PLN NP Ubah Limbah Kelapa Sawit Jadi Bahan Bakar Cofiring PLTGU Belawan Sumut

PLN NP meluncurkan bio Compressed Natural Gas (BioCNG) pada Gas Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Belawan.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
PLN NP
Foto landscape PLTGU Belawan yang berada di Sumatera Utara. PLN Nusantara Power berhasil menerapkan cofiring BioCNG yang pertama di Indonesia dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit dan berpotensi menghasilkan listrik hijau sebesar 478 Gigawatthour (GWh). 

SURYA.co.id | SURABAYA – PT PLN Nusantara Power (PLN NP) meluncurkan bio Compressed Natural Gas (BioCNG) pada Gas Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Belawan Sumatera Utara.

Inovasi pertama di Indonesia ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas penggunaan BioCNG sebagai bahan bakar alternatif dalam pembangkit listrik.

Bahan material dari BioCNG ini berasal dari pemanfaatan limbah kelapa sawit yang berada di Sumatera Utara.

Cofiring BioCNG ini menjadi momentum penting dalam mencapai NZE di tahun 2060 yang ditandai dengan hadirnya Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Prof Dr Eng Eniya Listiani Dewi BEng MEng IPU, serta Direktur Teknologi, Enjiniring, dan Keberlanjutan PT PLN (Persero) E Haryadi.

Eniya menyampaikan apresiasi yang besar terhadap kinerja positif dalam menghadirkan inovasi BioCNG yang pertama di Indonesia ini.

"Saya sangat mengapresiasi cofiring BioCNG pertama di Indonesia oleh PLN Nusantara Power ini sebagai upaya membangun energi baru terbarukan (ebt) di sektor pembangkitan. Hal ini sejalan dengan hasil bauran ebt pada semester 1 sebesar 14,5 persen melalui BioCNG ini akan menambah bauran ebt khususnya yang berada di Sumatera Utara", terang Eniya.

Direktur Teknologi, Enjiniring, dan Keberlanjutan PT PLN (Persero) E Haryadi, menambahkan, peluncuran cofiring BioCNG ini adalah aksi nyata, bukan sekadar wacana sebagai upaya mempercepat NZE di tahun 2060 serta mewujudkan Nusantara yang lebih hijau.

"Melalui integrasi BioCNG sebagai bahan bakar alternatif, PLN berhasil mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan sekaligus mendayagunakan limbah organik menjadi energi bersih. Ini adalah praktik ekonomi sirkular yang memberi manfaat lingkungan, sosial, dan ekonomi," tambah Haryadi.

Indonesia, sebagai produsen utama kelapa sawit di dunia, memiliki potensi besar untuk mengelola limbah kelapa sawit, yang jika tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber pencemaran lingkungan.

Namun, dengan pengolahan yang tepat, limbah ini dapat dikonversi menjadi BioCNG, solusi energi terbarukan yang ramah lingkungan dan berpotensi besar untuk menggantikan LNG yang harganya fluktuatif.

Cofiring BioCNG pada Gas Turbin PLTGU Belawan di Sumatera Utara merupakan salah satu langkah strategis perusahaan dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, sekaligus mengurangi jejak karbon di sektor ketenagalistrikan.

BioCNG, yang berasal dari pengolahan limbah POME (Palm Oil Mill Effluent) atau limbah cair kelapa sawit, merupakan sumber energi terbarukan yang carbon-neutral.

Dengan kandungan metana yang tinggi, BioCNG mampu menggantikan sebagian kebutuhan gas alam dalam pembangkit listrik, sehingga dapat mengurangi emisi karbon dan mendukung keberlanjutan energi terbarukan nasional.

Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah menyatakan melalui penerapan BioCNG dalam cofiring ini, PLN NP melakukan pembuktian teknis penggunaan BioCNG pada Gas Turbin PLTGU Belawan,

"Di samping PLN NP menggunakan LNG sebagai bahan bakar. Melalui cofiring BioCNG, kami melihat potensi dari limbah kelapa sawit yang bisa digunakan menjadi biomassa. Kami kalkulasi potensi kedepan listrik yang dihasilkan dari BioCNG ini cukup besar. Hal ini kami lakukan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dan efisiensi energi yang berdampak secara signifikan terhadap kualitas udara yang lebih baik serta emisi karbon yang lebih rendah", terang Ruly.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved