Sindikat Uang Palsu Kampus UIN Makassar

Sosok Investor Pabrik Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar Ternyata Pengusaha, Mau Ikut Pilkada Gagal

Inilah sosok investor di balik pabrik uang palsu di Perpustakaan UIN Alauddin, Makassar.  Ternyata pengusaha top.

|
Editor: Musahadah
kolase tribun timur
Tersangka sindikat uang palsu di dalam kampus UIN Alauddin, Makassar berikut barang buktinya. 

SURYA.CO.ID - Inilah sosok investor di balik pabrik uang palsu di Perpustakaan UIN Alauddin, Makassar. 

Ternyata, tersangka Andi Ibrahim yang merupakan kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar saat kasus ini terjadi. bukan tersangka utama. 

Ada salah satu investor yang mendanai pabrik uang palsu yang telah berproduksi sejak tahun 2010. 

Investor ini adalah seorang pengusaha top asal Makassar berinisial ASS.   

Nama ASS diungkap Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono saat konferensi pers di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024).

Baca juga: Nasib Bos Sindikat Uang Palsu di Kampus UIN Makassar Usai Dipecat dan Terancam Hukuman Seumur Hidup

Irjen Yudhiawan Wibisono mengatakan ASS yang membiayai pembelian bahan baku produksi.

Yudhiawan Wibisono menjelaskan sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah milik ASS di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan, dikutip Tribun-Timur.com.

Lanjut Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi, dibeli ASS seharga Rp 600 juta.

Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

"Alat besar itu senilai Rp600 juta di beli di Surabaya namun di pesan dari Cina, alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," bebernya.

Polisi telah menetapkan 17 tersangka sindikat uang palsu di UIN.

Yudhiawan Wibisono mengatakan dalam kasus itu, ada tiga sosok yang mempunyai peran sentral. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved