Grahadi

Berita Kota Surabaya

Inovasi SIAPA PEKA Untuk Cegah Perkawinan Anak, Pemprov Jatim Raih Penghargaan Dari Unicef

Selain bahaya gadget, PR daerah dalam tumbuh kembang anak adalah angka perkawinan dini yang masih harus diturunkan bahkan ditiadakan.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Deddy Humana
surya/Yusron Naufal Putra (yusronnaufal8)
PJ Gubernur Jatim, Adhy Karyono memberikan apresiasi kepada sejumlah anak dalam kegiatan peringatan Hari Anak Nasional 2024 Provinsi Jawa Timur di Hotel Novotel Samator, Jumat (26/7/2024). 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Pemprov Jawa Timur mendapat penghargaan dari UNICEF lantaran inisiatif dalam menciptakan inovasi Sistem Informasi Digital Pencegahan Perkawinan Anak atau SIAPA PEKA.

Penghargaan itu diterima oleh PJ Gubernur Jatim, Adhy Karyono dalam momentum peringatan Hari Anak Nasional 2024 Provinsi Jawa Timur di Hotel Novotel Samator, Jumat (26/7/2024).

Penghargaan itu diserahkan oleh Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia, Tubagus Arie Rukmantara. Sebagai informasi, SIAPA PEKA dapat diakses melalui laman opendata.jatimprov.go.id.

Aplikasi itu berbasis pendekatan open data, program ini dibuat sebagai sumber informasi tingkat perkawinan dini di daerah dan diharapkan dapat mempercepat penurunan kasus perkawinan anak di Jawa Timur.

"Jawa Timur terus berupaya untuk menjadi daerah yang layak untuk tumbuh kembang anak. Kita kolaborasi, kerjasama dengan banyak pihak. Alhamdulillah upaya ini akhirnya diapresiasi oleh UNICEF," kata Adhy Karyono.

Di hadapan para peserta yang hadir, Adhy mengingatkan bahaya yang bisa dibawa oleh teknologi informasi seperti gawai. Karena di era sekarang, tantangan tumbuh kembang justru bisa datang dari gadget.

Meskipun sebetulnya gadget bermanfaat untuk membuka banyak pengetahuan. "Tetapi kenyataannya, banyak konten yang bisa menimbulkan konflik seperti fitnah dan bullying. Jadi harus hati-hati," ucap Adhy.

Tanggungj awab semacam ini juga harus diemban oleh para orangtua. Mereka memiliki kewajiban untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila untuk mencegah hal-hal yang berpotensi membahayakan generasi penerus Indonesia.

Selain bahaya gadget, PR daerah dalam tumbuh kembang anak adalah angka perkawinan dini yang masih harus diturunkan bahkan ditiadakan. Tidak hanya itu, penting untuk menjaga asupan gizi serta kualitas pendidikan setiap anak.

Semua ini ditegaskan penting, sebab mereka yang akan mewujudkan Indonesia Emas 2045. Artinya, tongkat estafet kepemerintahan negara berada di tangan anak-anak sekarang.

"Jumlah anak di Jawa Timur hampir 10 juta. Maka nanti yang meneruskan pembangunan ke depan, yang menjadi pejabat dan tokoh masyarakat setempat adalah anak-anak ini. Jadi mereka ini harus kita jaga," ujar Adhy. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved