SURYA Kampus

Sosok Novi Alviana Alumni UHO Kendari yang Ngajar Bahasa Indonesia di Harvard University Amerika

Inilah sosok Novi Alviana, alumni Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari yang jadi pengajar Bahasa Indonesia di Harvard University, Amerika Serikat.

uho.ac.id
Novi Alviana, Alumni UHO Kendari yang Ngajar Bahasa Indonesia di Harvard University Amerika. 

SURYA.co.id - Inilah sosok Novi Alviana, alumni Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari yang jadi pengajar Bahasa Indonesia di Harvard University, Amerika Serikat.

Diketahui, Novi memulai tugasnya pada bulan Agustus 2024 ini.

Ia akan mengajar selama dua semester sampai pada Mei 2025.

Novi menyampaikan hal tersebut dalam satu sesi wawancara dengan Pusat Media beberapa waktu lalu.

Novi merupakan alumni UHO tahun 2015 dari Program Studi Pendidikan bahasa Inggris yang mendapat kesempatan mengajar bahasa Indonesia melalui program Fulbright FLTA (Foreign Language Teaching Assistant). 

Baca juga: Kisah Ivanna Zakiyah, Alumnus Unila yang Jadi Dosen Bahasa Indonesia di Harvard University

Program Fulbright FLTA adalah beasiswa nongelar yang diperuntukkan bagi cendekiawan Indonesia untuk membuka kesempatan bertukar kebudayaan dengan mahasiswa di Amerika Serikat.

Menurut Novi, bukan hanya Harvard yang menjadi tempat untuk pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing.

Terdapat sekitar sepuluh universitas lain di Amerika Serikat seperti Columbia University, University of Pennsylvania, dan Yale University.

Untuk dapat sampai ke pencapaian ini, menurutnya, modal yang sangat perlu dipersiapkan mahasiswa atau alumni agar dapat bersaing di kancah internasional adalah pengalaman dan relasi internasional. Kedua hal ini bisa didapatkan melalui program pertukaran mahasiswa atau melalui komunitas lain di luar kampus.

“Biasanya ada pula komunitas internal kampus yang menyediakan relasi dan jejaring dengan mahasiswa asing di luar,” kata Novi, melansir dari uho.ac.id.

Satu di antaranya adalah SEA-Teacher (Southeast Asia – Teacher).

Ia mengakui, saat berkuliah program SEA-Teacher belum ada. Namun ia menilai program ini dapat dimanfaatkan untuk menjadi jembatan berkarir di dunia internasional.

Modal berikutnya yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan berbahasa asing atau bahasa Inggris.

Keahlian ini bisa dipertajam dengan metode belajar daring atau yang luring.

“Jangan takut untuk mengikuti tes kemampuan bahasa Inggris seperti TOEFL ITP (Test of English as a Foreign Language – Institutional Testing Program) atau IELTS (International English Language Testing System),” tambahnya.

Meskipun ia mengakui, untuk mengikuti tes ini, biayanya tidak murah. Namun itu harus dilakukan untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris yang sudah dimiliki.

Salah satu caranya dengan menyisihkan uang jajan atau berhemat untuk kebutuhan-kebutuhan yang tidak terlalu penting.

Cara lain yang juga dapat ditempuh adalah dengan menjadi freelancer untuk mendapatkan kecukupan dana.

“Jika masih terkendala dana dan ingin mengikuti tes dengan biaya yang lebih terjangkau, Duolingo English Test dapat menjadi pilihan,” ungkapnya.

Membangun jejaring dan berani mengikuti kegiatan di level internasional, merupakan kata kunci yang terus menerus ia tekankan. Mahasiswa harus berinisiatif dalam mengambil peran dan meraih kesempatan di level dunia.

Belajar bahasa Inggris lebih aktif melalui platform digital atau membangun komunitas sesama mahasiswa yang memiliki minat dan mimpi yang sama.

Novi berbagi pengalamannya bersama teman-teman seangkatan dalam membentuk dan terlibat dalam Speaking Club.

Di setiap minggu mereka berkumpul di titik-titik tertentu di sekitar Tugu UHO.

Di sana mereka saling berbagi pengalaman dan berdiskusi dengan menggunakan bahasa Inggris. Kegiatan positif seperti ini diyakininya sangat membantu mahasiswa dalam mengambangkan kemampuan berbahasa asing mereka.

Hal serupa juga dilakukan salah satu alumnus Universitas Lampung (Unila), Ivanna Zakiyah.

Di usianya yang masih muda, Ivanna alumnus Unila berkesempatan untuk menjadi dosen di Harvard University, Amerika Serikat.

Di Harvard University, Ivanna alumnus Unila mengajar Bahasa Indonesia.

Adapun, dirinya berhasil mengajar di Negeri Paman Sam berkat program beasiswa.

Ivanna Zakiyah merupakan awardee program beasiswa Fulbright FLTA (Foreign Language Teaching Assistant).

Melalui Fulbright FLTA, ia berkesempatan mengikuti program di Harvard University selama setahun.

Pada mulanya, ia ingin mengikuti program itu untuk menyebarluaskan budaya Indonesia.

Ivanna ingin para mahasiswa internasional di Harvard University lebih mengenal budaya Tanah Air. ,

Di satu sisi, ia menyukai bidang pendidikan dan bahasa.

Gadis asal Lampung tersebut merupakan alumnus Unila jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP.

Selama kuliah, dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, Ivanna pernah mengikuti SEA Teacher Program di Cebu, Filiphina.

Saat mengikuti program tersebut, ia belajar mengajar bahasa Inggris untuk murid dari latar belakang yang berbeda-beda.

Pengalaman tersebut membuatnya ingin terus mempelajari budaya dan bahasa.

Setelah menyelesaikan studi di Unila tahun 2019, Ivanna dan temannya fokus mendirikan kursus bahasa Inggris @withenglish.id bersama temannya.

"Aku tertarik karena program Fulbright FTLA ini unik dan sesuai background aku di pendidikan, selain mengajar Bahasa dan budaya Indonesia, aku juga bisa belajar dengan mengaudit kelas di Harvard University," terang Ivanna kepada Kompas.com, Kamis (26/10/2023).

Ivanna menerangkan, program Fulbright FTLA ini merupakan program satu tahun yang memberinya kesempatan mengajar kelas non-kredit di Ash Center for Democratic Governance and Innovation, Harvard Kennedy School.

"Sistem kelasnya non-kredit open lecture, terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar Bahasa Indonesia dari daerah Boston, yang belajar ada yang dari Harvard, Boston University, dan lain-lain," papar Ivanna.

Dia menambahkan, di Harvard juga ada kelas Bahasa Indonesia kredit di Departemen South Asian Studies dengan dosen pengampu Ibu Sakti.

Ivanna Zakiyah, alumnus Unila yang berkesempatan untuk menjadi dosen di Harvard University
Ivanna Zakiyah, alumnus Unila yang berkesempatan untuk menjadi dosen di Harvard University (Instagram/ivannakoes via Kompas.com)

Selama menjalani program ini, Ivanna aktif mengobservasi kelas Bahasa Indonesia Ibu Sakti di Harvard Faculty of Arts (South Asian Study) dan terus belajar cara mengajar BIPA dengan efektif dari beliau.

Selama mengajar Bahasa Indonesia di Harvard University, mahasiswa yang mengikuti kelas tersebut karena tertarik dan biasanya ada rencana penelitian di Indonesia seperti meneliti Orang Utan, meneliti film Asia, dan lain-lain.

Ada juga yang heritage learner karena memiliki keluarga orang Indonesia.

"Mahasiswa di sini sangat antusias saat aku berbagi tentang Indonesia.

Mahasiswa yang ikut kelas kebanyakan bukan asli Amerika karena di Harvard banyak pendatang dari berbagai negara," imbuh Ivanna.

Selama mengikuti program ini, Ivanna juga bisa menikmati berbagai fasilitas seperti museum, perpustakaan dan mengikuti seminar-seminar.

Terkait program Fulbright FLTA yang diikutinya, ternyata memberikan banyak benefit.

Mulai dari tiket pesawat, asuransi kesehatan, tunjangan stipend bulanan, seminar, konferensi dan kegiatan lainnya dan bebas biaya kuliah.

Program Fulbright FLTA yang diikuti Ivanna adalah program non-degree untuk guru bahasa Inggris dan guru BIPA.

Syarat untuk mendaftar program ini yakni skor IELTS minimal 6.5 dan TOEFL ITP minimal 550 serta pengalaman mengajar minimal 1 tahun.

Bagi pendaftar yang bukan dari Jurusan Pendidikan, Fulbright juga membuka program S2 dan S3 dan program non-degree lainnya.

Jika kamu berencana mencoba beasiswa Fulbright, selain di Harvard, kamu juga punya kesempatan kuliah di kampus Ivy League lainnya.

Seperti Yale University, Columbia University dan Universitas Pennsylvania.

Ivanna pun memberi tips bagi mahasiswa atau masyarakat pada umumnya yang akan mengikuti program serupa.

"Bisa mempersiapkan persyaratannya dari sekarang, seperti sertifikat bahasa Inggris (TOEFL) dan menulis essay.

Program ini biasanya dibuka bulan Januari," beber Ivanna.

Selain mengajar dan mengambil dua kelas di Harvard University, Ivanna berencana menjadi Literacy Volunteers of Massachusetts untuk mengajar basic literacy to adults and English to Speakers of Other Languages (ESOL).

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved