Kecelakaan Bus SMAN 1 Kedungwaru

Kesaksian Kepala SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung saat Kecelakaan Bus Terguling di Rest Area Tol Sumo

Imron Rosyidi, salah satu korban luka ringan dalam kecelakaan bus rombongan SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung di KM 720 Jalur A Tol Surabaya-Mojokerto

Penulis: David Yohanes | Editor: irwan sy
david yohanes/surya.co.id
Kepala SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung, Imron Rosyidi, masih diperban dahi dan lengan kanannya usai menjadi salah satu penumpang bus yang terguling di Rest Area KM 725 Tol Sumo. 

SURYA.co.id | TULUNGAGUNG - Kedua mata Imron Rosyidi, Kepala SMKN 1 Kedungwaru Tulungagung terlihat sayu karena kurang tidur, sementara lengan kanan dan dahinya, tepat di atas mata kiri masih dalam keadaan diperban.

Imron merupakan salah satu korban luka ringan dalam kecelakaan bus rombongan SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung di KM 720 Jalur A Tol Surabaya-Mojokerto, Senin (7/10/2024).

Namun Imron berupaya melayani tamu yang datang ke ruang kerjanya, Selasa (8/10/2024).

Baca juga: Kesaksian Guru SMAN Kedungwaru Tulungagung Selamat dari Kecelakaan Bus, Saya Kira Ini Mimpi

Ia mengaku luka di lengan kananya cukup parah karena robek dalam dan lebar, usai tertusuk pecahan kaca.

“Kacanya sempat saya cabut sendiri. Kalau di dahi ini saya minta dokter tidak usah dijahit, cukup ditutup saja,” ucapnya dengan nada kelelahan.

Imron berkisah, ada 6 bus yang berangkat ke DBL Arena Surabaya untuk memberi dukungan tim basket sekolah.

Ada lima bus dinaiki para siswa, masing-masing bus dijaga oleh satu guru pendamping.

Sementara para guru dan staf Tata Usaha (TU) berada dalam 1 bus berbeda.

“Saya waktu itu duduk di belakang sopir dalam kondisi mengantuk karena kelelahan banyak kegiatan sejak hari Jumat,” ucapnya.

Kondisi kantuk Imron terganggu saat Fendy Hermanto, Humas sekolah mendatanginya dari deretan bangku belakang untuk bertanya sesuatu.

Di saat kondisi setengah sadar bus, masuk ke kawasan Rest Area KM 725 Jalur A Tol Sumo.

Namun Imron merasa janggal karena saat akan masuk rest area, kecepatan bus tidak berkurang.

“Saya baru sadar ketika ibu-ibu (para guru perempuan) berteriak. Tapi hanya sebentar, terus saya seperti tak sadarkan diri,” ucapnya.

Imron sempat melihat bagian kanan bus menabrak pembatas jalan, sempat terangkat hingga akhirnya terguling.

Saat itulah kesadarannya hilang, dan saat kembali tersadar posisi tubuhnya sudah menghadap aspal jalan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved