Saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk Berubah dari 'Cacing' Hingga Jadi 'Naga'

Awal Agustus 2025, saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk atau $DADA, sempat nyaris terlupakan.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
DADA via Kontan.co.id
SAHAM DADA - Ilustrasi proyek Dave Apartment yang dikembangkan PT Diamond Citra Propertindo Tbk. Harga saham Perseroan yang melantai di pasar bursa dengan kode DADA ini melonjak dari Rp 7 menjadi Rp 16 per lembar. 

SURYA.co.id | SURABAYA – Awal Agustus 2025, saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk atau $DADA, sempat nyaris terlupakan.

Diperdagangkan hanya di kisaran Rp 7 per lembar, pergerakannya sunyi tanpa sorotan berarti.

"Namun dalam hitungan hari, situasi berubah drastis. Harga saham melonjak dari Rp 7 menjadi Rp 16 per lembar. Sementara antrean beli (bid) mencapai lebih dari 12 juta lot, fenomena langka yang biasanya hanya terjadi pada saham-saham primadona incaran investor besar," kata Rendy Yefta, pengamat pasar modal, dalam rilisnya, Selasa (19/12/2025).

Rendy mengungkapkan, yang lebih mengejutkan, di pasar negosiasi (nego) $DADA tercatat berpindah tangan pada harga Rp 45 per lembar.

Volume transaksinya bukan ratusan, melainkan puluhan ribu lot. Padahal di pasar reguler harga masih berada di Rp 16.

Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar, siapa yang rela membayar 300 persen lebih mahal di balik layar, jika bukan investor kakap yang melihat prospek luar biasa di depan?

"Pasar modal Indonesia pernah menyaksikan transformasi PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI). Dari saham recehan yang diremehkan, berubah menjadi primadona bursa setelah aksi korporasi besar terungkap — memberikan keuntungan berlipat bagi investor awal," jelas Rendy.

Kini, pola itu tampak terulang pada $DADA, yaitu Lonjakan harga dalam waktu singkat.

Antrean beli menebal hingga jutaan lot.

Transaksi nego di harga jauh lebih tinggi. Isu masuknya mitra strategis global yang semakin kencang terdengar.

“Dengan adanya partner strategis berskala global, nilai tambah jangka panjang bagi perseroan akan meningkat, sekaligus memperluas daya saing saham $DADA,” ungkap Rendy.

Fenomena backdoor listing kini kembali menjadi sorotan.

Strategi ini kerap melahirkan lonjakan harga saham yang spektakuler, namun juga menyimpan risiko jika tidak dikawal analisis mendalam.

“Fenomena ini memang menjanjikan, tetapi investor tetap perlu bijak membaca peluang dan memastikan fundamental yang mendasarinya,” tambah Michael Wijaya dari komunitas saham @ber_investasi.

Satu hal yang jelas, pasar tidak pernah berbohong.

Antrean beli 12 juta lot dan transaksi nego di harga 300 persen lebih tinggi menjadi sinyal kuat bahwa $DADA tengah diburu banyak pihak.

"Dari saham yang dulu dipandang sebelah mata, kini $DADA berpotensi besar berevolusi — dari “cacing” menjadi “naga” di bursa Indonesia," pungkas keduanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved