Sindikat Uang Palsu Kampus UIN Makassar

Begini Cara Andi Ibrahim Memboyong Mesin Cetak Uang Palsu Masuk Kampus Dan Mengelabuhi Satpam

mesin cetak berukuran besar itu diangkut menggunakan forklift oleh Andi Ibrahim dan komplotannya.

Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Wiwit Purwanto
Tribunnews
Mesin cetak berukuran besar itu diangkut menggunakan forklift oleh Andi Ibrahim dan komplotannya. 

SURYA.CO.ID – Peran utama Andi Ibrahim, tersangka utama dalam kasus peredaran uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar sangat terlihat ketika membawa masuk mesin cetak uang palsu ke dalam kampus

Andi diduga menggunakan tipu muslihatnya untuk membawa masuk mesin cetak uang palsu itu.

Andi Ibrahim, yang menjabat sebagai Kepala Perpustakaan UIN Alauddin, diketahui berperan aktif dalam mengedarkan dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.

Ia bahkan bertindak langsung memasukkan mesin cetak tersebut ke Kampus II UIN Alauddin di Gowa, Sulawesi Selatan.

Menurut Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Bahtiar, mesin cetak berukuran besar itu diangkut menggunakan forklift oleh Andi Ibrahim dan komplotannya.

Baca juga: Sosok 3 Terduga Pelaku yang Jadi Bos Sindikat Uang Palsu Kampus UIN Makassar, Siapa Paling Berperan?

Namun, untuk mengelabui petugas keamanan kampus, Andi mengaku mesin tersebut digunakan untuk mencetak buku yang akan disimpan di perpustakaan.

“Satpam sempat menanyakan perihal mesin itu, tapi Andi berdalih mesin tersebut untuk keperluan percetakan buku,” ujar Bahtiar, Senin (23/12/2024).

Sebelumnya, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, mengungkapkan bahwa mesin cetak tersebut dibawa masuk ke kampus pada malam hari demi menghindari kecurigaan.

Rekonstruksi yang dilakukan pihak kepolisian mengungkapkan bagaimana mesin cetak seberat 2 ton itu bisa masuk ke dalam gedung perpustakaan.

Mesin tersebut dimasukkan menggunakan papan sebagai alas agar lebih mudah didorong.

“Ketika kami mencoba mengangkat mesin itu dengan 25 personel, ternyata tidak bisa terangkat. Tapi dengan papan, mesin tersebut bisa didorong masuk,” jelas Reonald.

Baca juga: Tabiat Andi Ibrahim Bos Sindikat Uang Palsu di Kampus UIN Makassar, Pantesan Mahasiswa Tak Percaya

Proses pemindahan mesin tersebut bahkan menyebabkan lantai di beberapa titik retak.

Mesin kemudian ditempatkan di sebuah ruangan bekas toilet di perpustakaan dengan luas sekitar 2x4 meter.

Ruangan tersebut telah dilengkapi peredam suara menggunakan lapisan gipsum dan gabus, sehingga suara dari dalam terdengar samar-samar.

Reonald juga menjelaskan bahwa ketika suara mesin terdengar oleh staf kampus, Andi Ibrahim kembali mengelabui mereka dengan alasan sedang mencetak buku.

“Para tersangka memanfaatkan kondisi perpustakaan yang sepi dan minim kecurigaan. Dalih percetakan buku membuat aktivitas mereka berjalan lancar tanpa gangguan,” tambahnya.

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved