Berita Viral
Fakta di Balik Guru Supriyani Cabut Damai dengan Aipda WH, Pengacara: Serangan Bertubi-tubi ke Kami
Terungkap fakta di balik pencabutan kesepakatan damai anatra guru Supriyani dan Aipda WH. Ini yang dialami pengacara Supriyani.
SURYA.co.id - Terungkap alasan lain di balik pencabutan kesepakatan damai Guru Supriyani dengan pihak pelapor, Aipda WH.
Seperti diketahui, sehari setelah bersepakat damai dengan pihak Aipda WH yang diinisiasi Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga, guru Supriyani membuat surat pencabutan bermaterai.
Dalam surat tertanggal 6 November 2024 itu, guru Supriyani menyebut alasan mencabut perdamaiann karena tertekan.
Selain itu, guru SD ini juga terpaksa dan tidak mengetahui isi dan maksud dari surat kesepakatan tersebut.
"Dengan ini menyatakan mencabut tanda tangan dan persetujuan saya dalam surat kesepakatan damai yang ditandatangani di Rujab Bupati Konsel tanggal 05 November 2024 karena saya dalam kondisi tertekan dan terpaksa dan tidak mengetahui isi dan maksud dari surat kesepakatan tersebut," tulis Supriyani dalam surat pernyataannya.
Baca juga: Ternyata Guru Supriyani Sudah 5 Kali Minta Maaf ke Aipda WH, Kini Berani Tentang Perintah Bupati
Surat pernyataan Supriyani tersebut ditanda tangani di atas meterai 10.000 dan ditembuskan ke Majelis Hakim dan Jaksa Penuntut Umum Perkara Nomor 104/Pid.Sus/2024/PN Andoolo; Bupati dan Kapolres Konawe Selatan.
Terbaru, ketua tim kuasa hukum guru Supriyani, Andri Darmawan mengungkap alasan dibalik keberatan pihaknya dengan kesepakatan damai tersebut.
Menurutnya, karena perdamaian di di-share ke publik sehingga menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda.
"Ini menjadi serangan pada kami sebagai tim pengacara," ungkap Andri dikutip dari tayangan Diskursus.net pada Kamis (23
Dikatakan Andri, sejak awal pihaknya selalu mengatakan bahwa Supriyani tidak bersalah, dan pihaknya berupaya memberikan pembuktikan dengan menghadirkan saksi-saksi termasuk ahli-ahli yang berkompeten, untuk meyakinkan bahwa Supriyani memang tidak bersalah.
Dari titik itu, tiba-tiba ada narasi yang menyebut bahwa pihaknya seakan-akan melakukan perdamaian.
Hal ini mengakibatkan pihaknya mendapat serangan bertubi-tubi.
"Ini serangan bertubi-tubi kepada kami. Secara integritas lembaga, ini mengganggu sekali," katanya dalam podcast yang juga diikuti Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel.
Andri membantah anggapan pihaknya seolah-olah mempermainkan guru Supriyani karena sebelumnya saat kesepakatan damai juga ada tim advokat yang mendampingi.
Andri mengakui memang ada upaya pihak-pihak tertentu untuk menarik-narik Supriyani agar hadir di sana, bertemu untuk perdamaian.
"Kami sejak awal menolak, kami melokalisir bu Supriyani karena ingin fokus ke persidangan.
Itu lah dampak karena terlanjur viral, ada pihak-pihak terganggu kalau fight ke ranah hukum," katanya.
Adanya upaya untuk melakukan perdamaian dengan mengatakan saling memaafkan, sebenarnya hal itu diinginkan pihaknya karena sudah telanjur masuk ke persidangan.
"Kami harus membuktikan berdasarkan alat bukti, bahwa bu Supriyani tidak bersalah," katanya.
Terkait ada anggotanya yang mendorong Supriyani untuk hadir dalam perdamaian tersebut, Andri mengaku sudah memberikan sanksi tegas untuk dia.
"Tim penasehart hukum sejak awal persidangan sudah sepakat, arah pembelaan kita litigasi di persidangan. Tidak ada nonlitigasi atau di luar persidangan. Pada saat ada anggota yang melanggar itu, maka dia harus menerima resiko berupa sanksi," katanya.
Andri beralasan adanya anggotanya yang melanggar itu karena adanya tekanan kuat dari pejabat-pejabat tertentu.
"Kalau tidak teguh mental, pendirian, bisa saja goyang. Saya sudah memperingatkankita fokus, tidak tergoda atau masuk skenario pihak manapun. Karena dari awal sudah tentukan strategi pembelaan," tegasnya.
Supriyani Ngotot Tak Mau Mengakui
Ternyata guru Supriyani telah 5 kali meminta maaf kepada keluarga Aipda WH, pelapor kasusnya.
Lima kali permintaan maaf guru Supriyani itu diucapkan saat proses hukum yang dilaporkan istri Aipda WH itu masih dalam proses di kepolisian.
Diceritakan Supriyani, permintaan maaf yang pertama itu diucapkan di rumah Aipda WH pada awal kasus ini.
Supriyani meminta maaf apabila dia rekan guru ada perkataan atau tidak bisa diterima orangtua korban.
Saat itu, permintaan maaf Supriyani tidak langung dijawab pihak Aipda WH.
"Awalnya tidak menerima, disuruh menunggu waktu 1-2 hari karena ibunya yang melahirkan, ibunya tidak bisa memaafkan," ungkap guru Supriyani dikutip dari tayangan NTV Prime Time, Nusanatra TV pada Rabu (6/11/2024).
Diakui Supriyani terkait masalah permintaan maaf ini, dia sebagai manusia biasa akan siap untuk minta maaf.
"Kalau disuruh mengakui kesalahan, saya tidak siap," tegasnya.
Dikatakan Suproiyani, permintaan maaf itu juga diucapkan saat pertemuan antara dia dan pihak Aipda yang diiniasiasi Bupati Konawe Selatan dan Kapolres Konawe Selatan.
Dalam pertemuan itu, Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga tidak meminta Supriyani untuk mengakui kesalahannya.
Bupati hanya menyampaikan agar permasalahan ini diatur damai supaya masalah ini selesai.
"Di situ saya menjawab, kalau dipertemukan untuk pengakuan permasalahan saya tidak siap. Semua sudah saya serahkan kuasa hukum.
Karena saya tidak melakukan perbuatan itu, jadi saya tidak mau," ungkap Supriyani.
Diungkapkan Supriyani, saat itu bupati meminta dia berdamai karena menilai karir dia masih panjang, dan ke depannya dia juga harus mengurus SKCK sehingga membutuhkan pihak kepolisian.
Karena pertimbangan itu, Supriyani akhirnya mau berdamai, namun tetap tidak mau mengakui kesalahan.
Disinggung tentang adanya surat pencabutan damai yang dibuatnya sehari setelah perdamaian di rumah jabatan Bupati Konawe Selatan, Supriyani mengakuinya.
Hal itu atas dorongan ingin membuktikan di persidangan bahwa dia akan bebas dan tidak bersalah.
Dia berharap ke depan persidangan tetap berlangsung.
"Saya terbukti tidak bersalah, dan bisa bebas," katanya optimis.
Kuasa hukum keluarga Aipda WH, La Ode Muhram menyebut, bahwa pihaknya menghargai keputusan guru Supriyani.
Kendati begitu, pihaknya masih menyakini bahwa guru Supriyani melakukan tindak penganiayaan terhadap anak Aipda WH, DF.
"Saya pikir, persidangan akan tetap dilanjutkan bila seperti itu kesimpulan yang dipilih ibu Supriyani."
"Kita akan melihat kebenaran materi itu dalam persidangan. Kita juga berharap kepada hakim bisa melihat perkara ini secara murni."
"Lepas dari desakan publik atau sentimen. Ibu Supriyani ini terbukti sadar dan meyakinkan."
"Namun, arah kami bukan sekadar menghukum. Tapi bagaimana hak-hak korban terpulihkan dan peristiwa ini tidak terulang lagi," katanya, dikutip dari tayangan Nusantara TV.
Namun, pernyataan La Ode dinilai tak sesuai dengan cerita yang disampaikan guru Supriyani kepada awak media.
Termasuk terkait perdamaian dalam kasus yang sedang bergulir saat ini.
Pasalnya, dalam tayangan yang sama, guru Supriyani menegaskan akan mencari keadilan sampai kapan pun.
"Iya (akan menuntut balik), untuk mengembalikan nama baik saya dan sekolah," jawabnya.
Lebih lanjut, La Ode membantah adanya keterpaksaan guru Supriyani menandatangani kesepakatan damai.
"Karena kami sangat yakin sebelum menandatangani surat tersebut, pasti dia membaca bahwa sepakat mengadakan perdamaian."
"Sikap ini menunjukkan adanya inkonsistensi dari ibu Supriyani. Harusnya ada jangka waktu panjang untuk menyatakan keberatan," terangnya.
La Ode Muhram juga membantah adanya relasi kuasa yang menyebabkan guru Supriyani terpaksa menandatangani surat kesepakatan damai itu.
"Soal relasi kuasa, bisa kita ungkapkan kalau tidak mau."
"Tidak usah datang. Tapi ini kan terkonfirmasi datang dari kuasa hukumnya," tambahnya.
Guru Supriyani
Andri Darmawan
Aipda WH
pengacara guru Supriyani
berita viral
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
| Imbas Prabowo Disebut Takut dengan Jokowi, Pasang Badan dan Puji Mantan Presiden |
|
|---|
| Akhirnya Hamish Daud Klarifikasi Soal Unggahan Future House di Pinterest Bareng Sabrina Alatas |
|
|---|
| Rekam Jejak Abdul Mu'ti yang Cetak Sejarah Baru Pidato Pakai Bahasa Indonesia di Sidang UNESCO |
|
|---|
| Rekam Jejak Hakim Fajar Kusuma Aji yang Tolak Eksepsi Riva Siahaan Terdakwa Korupsi Minyak Mentah |
|
|---|
| Fakta Baru Penjarahan Rumah Sri Mulyani hingga Sahroni, Benarkah Sudah Ditarget? Ini Analisis Ahli |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Perdamaian-guru-Supriyani-dan-Aipda-WH-dituding-sebagai-upaya-cuci-tangan-pihak-pihak-ini.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.