Pembunuhan Vina Cirebon
Psikolog Pemeriksa Pegi Setiawan Kaget Hasilnya Dibaca di Sidang, Kesimpulan Manipulatif Belum Final
Terungkap pengakuan psikolog yang memeriksa Pegi Setiawan setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus Vina Cirebon.
SURYA.CO.ID - Terungkap pengakuan psikolog yang memeriksa Pegi Setiawan setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus Vina Cirebon.
Pemeriksaan psikologi ini sempat menjadi polemik setelah dibacakan tim kuasa hukum Polda Jabar dalam sidang praperadilan Pegi Setiawan di Pengadilan Negeri Bandung, beberapa waktu lalu.
Salah satu hasil pemeriksaan psikologi ini menyebut Pegi Setiawan memiliki kecenderungan untuk berbohong atau menutupi kejadian yang sebenarnya dan manipulatif.
Banyak pihak yang menyayangkan Polda Jabar menggunakan hasil tes psikologi ini sebagai senjata untuk menjerat Pegi Setiawan.
Dan setelah hakim PN Bandung Eman Sulaeman membebaskan Pegi Setiawan dari status tersangka kasus Vina, kebenaran hasil tes psikologi ini dipertanyakan.
Baca juga: Selain Kompol Agus Mujianto yang Perlakukan Pegi Setiawan Baik, Ini 3 Sosok Polisi yang Disanjung
Apalagi setelah melihat sosok Pegi Setiawan yang ternyata jauh dari kesan yang disebutkan dari hasil tes psikologi tersebut.
Banyak pihak lalu mempertanyakan siapa di balik tim psikolog yang melakukan tes psikologi terhadap Pegi Setiawan.
Dalam channel Youtube diskursus net, psikolog yang melakukan tes psikologi terhadap Pegi angkat bicara.
Dia adalah Nurafni, psikolog dari Pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) Jawa Barat Nurafni.
Nurafni menjelaskan pemeriksaan psikologi bukan untuk menyerang atau mengadili seseorrang.
Tim psikolog memeriksa seseorang dalam konteks hukum bila ada permintaan dari aparat penegak hukum.
"Hasilnya Pro Justicia," kata Nurafni dikutip TribunJakarta.com dari akun Youtube Diskursus.net, Senin (15/7/2024).
Tim Psikolog saat itu mendapatkan permintaan untuk memeriksa Pegi Setiawan yang telah berstatus tersangka.
Ia menyebutkan pemeriksaan Pegi Setiawan sebenarnya masih berjalan dan belum selesai.
"Apakah manipulatif, apakah tidak konsisten itu belum terlihat. Pemeriksaan psikologi itu ilmu perilaku dan mental," kata Nurafni.
"Ada perilaku ini, tapi belum begitu jelas di balik proses mentalnya apa," sambung Nurafni.
Ia mengungkapkan munculnya sikap tersebut bisa terjadi bila terperiksa belum nyaman dengan tim psikologi.
Dugaan lainnya, bila terperiksa belum memiliki kepercayaan dengan tim pemeriksa.
"kalau nervous jadinya tidak keluar, bahkan mungkin keluar ya proses mental di belakang belum terlihat," kata Nurafni.
Oleh karena itu, ia mempertanyakan apakah hasil psikologi itu boleh dibacakan dalam sidang praperadilan. Pasalnya, kata Nurafni, secara kode etik profesi tidak dapat dibacakan.
"Karena dinamika secara psikologi makhluk hidup dinamis," ujarnya.
Bahkan, Nurafni mengaku tidak terpikir hasil psikologi tersebut untuk kebutuhan praperadilan melainkan sidang pengadilan.
"Saya justru bertanya apakah boleh karena ini orangnya ditangkap, yang berhak untuk status tersangka, korban dan saksi bukan kami," imbuh Nurafni.
Apakah hasil tes psikologi itu boleh dibacakan di persidangan?
Menurutnya, secara kode etik sebenarnya tidak begitu.
"Ya, kami di sini ada dinamika secara psikologinya. Karena ini maklum hidup yang dinamis. seharusnya tidak dipoin-kan," katanya.
Nurafni mengaku tidak menduga Polda Jabar akan membacakan hasil tes psikologi Pegi itu di dalam sidang praperadilan.
Saat ditanya responnya saat itu, Nurafni mengaku kaget karena hasil tes psikologinya bukan untuk men-judge seseorang.
"Bagaiamanapun kami punya kode etik," katanya.
Nurafni juga mengaku baru kali ini hasil tes psikologi yang dilakukannya dibacakan di sidang praperadilan.
"Saya waktu dengar itu dibacakan. Cara membacakan ini. Sebetulnya pemeriksaan masih berjalan," katanya.
Meski begitu, Nurafni tidak mau mengaku apakah dia kecewa dengan Polda Jabar karena hal ini.
"Jadinya mengikat pada profesi saya. Kami tidak boleh mengumbar," tegasnya.
Tabiat Pegi Diungkap Polda Jabar

Sebelumnya, tim Hukum Polda Jawa Barat menyebut ada indikasi bahwa Pegi Setiawan merupakan seorang manipulatif.
Hal itu didapat dari tes psikologi yang dilakukan Polda Jawa Barat terhadap tersangka pembunuhan Vina Cirebon, Pegi Setiawan.
Hasil tes psikologi tersebut diuraikan oleh Kabid Hukum Polda Jabar, Kombes Pol Nurhadi Handayani dalam sidang praperadilan Pegi Setiawan yang digelar di Pengadilan Negeri Jawa Barat pada Selasa (2/7/2024) seperti dikutip dari TribunJabar.
Nurhadi menjelaskan tujuan dilakukannya tes psikologi terhadap Pegi untuk memperoleh gambaran tentang kondisi psikologisnya.
Di dalamnya meliputi aspek intelegensi, kepribadian, dan status mental dalam rangka menetapkan kompetensi tersangka untuk memberikan keterangan dan mempertanggungjawabkan pada suatu tindak pidana.
Kata Nurhadi, hasil pemeriksaan psikologis terhadap Pegi, akan digunakan untuk kepentingan penegakan hukum yang dilakukan dalam kasus tindak pidana pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon pada 2016.
Dari hasil pemeriksaan psikologis forensik tersebut diperoleh gambaran tentang aspek intelegensi, kepribadian, dan status mental.
Gerak-gerik Pegi Setiawan saat pemeriksaan pun disorot oleh tim psikologis. Menurut Nurhadi Pegi kerap menggaruk kepala, kontak mata kurang terjaga, atau cenderung menghindari kontak mata dan cenderung gelisah.
Sehingga menurut Nurhadi, dari hasil pemeriksaan psikologis, Pegi Setiawan memiliki kecenderungan untuk berbohong, atau menutupi kejadian yang sebenarnya dan manipulatif.
Sebab ditemukan beberapa perbedaan cerita antara Pegi Setiawan dengan ayah kandungnya pada saat ditanyakan tentang peristiwa yang sama di antara keduanya.
"Bahwa dalam diri Pegi Setiawan ada sikap kecenderungan untuk berbohong, atau menutupi kejadian yang sebenarnya dan manipulatif. Ditemukan beberapa perbedaan cerita antara Pegi Setiawan dengan ayah kandungnya pada saat ditanyakan tentang peristiwa yang sama di antara keduanya," tambahnya.
Pada saat Pegi ditanyakan mengenai peristiwa Cirebon 2016, dia menjawab tidak tahu.
Tapi, saat dilakukan pemeriksaan dengan data-data dan ditunjukkan foto korban, terjadi perubahan emosi pada diri tersangka.
"Sehingga tergambar adanya indikasi bahwa Saudara Pegi Setiawan mengetahui peristiwa tersebut di atas. Akan tetapi untuk lebih mengetahui secara mendalam perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan," katanya.
Tak hanya itu, kecenderungan berbohong juga ditunjukkan Pegi saat ditanya soal Sudirman, salah satu terpidana kasus Vina Cirebon.
"Pada pemeriksaan pertama, Saudara Pegi Setiawan tidak mengenalnya. Akan tetapi, pada saat pemeriksaan kedua, Saudara Pegi Setiawan mengaku mengenal Saudara Sudirman karena teman sekolahnya. Bahwa Saudara Pegi Setiawan memiliki karakter manipulatif dan Saudara Pegi Setiawan dapat dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan yang dilakukannya," ucapnya.
Hingga berita ini tayang, tim hukum Polda Jabar masih membacakan jawaban atas gugatan dari pihak tim kuasa hukum Pegi Setiawan atau pemohon.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Polda Jabar Sebut Pegi Manipulatif, Psikolog yang Periksanya Angkat Suara Bahkan Eks Wakapolri
psikolog
Pegi Setiawan
Pegi Setiawan Bebas
Polda Jabar
kasus Vina Cirebon
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Ingat Sudirman Terpidana Kasus Vina Cirebon yang Ditembak Peluru Karet? Tiba-tiba ke Rumah Sakit |
![]() |
---|
7 Terpidana Kasus Vina Cirebon Bisa Lolos Pidana Seumur Hidup dengan Remisi Perubahan, Jutek Beraksi |
![]() |
---|
Kondisi Miris Sudirman Terpidana Kasus Vina Cirebon Usai PK Ditolak, Otto Hasibuan: Harus Dicek |
![]() |
---|
2 Jalan agar Terpidana Kasus Vina Cirebon Bisa Lolos Hukuman Seumur Hidup, Ini Kata Otto Hasibuan |
![]() |
---|
Kabar Baik 7 Terpidana Kasus Vina Cirebon Bisa Lolos Hukuman Seumur Hidup, Otto Hasibuan Kaji 2 Hal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.