Pembunuhan 1 Keluarga di Kediri

2 Alasan Kuat Yusa Nekat Bunuh Satu Keluarga Guru di Kediri, Soal Utang dan Konflik Keluarga

Terkuak dua alasan kuat yang mendorong Yusa Cahyo Utomo (35) nekat membunuh satu keluarga guru di Kediri. Masalah utang dan konflik keluarga.

|
kolase SURYA.co.id
kolase foto kasus pembunuhan Satu Keluarga Guru di Kediri. Terkuak dua alasan kuat pelaku. 

SURYA.co.id, KEDIRI - Terkuak dua alasan kuat yang mendorong Yusa Cahyo Utomo (35) nekat membunuh satu keluarga guru di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.

Yang pertama adalah masalah utang.

Yusa sebelumnya sempat datang ke rumah korban untuk meminjam uang, namun permintaannya ditolak.

Lalu yang kedua adalah adanya koflik keluarga.

Sebelum insiden tragis ini terjadi, sempat ada konflik di dalam keluarga korban dan pelaku yang merupakan kakak beradik.

Baca juga: Tabiat Terduga Pembunuh Satu Keluarga Guru di Kediri, Marah Tak Dipinjami Uang, Kapolres: Sadis

Berikut ulasan selengkapnya terkait alasan kuat Yusa tega membunuh.

  1. Masalah Utang

Menurut Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto , pembunuhan itu dilatar belakangi rasa tersinggung tersangka karena tidak diberi pinjaman uang oleh korban.

Seperti diketahui, Yusa Cahypo Utomo adalah adik kandung korban, Kristina. 

Diterangkan AKBP Bimo Ariyanto, pada Minggu (1/12/2024), Yusa datang ke rumah Kristina untuk meminjam uang, namun permintaannya ditolak.  

"Pelaku merasa tersinggung karena korban tidak memberikan pinjaman uang. Ini memicu pelaku untuk merencanakan tindakan kejam tersebut," kata AKBP Bimo dalam konferensi pers, Jumat (6/12/2024).  

2. Konflik Keluarga

Selain motif pembunuhan terkait utang, ada konflik keluarga lain yang memicu tindakan kejam pelaku.

Kapolres Kediri menjelaskan bahwa sebelum insiden tragis ini terjadi, sempat ada konflik di dalam keluarga korban.

Baca juga: Gelagat Pembunuh Satu Keluarga Guru di Kediri Terkuak, Kerap Bermasalah, Tak Jelas Tempat Tinggalnya

Orang tua Kristina, yang juga merupakan orang tua Yusa, datang ke rumah Kristina untuk meminta izin menikah kembali.

Namun, permintaan tersebut tidak diizinkan oleh Kristina sehingga terjadi cekcok.

"Tersangka sakit hati karena korban cekcok dengan orang tua mereka terkait izin menikah lagi. Orang tua mereka akhirnya keluar dari rumah korban. Hal ini menambah alasan pelaku untuk menghabisi korban," jelas Bimo.

Sebelum terjadi insiden berdarah tersebut, Yusa tiba di Desa Pandantoyo pada Selasa (3/12/2024) malam pukul 11.00 WIB dengan diantar oleh Samsudin, kerabatnya.

Ia sempat menunggu di sebuah musala sebelum berjalan kaki menuju rumah korban di Dusun Gondanglegi.

Pada Rabu (4/12/2024) pukul 01.00 WIB, Yusa memasuki pekarangan rumah korban dengan cara melompati pagar dan menunggu di sebuah tempat duduk bambu di belakang dapur.

Saat itu, tersangka sudah menyiapkan sebuah palu yang dibawa dari rumahnya.

Ketika Kristina keluar ke dapur, Yusa sempat berbicara dengan korban dan meminta bantuan untuk melunasi utangnya.

Namun, Kristina menolak permintaan tersebut.

"Korban menolak membantu pelaku melunasi utangnya. Hal itu memicu pelaku untuk mengambil palu yang sudah disiapkan dan menyerang korban," terang Kapolres.

Yusa memukul Kristina di bagian leher hingga korban pingsan dan berteriak.

Baca juga: Duduk Perkara Satu Keluarga Guru Tewas Dibunuh di Kediri, Anak Bungsu Selamat, Ini Sosok Pelaku

Mendengar teriakan itu, suami korban, Agus Komarudin, keluar menuju dapur.

Namun, pelaku juga menyerang Agus dengan memukul kepala dan rahangnya menggunakan palu.

Setelah menghabisi kedua korban, pelaku juga menyerang anak pertama pasangan tersebut, Christian Agusta Wiratmaja, hingga meninggal dunia.

Polisi berhasil menangkap Yusa di sebuah rumah di Lamongan yang pernah ia tinggali saat bekerja di sana.

Saat ditangkap, pelaku sempat melawan sehingga polisi melumpuhkannya dengan tembakan.

Yusa kini dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Ancaman hukuman maksimal yang dapat diterapkan adalah pidana mati.

"Ini adalah kasus pembunuhan berencana yang sangat keji. Kami berkomitmen untuk memprosesnya sesuai hukum dengan ancaman hukuman tertinggi," tegas Bimo.

Sementara itu, menurut salah satu tetangga pelaku yang tak mau disebutkan namanya, pelaku tidak ada kabar di lokasi sejak kasus penjambretan pada tahun 2021 silam.

Perceraian itu juga disebabkan karena pelaku melakukan aksi penjambretan.

"Setelah kasus 2021 dulu, yang bersangkutan tidak di rumah Bangsongan. Ada informasi dia di Jateng, tapi tahu-tahu sudah tertangkap akibat kasus pembunuhan," jelasnya.

Sebelumnya, peristiwa berdarah menggemparkan warga di Dusun Gondang Legi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim) pada Kamis (5/12/2024) pagi. 

Yusa (kiri), Terduga Pembunuh Satu Keluarga Guru di Kediri. Begini tabiatnya.
Yusa (kiri), Terduga Pembunuh Satu Keluarga Guru di Kediri. Begini tabiatnya. (kolase SURYA.co.id)

Tiga anggota keluarga ditemukan tergeletak bersimbah darah di rumah mereka, sementara satu anak berhasil selamat meskipun dalam kondisi kritis.

Dari informasi yang dihimpun, kejadian itu diketahui sekitar pukul 08.30 WIB. 

Saat itu, sejumlah saksi yang datang untuk mengecek kondisi Agus Komarudin (38), seorang warga setempat yang izin tidak masuk sekolah pada Rabu sebelumnya. 
Diketahui, agus Komarudin adalah seorang guru.

Saat di cek, pintu rumah Agus tertutup rapat dan tidak ada yang keluar meski telah diketuk beberapa kali.

Setelah beberapa kali mencoba menghubungi korban tanpa hasil, salah satu anggota keluarga, Supriono memutuskan untuk membuka jendela kamar. 

Ia terkejut menemukan bercak darah di atas kasur, namun tidak berani masuk ke dalam rumah.

Kecurigaan semakin menguat, ketika salah satu saksi yang melihat melalui lubang tembok kayu di dapur melaporkan adanya pemandangan mengerikan. 

Sebuah tangan tergeletak di lantai dapur yang diduga milik korban Kristiani (37), istri Agus Komarudin. 

Kejadian ini segera dilaporkan ke perangkat desa setempat, dan diteruskan ke Polsek Ngancar.

Setelah petugas kepolisian tiba di lokasi, dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

Dua korban ditemukan tergeletak di dapur dalam kondisi berlumuran darah, yaitu Agus Komarudin dan Kristiani. Sementara itu, Christian Agusta Wiratmaja, anak pertama pasangan tersebut yang masih duduk di bangku SMP, ditemukan tergeletak di ruang tengah dengan kondisi serupa.

Anak bungsu pasangan tersebut, Samuel Putra Yordaniel yang masih duduk di bangku SD, ditemukan dalam keadaan terluka parah namun masih hidup. Ia segera dilarikan ke RSUD SLG untuk mendapatkan perawatan medis intensif.

Ketiga korban dugaan pembunuhan di Dusun Gondanglegi Desa Pandantoyo Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri dimakamkan, Jumat (6/12/2024).

Almarhum Agus Komarudin (38), istrinya Kristiani (34) dan anak pertamanya CAW (12) dimakamkan dalam satu liang lahat di TPU Desa Pandantoyo pukul 09.00 WIB. 

Sebelumnya ibadah upacara kebaktian jelang pemakaman berlangsung di GKJW Pepanthan Pandantoyo sekitar pukul 08.00 WIB.

Meski dalam satu liang lahat, pemakaman disiapkan dalam lubang satu persatu dan berjejer. 

Purwoadi teman dalam satu jamaah gereja mengenang almarhum Agus sebagai sosok yang ulet dan tlaten dalam bekerja.

Selain menjadi guru, Agus juga menjadi teknisi IT di gereja setempat.

"Hari Selasa masih ketemu sama saya, tidak ada pembicaraan permasalahan apapun," tuturnya usai mengantarkan almarhum di pemakaman.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved