cukai
Terungkap bukti baru sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar dioperasikan dengan biaya tinggi. Satu tinta harganya mencapai Rp 20 juta.
Dengan mesin cetak umum itu, tidak ada unsur pengaman uang yang berhasil dipalsukan, misalnya benang pengaman, watermark, electrotype, dan gambar UV.
Kertas yang digunakan untuk mencetak uang palsu pun merupakan kertas biasa.
"Dengan demikian, dapat dikatakan uang palsu tersebut berkualitas sangat rendah seperti temuan uang palsu pada kasus-kasus sebelumnya," terang Marlison.
Pengakuan Tersangka

Di bagian lain, salah satu tersangka Syahruna membongkar caranya mencetak uang di Gedung Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.
Menurutnya, pabrik uang palsu UIN Alauddin Makassar bisa memproduksi Rp200 juta sekali cetak.
Percetakan ini pun melalui 19 kali pekerjaan.
Tahap pertama percetakan UV dengan tiga kali cetak.
“Tali air dulu baru benang dengan mesin sablon. Setelah itu cetak UV. Kemudian, cetak magnetiknya,” ujarnya.
Syahruna pun mengatakan, tahap pertama mencetak sekitar 1 rim kertas.
“Kalau dirupiahkan sekitar 100 sekali produksi. Yang mengerjakan saya sendiri dengan Nambo,” ujarnya.
Nambo adalah nama baru yang disebut Andi Ibrahim.
Andi Ibrahim bertugas untuk koordinasi tempat dan situasi aman untuk percetakan.
Syahruna mencetak mulai 11.00-17.00 wita.
“Kampus ramai,” ujarnya.
Ia menceritakan bahannya berada disimpan di lantai dua.
“Kami cetak di lantai 1,” ujarnya.
Ia pun menceritakan caranya mengelabui civitas akademika.
“Kami awalnya cetak brosur tapi ini jalan,” ujarnya.
Belum Sempat Pakai Alat Rp 600 juta
Syahruna menceritakan belum sempat memakai alat baru dari Annar Sampetoding.
Alat cetak ini bernilai Rp600 juta.
“Saya belum mahir menggunakan, andaikan saya bisa maka dalam dua hari bisa habis bahannya,” ujarnya.
Syahruna menceritakan, kertas khusus berbahan cotton.
“Kita pesan di China semua, tinta, UV, magneti dan watermark. Kami pelajari dulu baru pesan,” ujarnya.
Menurutnya, modal untuk mencetak uang sekitar Rp300 juta.
Syahruna mempelajari cara cetak uang dari belajar sendiri.
“Saya juga diajari sama bos (Annar Sampetoding), kamu tolong belajar dulu,” ujar Syahruna menceritakan perbincangannya dengan Annar Sampetoding.
Menurutnya, Andi Ibrahim sempat memesan untuk Pilkada.
“Cuman saya belum tanggapi karena hasilnya belum sempurna,” ujarnya.
Andi Ibrahim pun menjanjikan uang dengan 1 banding 10.
“Saya hitung sekarang belum sampai Rp12 juta,” ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BI Bantah Peredaran Uang Palsu UIN Makassar Capai Rp 745 Triliun", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2024/12/31/190000165/bi-bantah-peredaran-uang-palsu-uin-makassar-capai-rp-745-triliun?page=all.
sindikat uang palsu
Bos Sindikat Uang Palsu
AKBP Reonald Simanjuntak
Kapolres Gowa
Andi Ibrahim
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
4 Kelakuan Annar Sampetoding Terdakwa Bos Uang Palsu UIN Makassar yang Perintah Wakapolsek Jaga Aset |
![]() |
---|
Sosok Eks Wakapolsek yang Sering Terima Uang Annar Salahuddin, Bos Sindikat Uang Palsu UIN Makassar |
![]() |
---|
Siapa Syahruna? Terdakwa Kasus Uang Palsu UIN Makassar yang Pasrah Ditendang Annar Salahuddin |
![]() |
---|
Bos Sindikat Uang Palsu di UIN Alauddin Blak-blakan Sebut Ada Orang di BI Terlibat, Kuncinya di DPO |
![]() |
---|
Tabiat Annar Salahuddin Bos Pabrik Uang Palsu di UIN Makassar, Tempeleng Anak Buah Gara-gara Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.