Opini

Pahlawan adalah Teladan, Bukan Validasi

Siapa sebenarnya sosok pahlawan, dan siapa warga negara yang layak mendapat gelar tersebut? Berikut ulasannya!

Editor: Musahadah
Surabaya.Tribunnews.com/Habibur Rohman
Rangkaian Parade Surabaya Juang merupakan kegiatan dalam rangka peringatan Hari Pahlawan di Kota Surabaya ini dimulai dari Tugu Pahlawan dan berakhir di jala Gubernur Suryo Surabaya, Minggu (5/11/2023) 

Oleh:

Dr Muhammad Fadeli, S.Sos, M.Si

Dosen Komunikasi Fisip Ubhara Surabaya

 

Setiap tanggal 10 November selalu diperingati Hari Pahlawan dalam bentuk upacara bendera, karnaval, maupun berbagai lomba. 

Disebut Hari Pahlawan karena jasa-jasa, perjuangan, dan pengorbanan para pahlawan dalam melawan penjajah hingga mencapai kemerdekaan, diperingati hingga saat ini. 

Lalu, siapa sebenarnya sosok pahlawan itu? 

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 1964 tentang Penetapan Pahlawan Nasional, penganugerahan gelar Pahlawan Nasional memiliki kriteria umum bagi mereka yang dianggap memenuhi syarat, seperti berjuang mempertahankan kemerdekaan, menunjukkan kepemimpinan, serta memberikan dampak signifikan bagi negara.

Selain itu, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan juga mengatur bahwa Presiden Republik Indonesia memiliki kewenangan untuk menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada warga negara yang berjasa luar biasa bagi bangsa dan negara.

Dalam undang-undang ini dijelaskan pula bahwa pemberian gelar Pahlawan Nasional dilakukan dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Lalu, siapakah warga negara yang layak mendapat gelar tersebut?

Setiap peringatan Hari Pahlawan tidak lepas dari sikap heroik arek-arek Surabaya, sehingga kota ini dijuluki sebagai Kota Pahlawan.

Perjuangan arek-arek Surabaya dalam bertempur melawan Inggris pada masa itu menjadi saksi sejarah yang kini selalu diperingati melalui aksi teatrikal dan drama kolosal.

Dalam konteks era saat ini, siapakah sebenarnya sosok pahlawan bagi arek-arek Surabaya?

Agar kita tidak terjebak dalam romantisme masa lalu, keberanian arek-arek Surabaya diperlukan untuk menjawab tantangan masa depan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Publikasikan Karya di Media Digital

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved