Berita Bojonegoro

BEF dan Diare Ancam Sapi di Masa Pancaroba, Disnakkan Bojonegoro Imbau Peternak Waspada Pancaroba

 Khusus untuk ternak sapi di Bojonegoro rentan terkena penyakit yang menuntut para peternak waspada.

Penulis: Yusab Alfa Ziqin | Editor: Deddy Humana
surya/Yusab Alfa Ziqin (yusabalfaziqin)
Peternak memberi makan sapinya di Pasar Hewan Kedungbondo Bojonegoro, Selasa (19/11/2024). Sapi-sapi itu rawan diserang BEF dan diare. 

SURYA.CO.ID, BOJONEGORO - Perubahan cuaca yang drastis di masa peralihan atau pancaroba tidak hanya rentan pada kesehatan manusia, tetapi juga hewan ternak.

 Khusus untuk ternak sapi di Bojonegoro rentan terkena penyakit yang menuntut para peternak waspada.

Pada musim peralihan dari kemarau ke penghujan ini, sapi-sapi sangat rawan diserang penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF) dan diare.

Hal itu diutarakan Luthfi Nurrahman, salah satu kepala bidang (kabid) di Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro.

Kabid Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Disnakkan Bojonegoro itu menerangkan, BEF adalah penyakit demam sapi berkepanjangan.

"BEF ini penyakit paling sering dialami sapi saat musim pancaroba. Demamnya bisa sampai tiga hari," kata Luthfi, Rabu (20/11/2024) siang.

Untuk penyakit diare yang juga mungkin menyerang sapi, Luthfi mengatakan, diperkirakan tidak terlalu banyak. Namun,tetap perlu diwaspadai.

"Dua penyakit (BEF dan diare) yang rawan menyerang sapi itu dipicu dua hal. Yakni perubahan cuaca dan makanan," imbuhnya.

Terkait perubahan cuaca, Luthfi mengatakan,sudah ada pergeseran signifikan. Sebelumnya panas, menjadi dingin sehingga menganggu suhu tubuh sapi. "Makanan yang biasanya kering, kini juga menjadi lembab. Itu bisa menganggu pencernaan sapi," ungkapnya.

Lebih lanjut, Luthfi mengimbau para peternak aktif melapor ke Disnakkan ketika sapinya nampak tidak sehat. Laporan itu akan ditangani.

"Ciri-ciri awal terserang BEF atau diare itu nafsu makan menurun, hidung meler, dan tubuhnya lemas," jelasnya.

Apakah penyakit BEF dan diare itu bisa menular antar sapi, Luthfi mengatakan bisa. Tetapi tingkat penularannya rendah dan medianya pun tertentu.

"Penularannya melalui gigitan nyamuk. Untuk antisipasi, para peternak bisa menyalakan bediang (perapian) di dekat kandang," imbau Luthfi. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved