Berita Surabaya

5 Fakta Konflik Sekolah Petra dan 3 RW di Manyar Surabaya Soal Iuran Keamanan, Kini Sudah Berakhir

Berikut lima fakta tentang konflik sekolah Petra dan 3 RW di Manyar Surabaya, soal iuran keamanan.

|
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
Kompas.com
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memediasi perseteruan SMP Petra Vs RW Manyar 

"Petra luar biasa. Kalau dulu uangnya diberikan kepada RW, sekarang langsung dipegang Petra sendiri. Sehingga eksekusinya langsung oleh Petra sendiri," ujar Cak Eri.

"Sebab, yang selama ini diberikan Petra kepada warga sebenarnya ya buat itu. Sehingga ini bisa menjadi jalan tengah kedua pihak," tambahnya.

3. Konflik Dianggap Selesai

Dengan adanya kesepakatan tersebut, Cak Eri berharap polemik bisa selesai.

"Surabaya ini mengutamakan kekeluargaan. Kalau kemarin ada perbedaan pendapat mungkin hanya salah penafsiran, harapannya mulai sekarang semuanya selesai," harapnya.

"Bagaimana warga bisa merasakan kenyamanan. Sekolah juga bisa menyelenggarakan pendidikan dengan baik," jelas Cak Eri.

Perwakilan warga berharap kesepakatan tersebut menyudahi kegaduhan yang selama ini terjadi. Pengurus RW merasa bahwa mereka disudutkan dalam polemik tersebut.

4. Penjelasan Iuran Keamanan oleh Warga

Ketua RW IV Kelurahan Menur Pumpungan, Lulu Lili Aldjufri Hasan menerangkan bahwa iuran dari 3 RW dan Petra sebenarnya telah berlangsung sejak lama. Keempat elemen warga awalnya bersepakat untuk memberikan kontribusi senilai Rp 32 juta untuk biaya keamanan.

Mencapai total Rp 128 juta setiap bulan, anggaran itu digunakan untuk gaji dan BPJS kesehatan 40 tenaga sekuriti serta kas keamanan. Tiap bulannya, masing-masing sekuriti mendapat gaji senilai Rp 2,7 juta.

"Jumlah sekuriti ini memperhitungkan jumlah KK di 3 RW yang mencapai 1.200 KK. Selain itu, juga untuk pengamanan 8 gerbang perumahan yang selama ini tidak kami tutup," kata Lili.

Memasuki 2024, pengurus RW berniat untuk menaikkan gaji sekuriti dari Rp 2,7 juta menjadi Rp 3 juta. Karenanya iuran dari masing-masing pihak kemudian disesuaikan menjadi Rp 35 juta.

Namun sebelum hal tersebut dilakukan, Petra keberatan dan tidak lagi membayar iuran sejak Maret 2024 lalu. "Memang kalau ditotal bisa mencapai Rp 140 juta. Tetapi itu baru rencana dan belum pernah terjadi," jelasnya.

"Sehingga tidak benar kalau pengurus RW meminta iuran Rp 140 juta per bulan dari Petra saja. Kami meluruskan, bahwa untuk dana keamanan itu merupakan anggaran yang dikumpulkan dari warga di ketiga RW plus Petra," tegas perempuan berjilbab tersebut.

5. Sekolah Petra Berkomitmen Menjalankan Kesepatakan

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved