Polwan Bakar Suami di Mojokerto
Kasus Polwan Bakar Suami, WCC Jombang Desak Polri untuk Penuhi Hak Perlindungan Perempuan dan Anak
WCC Jombang mendesak Polri agar memberikan hak dan perlindungan anak sepenuhnya dalam kasus KDRT polwan bakar suami di Mojokerto
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | JOMBANG - Woman Crisis Center (WCC) Jombang mendesak Polri agar memberikan hak dan perlindungan anak sepenuhnya dalam kasus KDRT polwan bakar suami di Mojokerto.
Direktur Eksekutif WCC, Ana Abdillah, menyatakan pihaknya mendukung langkah Polda Jatim, yang memberikan hak dan perlindungan anak dengan penangguhan penahanan terhadap tersangka Briptu FN.
"Kalau dalam kondisi memberikan ASI bisa saja penangguhan penahanan. Kondisinya masih memberikan ASI, karena itu hak anak. Dan hak anak mendapatkan kasih sayang dari ibunya. Jangan kemudian ibunya menjadi tersangka, kemudian merenggut hak anak apalagi kondisinya masih balita," jelasnya kepada Surya.co.id, Senin (10/6/2024).
Baca juga: Analisa Pakar Psikologi Kasus Polwan Bakar Suami yang juga Polisi di Mojokerto
Ia menegaskan penangguhan penahanan ini dapat memberikan hak dan perlindungan anak untuk memperoleh kasih sayang dari seorang ibu.
"Sangat setuju, dengan tidak ditahannya di ibu artinya kepolisian itu sensitif juga dalam pemenuhan hak-hak perempuan dan anak. Karena disatu sisi dia tersangka, tetapi juga sebagai korban lho. Memastikan pemulihan psikologis," bebernya.
Penangguhan penahanan terhadap tersangka Briptu FN terlepas dari statusnya sebagai anggota Polri.
"Tidak, tapi ini diletakkan pada kerangka hak asasi perempuan sebagai hak asasi manusia. Dan ini juga hak anak," ucap Ana Abdillah.
Menurut dia, sistem peradilan pidana terkait KDRT mulai dari pemeriksaan di Kepolisian, Kejaksaan hingga nanti putusan juga harus dipastikan bahwa potensi diskriminatif terutama dalam merespon permasalahannya.
"Memastikan bahwa mekanisme peradilan itu betul-betul berorientasi untuk kepentingan terbaik bagi si anak. Karena ke depan dia punya masa depan masih lama, dan yang merawat adalah ibunya," cetusnya.
Dikatakan Ana, pihaknya telah berkoordinasi dan siap memberikan bantuan hukum secara gratis sampai persidangan hingga putusan.
"Kasus ini kan diambil alih Polda Jatim, kita siap memberikan bantuan hukum gratis. Yang jelas bahwa kita mendukung pemulihan psikologis si istri dan juga anak-anaknya. Artinya, apapun kondisi dan situasinya kami sadari betul bahwa dia sebagai kapasitas tersangka di sini juga korban," ungkapnya.
Ditambahkannya, pihaknya menduga kasus KDRT yang merenggut korban meninggal tidak hanya dari faktor ekonomi, namun ada juga faktor lain seperti ketidakterbukaan, rasa tidak menghargai, komunikasi dan lainnya.
"Harus dipastikan juga pembuktian apakah ada situasi darurat, atau alasan pembenar atau pemaaf kan harus nanti dibuktikan di persidangan. Karena saya yakin, tidak serta merta orang itu melakukan tindak pidana. Peristiwa yang terjadi pasti ada riwayat-riwayat yang melatarbelakangi," pungkasnya.
Running News
TribunBreakingNews
polwan bakar suami
Mojokerto
WCC Jombang
SURYA.co.id
Mohammad Romadoni
Berkas Jaksa Tak Siap, Sidang Tuntutan Kasus Polwan Bakar Suami di Mojokerto Ditunda |
![]() |
---|
Polwan Pembakar Suami Menangis di PN Mojokerto, Ibu Mertua Akui Dampingi Anaknya Sampai Meninggal |
![]() |
---|
Doa Bersama Mengenang Briptu Rian, Kapolres Jombang: Almarhum Sosok Baik dan Bertugas Tepat Waktu |
![]() |
---|
Kasus Polwan Bakar Suami, Pakar Psikologi Untag: Anak-Anak Pelaku Harus Tetap Dapat Pendampingan Ibu |
![]() |
---|
Analisa Pakar Psikologi Kasus Polwan Bakar Suami yang juga Polisi di Mojokerto |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.