Berita Mojokerto

Protes Banjir Tak Kunjung Surut, Warga Jombang Pasang Spanduk di Dam Sipon Mojokerto

Puluhan warga Kabupaten Jombang protes penanganan banjir di Dam Sipon Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (13/12/2024). 

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Mohammad Romadoni
Warga Kabupaten Jombang memasang spanduk sebagai bentuk protes penanganan banjir, di trash rack Dam Sipon, Desa Ngingasrembyong, Sooko, Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (13/12/2024). 

SURYA.CO.ID, MOJOKERTO - Puluhan warga Kabupaten Jombang, Jawa Timur (Jatim), melakukan aksi protes penanganan banjir di trash rack Dam Sipon Desa Ngingasrembyong, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jumat (13/12/2024). 

Warga Jombang memasang tujuh spanduk pada besi bangunan trash rack (penyaring sampah), sebagai bentuk protes banjir yang merendam desanya selama sepekan tidak kunjung surut.

Dari pengamatan di lokasi, sekitar pukul 11.30 WIB, warga melakukan kerja bakti di trash rack aliran Dam Sipon, sekaligus memasang spanduk.

Spanduk berisi pesan protes terkait solusi penanganan banjir bukan hanya sekadar pencitraan.

"Tadi kerja bakti bersih sungai sekitar 40 orang, sama memasang spanduk sebagai bentuk protes warga Jombok, Jombang, agar pemerintah serius penanganan banjir. Ini sudah semingu banjir di Desa Jombok belum surut," kata Suyono (59) di lokasi Dam Sipon, Jumat.

Ia mengungkapkan, banjir di desanya tak kunjung surut diduga karena pendangkalan aliran pada bagian bangunan trash rack yang tersumbat sampah.

Warga menduga bangunan trash rack justru menjadi menghambat aliran sungai Afvour Watudakon ke Dam Sipon, sehingga banjir di Desa Jombok belum surut.

"Bangunan trash rack Dam Sipon di bagian bawah seperti besi (H) banyak sampah yang menghambat aliran sungai. Jadi banjir di desa kami surutnya lama, karena sungai Watudakon meluap, alirannya terhambat masuk ke Dam Sipon," ungkap Suyono.

Warga Dusun Beluk, Desa Jombok, Kesamben, Salam mengaku banjir di desanya tidak kunjung surut salah satunya akibat aliran Dam Sipon tersumbat sampah. 

Warga geram akhirnya melakukan kerja bakti, sekaligus menggelar aksi protes agar pemerintah dapat segera merobohkan bangunan penyaring sampah tersebut.

"Dari dulu warga minta bangunan 
trash rack di aliran Dam Sipon bagian bawah dibongkar agar tidak tersangkut sampah, yang menghambat aliran sungai Watudakon. Tapi tidak direspons, kami lakukan aksi protes dengan spanduk. Solusinya banjir ya penanganan trash rack, dulu belum ada ini desa kami tidak banjir," ungkap Salam.

Warga berharap, aksi protes yang mereka lakukan mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Pusat, menyusul Dam Sipon dan aliran Sungai Watudakon adalah wewenang BBWS Brantas dan PJT (Perum Jasa Tirta).

"Sungai kondisinya dalam, tapi ada konstruksi besi H pada bangunan trash rack yang banyak sampah menghambat aliran sungai. Kami berharap bangunan itu dibenahi, agar aliran sungai kembali lancar," pungkasnya.

Polisi tampak berjaga di lokasi saat warga protes penanganan banjir di Dam Sipon

Setelah melakukan aksi tersebut, warga Desa Jombok, Kesamben, Jombang, membubarkan diri dengan tertib.

Dam Sipon terletak di dua desa, yaitu Desa Pagerluyung, Kecamatan Gedeg dan Desa Ngingasrembyong, Kecamatan Sooko.

Pemkab Mojokerto telah berkoordinasi dengan stakeholder terkait, BBWS Brantas dan Perum Jasa Tirta membersihkan aliran Dam Sipon. Satu mesin pompa juga sudah beroperasi mengurangi debit sungai Dam Sipon yang dibuang ke aliran Sungai Brantas.

Seluruh stakeholder juga sudah bekerja maksimal dalam penanggulangan banjir.

Sebanyak tiga alat berat plus satu unit dari PJT dikerahkan untuk membersihkan aliran sungai supaya lancar, dengan harapan mengurangi tinggi air banjir. 

➢ IKUTI UPDATE BERITA MENARIK LAINNYA di GOOGLE NEWS SURYA.CO.ID

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved