Berita Bisnis

Bank Jatim Gelar Diskusi Panel dengan BIN Terkait Pencegahan Tindak Kejahatan Keamanan Data

Kegiatan berlangsung di Ruang Bromo Kantor Pusat Bank Jatim dan dibuka Direktur Utama (Dirut) Bank Jatim, Busrul Iman.

Foto Istimewa Bank Jatim
Kepala BIN Jatim Brigjen Pol Rudy Tranggono, SST, MK, saat memberikan paparannya dalam diskusi panel yang digelar Bank Jatim terkait penerapan good governance dan pencegahan tindak kejahatan keamanan data. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim menggelar diskusi panel bersama Badan Intelijen Negara (BIN) Jatim untuk mewujudkan penerapan good governance dan pencegahan tindak kejahatan keamanan data. 

Kegiatan berlangsung di Ruang Bromo Kantor Pusat Bank Jatim dan dibuka Direktur Utama (Dirut) Bank Jatim, Busrul Iman.

Busrul mengatakan, sebagai perusahaan perbankan, Bank Jatim wajib senantiasa menerapkan good governance secara konsisten agar mampu menjaga pertumbuhan bisnis dengan baik di tengah berbagai tantangan yang ada.

”Saat ini, kami telah memiliki Sertifikasi ISO 27001:2022 Tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi Berstandar Internasional,” kata Busrul, Rabu (19/9/2024).

Hadirnya standar internasional keamanan tersebut, dapat membantu Bank Jatim membangun dan menerapkan sistem manajemen keamanan informasi yang menyeluruh dari aspek kebijakan dan tata kelola, SDM, teknologi, serta peran aktif manajemen. 

Hal tersebut menunjukkan komitmen bankjatim untuk terus meningkatkan kualitas keamanan informasi.

”Kami berharap semoga dengan adanya diskusi panel Bank Jatim dengan BIN Jatim dapat menambah wawasan Jatimers dalam hal good governance dan pencegahan tindak kejahatan keamanan data. Kami juga berharap semoga Jatimers semakin mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam mitigasi risiko yang berpotensi terjadi di dalam operasional perbankan,” jelas Busrul. 

Adapun rencana kerja sama secara kelembagaan dengan BIN Jatim kedepannya adalah dengan melakukan kerja sama dalam upaya penanggulangan cyber crime dan kebijakan strategis lainnya.

Kepala Badan Intelijen Negara Jawa Timur Brigjen Pol Rudy Tranggono, SST, MK, menjelaskan, tantangan perusahaan untuk menuju good governance cukup banyak. 

"Antara lain sumber daya manusia, politisasi, karakter masyarakat, regulasi, birokrasi, dan minim responsivitas. Nah, apabila dalam dunia perbankan telah menerapkan good governance tentu manfaatnya sangat banyak," kata Rudy.

Yaitu meningkatkan reputasi perbankan, stabilisasi finansial perbankan, meningkatkan kinerja dan kontribusi, menjaga keberlanjutan perbankan, serta memaksimalkan nilai perbankan.

Menurut Rudy, perbankan yang baik adalah perbankan yang dapat memberikan pelayanan optimal, respon yang cepat, dan memberikan solusi terbaik untuk pengelolaan keuangan. 

Maka dari itu, dalam mewujudkan good governance, perlu diimbangi dengan upaya transparansi, kepatuhan regulasi, risk management, pengawasan dan pengendalian, pengembangan SDM, serta keadilan dan kepastian hukum.

Terkait kejahatan siber, pada semester I 2024 tercatat ada 2,5 miliar serangan siber yang menyasar Indonesia atau 158 serangan per detik. 

Angka tersebut menunjukkan peningkatan sangat drastis, yaitu 619,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Salah satu faktor utama peningkatan ini adalah adanya peristiwa besar seperti Pemilu 2024 yang melibatkan data masyarakat Indonesia.

”Apabila kejahatan siber ini menghampiri perbankan, tentu dampaknya sangat besar. Mulai dari kerugian finansial, kerusakan reputasi, gangguan operasional, penularan antar bank, dan akibat hukum,” tutur Rudy.

Oleh karena itulah penting sekali melakukan antisipasi dan cegah dini tindak kejahatan data dengan menerapkan teknologi keamanan yang canggih, menerapkan protokol keamanan yang ketat, memantau secara berkala aktivitas jaringan, mendeteksi anomali, meningkatkan kesadaran tentang ancaman keamanan data dan langkah-langkah pencegahan.

Rudy menyarankan agar perbankan tidak terkena kejahatan data, maka perusahaan harus memprioritaskan keamanan siber di manajemen, kolaborasi antar lembaga, membentuk tim gabungan khusus guna melaksanakan respon cepat insiden, merekrut tenaga professional keamanan siber, meningkatkan budaya keamanan siber, dan melaksanakan pelatihan serta upgrade IT secara berkelanjutan.

”Kami juga siap melakukan sinergi dengan Bank Jatim demi terciptanya good governance dan terhindar dari cyber crime,” pungkas Rudy.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved