Situbondo Waspada Setelah Puluhan Warga Positif DBD, Dinkes Siapkan Langkah Preventif di Musim Hujan

Dan antisipasi sudah mulai dilakukan Dinkes dengan melayangkan edaran resmi ke semua faskes di Situbondo.

Penulis: Izi Hartono | Editor: Deddy Humana
surya/izi hartono
Kadinkes Situbondo, dr Sandy Hendrayono. 

SURYA.CO.ID, SITUBONDO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Situbondo menyampaikan kepada semua fasilitas kesehatan agar meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) selama musim penghujan ini.

Selama beberapa pekan musim hujan ini, sudah ada puluhan warga yang terjangkit DBD. Dan antisipasi sudah mulai dilakukan Dinkes dengan melayangkan edaran resmi ke semua faskes di Situbondo.

Kepala DinkesSitubondo, dr Sandy Hendrayono mengatakan, sesuai data yang dihimpun dari semua faskes, sudah ada puluhan kasus DBD yang muncul. "Terdata sekitar ada 30 sampai 40 kasus DBD," kata Sandy, Jumat (20/12/2024).

Dinkes juga akan merilis kasus DBD terbaru namun masih menunggu rekap tahunan selesai. "Ditunggu saja, pasti akan rilis," tegasnya.

Untuk mengantisipasi penyebaran DBD, kata Sandy, pihaknya sudah mulai melakukan upaya kuratif pada penderita serta pencegahannya di masyarakat. Ia meminta semua faskes segera melaporkan kalau ada data kasus DBD terbaru.

"Semua Puskesmas melakukan upaya preventif, dimulai dari penyuluhan, promosi kesehatan, pemberian abate kepada masing masing posyandu, dan pemberian sistem rujukan," jelasnya.

Pihaknya meminta masyarakat agar selalu mewaspadai keluarganya yang mengalami demam dengan segera memeriksakan ke Puskesmas atau rumah sakit.

"Segera berobat, jangan menunggu ada gejala demam berdarah. Namun jika ada kasus yang harus dirujuk maka jangan ditunda dan segera mengikuti arahan dari petugas Dinkes," pintanya.

Selain DBD itu, sambungnya, yang perlu diwaspadai di musim penghujan adalah flu, batuk pilek, panas dan tipus. "Meski penyakit itu tidak mematikan, tetapi harus melalui pengobatan dan istirahat agar bisa sembuh," ujarnya.

DBD merupakan virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk sehingga menyebabkan penderitanya mengalami demam. "Nyamuk Aedes aegypti ini mengigit pada pagi hari, bukan malam," tukasnya.

Mantan Direktur RDU Asembagus ini mengatakan, pihaknya selalu menyiapkan skema pengasapan atau fogging jika ada kasus DBD di masyarakat.

"Sebelum fogging,  kita lakukan penyelidikan etimologi dan mendatangi lokasi untuk memeriksa jentik dan kebersihan di lingkungannya," pungkasnya. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved