Mahasiswa ITS Buat Matras Pintar untuk Deteksi Sleep Apnea

Mahasiswa ITS membuat matras pintar berbasis teknologi canggih untuk memantau kualitas tidur, dan mendeteksi sleep apnea tanpa kontak langsung

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Cak Sur
Istimewa
Tim SleepCare ITS berhasil menyabet juara II pada kategori PKM Karsa Cipta subkategori Presentasi dalam ajang Pimnas 2024 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Sleep apnea, gangguan tidur serius yang sering tidak disadari, kini bisa dideteksi dengan lebih mudah dan nyaman berkat inovasi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Yaitu dengan inovasi matras pintar berbasis teknologi canggih untuk memantau kualitas tidur, dan mendeteksi sleep apnea tanpa kontak langsung yang dinamakan SleepCare.

Menurut Mu’afa Ali Syakir, salah satu penggagas SleepCare, sleep apnea terjadi karena terhalangnya saluran pernapasan saat tidur. 

Berkat inovasi ini, Mu’afa bersama anggota tim lainnya, Isabelle Jessica Tjilaksana, Firza Aji Zunaarta, Faiq Dafa Rasheeda dan Nehemy Davis Suryanto meraih juara II di kategori Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) subkategori Presentasi pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2024.

"Masalah ini bisa menyebabkan kekurangan oksigen, namun alat pendeteksi yang ada saat ini cenderung mahal dan kurang nyaman," jelas mahasiswa Departemen Teknik Biomedik ITS tersebut, Selasa (31/12/2024).

SleepCare menawarkan pendekatan baru yang menggabungkan kenyamanan dengan kecanggihan teknologi. 

Matras ini dilengkapi sensor berbahan nylon silver yang mampu menangkap sinyal listrik jantung atau elektrokardiografi (ECG) secara nonkontak. 

Data yang direkam, kemudian diproses menggunakan algoritma canggih seperti Discrete Wavelet Transform (DWT) yang menganalisis pola denyut jantung pengguna.

"Tidak hanya sinyal ECG, matras ini juga memanfaatkan sinyal suara mekanis jantung (PCG) melalui sensor piezoelektrik,"urainya.

Firza Aji Zunaarta menambahkan, dengan metode Shannon Envelope, SleepCare mendeteksi suara detak jantung untuk memahami pola dan variabilitas detaknya.

Kombinasi kedua sinyal tersebut memungkinkan identifikasi sleep apnea dengan akurasi tinggi.

Setelah data fisiologis diekstraksi, sistem SleepCare menganalisisnya menggunakan model Artificial Neural Network (ANN) untuk memberikan prediksi secara tepat waktu. 

Hasilnya dapat diakses pengguna melalui platform berbasis web. 

"Melalui situs kami, pengguna dapat memantau kualitas tidur mereka dengan mudah," tambahnya.

Selain itu, SleepCare dilengkapi fitur autodialer, yang dirancang untuk meningkatkan keamanan pengguna. Jika terjadi kondisi abnormal seperti jeda napas yang berbahaya, alat ini akan otomatis menghubungi kontak darurat. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved