Berita Surabaya

PT Investasi Hijau Selaras dan PT Setia Kawan Makmur Sejahtera Bangun PLTS Atap di Tulungagung

Industri daur ulang sampah kertas di Tulungagung, PT Setia Kawan Sejahtera, melakukan penandatangan kerja sama pembangunan PLTS Atap.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
ist
Kepala Produksi PT Setia Kawan Sejahtera Calvin Handoko yang mewakili Direktur PT Setia Kawan Makmur Sejahtera William Djunaidy dengan Direktur PT Investasi Hijau Selaras, Thio Ariyanto, saat menunjukkan PLTS yang mereka bangun bersama. 

Saat ini menurut peraturan pemerintah yang ada, ijin PLN akan dikeluarkan di bulan Juni.

"Jadi kami berharap PLN memberikan support kepada kami dengan mengeluarkan ijin di bulan Juni. Setelah penandatanganan ini kami akan mendatangi PLN UP3 Kediri untuk memasukkan Surat permohonan pembangunan PLTS Atap di PT Setia Kawan Sejahtera Makmur. Setelah itu baru pembangunan dilakukan,” papar Thio Ariyanto.

Ia memperkirakan, pembangunan akan membutuhkan waku sekitar 5-6 bulan dan PLTS Atap sudah mulai beroperasi di bulan Desember.

PLTS Atap dibangun di atap pabrik dengan luas sekitar 1,5 hektare dengan jumlah 3.400 panel Surya.

Luasan ini masih dimungkinkan untuk dikembangkan lagi.

“Ini adalah projek pertama kali di Tulungagung. Harapannya akan semakin banyak industri lain di Kediri dan Tulungagung yang mengikuti jejak Setia Kawan,” terangnya.

Saat ini, industri yang menggunakan panel surya di seluruh Indonesia sudah semakin banyak seiring gencarnya isu global warming dan ekonomi hijau.

“Saat ini, kami tengah menggarap konstruksi untuk 10 proyek PLTS Atap yang berlokasi di Sumatra, Jawa hingga Bali. Sementara Jatim sampai sekarang ada sekitar 5 industri yang telah menggunakan jasa kami,” tambah Thio.

Ada banyak alasan industri mau berinvestasi dalam membangun PLTS Atap, di antarnya adanya kewajiban yang harus dipenuhi karena ketika menjual produknya harus ada program EBT.

Juga ada yang untuk mengangkat citra industrinya di mata masyarakat mengingat perusahaan tersebut berstatus Tbk, dan ada juga yang bertujuan penghematan.

“Tetapi yang terbanyak adalah karena dorongan global. Semua tahu bahwa global warming adalah isu yang dihadapi semua orang dan semua orang berupaya memberikan sumbangsih mengurangi emisi yang diproduksi,” pungkas Thio.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved