Lipsus UKT Universitas di Jatim

Anak Buruh Tani Diterima Kuliah di Poltek Jember Berbekal Tutorial YouTube dan TikTok Sebelum Tes

Anak buruh tani ini dinyatakan lolos masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) jenjang Diploma 3 Program Studi Ilmu Komputer Politeknik Negeri Jember

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Fatkhul Alami
Surabaya.tribunnews.com/Imam Nahwawi
Siti Mujijatul Mu'amanah Tria (kiri) dan ibunya Sumarti sumringah saat ditemui di rumahnya di Desa Sidodadi, Kecamatan Tempurejo, Jember. 

SURYA.co.id | JEMBER -  Siti Mujijatul Mu'amanah Tria, tampak bahagia ketika menerima kabar dirinya diterima masuk Politeknik Negeri Jember (Polije) lewat jalur pendaftaran Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2024.

Anak buruh tani ini dinyatakan lolos masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) jenjang Diploma 3 Program Studi Ilmu Komputer Politeknik Negeri Jember.

Gadis berusia 18 tahun itu lolos masuk Politeknik Negeri Jember hanya berbekal belajar lewat tutorial dari Youtube dan Tiktok sebelum mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).

Saat ditemui, wanita berhijab ini sedang duduk santai bersama ibu di rumahnya di Desa Sidodadi, Kecamatan Tempurejo, Jember, Sabtu (22/6).

Kondisi rumah wanita yang akrab disapa Tria ini cukup sederhana, meskipun bangunannya terbuat dari tembok. Bahkan di belakang rumahnya juga masih terdapat lima ekor kambing.

Perempuan lulusan SMK Hidayatulah Mubtadiin Tempurejo, Jember ini, tidak sungkan menunjukan sertifikat perolehan skor hasil Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (BNPMB) UTBK 2024.

Berdasarkan data, Tria mendapatkan skor 540, 45 pada kemampuan penalaran umum, 492,46 kemampuan kuantitatif, 531,54 untuk pengetahuan dan pemahaman umum serta 529,55 pada kemampuan memahami bacaan dan menulis.

Tes penalaran matematika, gadis kelahiran 2006 ini mendapatkan skor 445, 38 dan literasi Bahasa Indonesia dapat skor 491, 28 dan literasi Bahasa Inggris 484, 64.

"Tidak nyangka bisa lolos seleksi, sebab banyak yang tidak sempat terisi karena kalau saya tidak bisa mengerjakan, soalnya itu saya lewati pertanyaannya dan waktunya pun tidak nutut saat itu, soalnya waktunya pun juga batasi. Sehingga tidak kepikiran bakal diterima atau tidak," aku Tria.

Menurut Tria, seluruh persiapan utama belajar sebelum ujian tes tulis masuk perguruan tinggi berlangsung, dia mengaku banyak mencari informasi SNBT di semua platform media sosial (medsos).

"Saat itu saya melihat cara di google, tutorial di Youtube dan Tiktok dan semua s osmed. Kemudian dari tutorial itu saya tulis kembali di buku tebal sebagai pedoman menjawab pertanyaan UTBK," cetus Tria.

Tria mengaku, saat SNBT 2024, sebenarnya juga mendaftar di Jurusan Informatika, dan Sistem Informasi di Universitas Jember serta Program Studi Informatika Politeknik Negeri Jember.

"Tapi yang keterima di jurusan Ilmu Komputer Poltek. Saat bisa diterima perasaan saya senang pokoknya, apalagi dapat sport keluarga dan juga guru di sekolah jadinya tambah senang," urainya.

Gadis berkaca mata ini mengaku nekat kuliah meskipun dari keluarga anak petani. Karena, dia menilai lulusan perguruan tinggi punya peluang banyak untuk mendapatkan lapangan pekerjaan.

"Jadi lowongan pekerjaan lebih banyak ketimbang pas waktu SMK. Jadi meskipun diawal itu banyak pengeluaran, tetapi akhirnya kan bisa cari penghasilan yang lebih banyak," tutur Tria lagi.

Tria mengaku, mengikuti seleksi nasional masuk perguruan tinggi ini menggunakan program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K). Sehingga semua proses ujian dilakukan secara gratis.

"Sebenarnya tahap selanjutnya sudah proses daftar ulang sejak 21 Juni. Tetapi untuk KIP-K masih belum dibuka aksesnya untuk daftar ulang, jadi masih menunggu katanya mau ada survei," paparnya.

Sumarti, ibu dari Tria mengaku bangga karena putri bungsunya bisa diterima di kampus negeri. Sebab di perguruan tinggi penyaringannya sangat ketat terhadap para pendaftar.

"Karena kedua orang tuanya hanya buruh tani yang kerja di ladang orang lain tapi anaknya bisa kuliah pasti bangga. Sehingga kami sebagai orang dua hanya bisa memberi doa dan dukungan," tanggapnya.

Meskipun kuliah putrinya dibiayai negara, Sumarti mengaku tetap menyiapkan lima ekor kambing yang siap dijual kapan saja, untuk menambah akomodasi biaya anaknya selama mencari ilmu di kampus.

"Jadi itu tabungannya berupa kambing kalau butuh dana mendadak, ya kambing itu tinggal dijual," imbuhnya.

Meskipun demikian, Sumarti berharap pihak kampus dan pemerintah tidak mempersulit persyaratan putrinya untuk bisa kuliah gratis lewat beasiswa KIP-K.

"Harapannya kepada pemerintah bisa meringankan anak saya dan memudahkan syarat selama kuliah nanti pokoknya yang paling ringan dan paling mudah," pungkasnya. (Imam Nawawi)

 

Sumber: Surya Cetak
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved