Berita Surabaya

Gandeng 5 Kementerian, PT Sinergi Gula Nusantara Launching Program Penguatan Tebu Rakyat

PT Sinergi Gula Nusantara atau SGN merilis program penguatan tebu rakyat, Rabu (21/8/2024) lalu.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
sri handi lestari/surya.co.id
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian Ferry Irawan (kiri) bersama Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani (kedua dari kiri) saat memberikan keterangan terkait launching program penguatan tebu rakyat yang digelar di Surabaya. 

SURYA.co.id | SURABAYA - PT Sinergi Gula Nusantara atau SGN, anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang komoditas gula, merilis program penguatan tebu rakyat.

Kegiatan tersebut berkolaborasi dengan Kementerian BUMN, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Keuangan di Surabaya, Rabu (21/8/2024) lalu.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, mengatakan program ini fokus pada peningkatan kualitas budidaya tebu, mulai dari penyediaan bibit unggul, penggunaan pupuk yang tepat, hingga pemanenan pada waktu yang optimal.

“Selain itu, SGN juga memberikan akses yang lebih mudah bagi petani terhadap pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus,” kata Abdul Gani.

Saat ini peningkatan produktivitas tebu adalah kunci untuk mencapai swasembada gula.

Dengan meningkatkan produktivitas dari 5 ton menjadi 8 ton per hektare, biaya produksi gula dapat ditekan secara signifikan.

“Jika produktivitas petani meningkat, maka harga pokok produksi gula akan turun. Ini akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi petani,” jelasnya.

Program tersebut memerlukan dukungan, dan hasilnya secara kongkrit, kelima kementerian terkaya telah bersedia memberikan dukungan dengan memberikan KUR khusus tebu tanpa plafon.

"Juga ada program Makmur, Himbara, pendanaan asuransi, pupuk, PTPN, RNI, Bulog. Semua adalah ekosistem yang akan membantu petani meningkatkan produktivitasnya," ujar Abdul Gani.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian Ferry Irawan mengatakan, program KUR Khusus memang digunakan untuk beberapa kluster usaha yang membutuhkan pinjaman secara rutin.

"Untuk kebutuhan petani tebu dirasa memang cukup rutin, sehingga pihaknya akhirnya memulai pilot project dalam KUR Kluster tebu di Jatim," ungkap Ferry.

Tahun ini, pihaknya menargetkan penyaluran KUR sebanyak Rp 280 triliun.

Dari yang tercapai Rp 170 triliun, 30 persen di sektor pertanian.

Harapannya, implementasi tersebut nantinya bisa memperlancar kegiatan pertanian, sehingga masa tanam dan masa panen bisa sesuai target dan menghadirkan kinerja produksi gula yang lebih maksimal.

Dia pun berharap bahwa SGN sebagai offtaker dari produk petani bisa bersinergi sehingga proses pendanaan bisa lebih lancar.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved