Grahadi

Kecelakaan Bus Study Tour SMP

Bus SMP PGRI 1 Wonosari Malang Kecelakaan, Pj Gubernur Jatim Perketat Pengawasan Bus Pariwisata

Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono, menaruh perhatian terkait terjadinya kecelakaan bus rombongan study tour SMP PGRI 1 Wonosari Malang

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: irwan sy
kolase surya.co.id
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono saat diwawancara di Gedung Negara Grahadi, Rabu (22/5/2024). Anggota PJR Polda Jatim melakukan olah TKP di lokasi kecelakaan bus rombongan Study Tour SMP PGRI 1 Wonosari Malang menabrak truk pengangkut gabah di Tol Jombang-Mojokerto, KM 695.400 jalur A, Senin (21/5/2024), pukul 23.45 WIB, 

SURYA.co.id | SURABAYA - Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono, menaruh perhatian terkait terjadinya kecelakaan bus rombongan study tour SMP PGRI 1 Wonosari Malang di KM 695.400 Tol Jombang-Mojokerto Selasa (21/5/2025) malam.

Dalam wawancara seusai pengukuhan Ketua Mabida Pramuka Jatim di Gedung Negara Grahadi, Rabu (22/5/2024), Adhy menegaskan bahwa kecelakaan ini harus menjadi evaluasi bersama.

Adhy menyatakan studi tur sekolah memang ada nilai pentingnya, namun yang harus lebih diutamakan adalah keselamatan rombongan.

“Tentu kami turut prihatin dengan laka bus yang membawa rombongan siswa SMP asal Malang tersebut. Padahal belum hilang dalam ingatan kita sebelumnya juga terjadi di daerah lain luar Jatim. Ini tentunya menjadi evaluasi kita bersama,” kata Adhy.

Lebih lanjut ia menegaskan memang bupati walikota memiliki kebijakan tersendiri dalam mengatur sistem dan mekanisme pelaksanaan studi tur ataupun wisata luar daerah.

Untuk itu ia ingin agar kepala derah di kabupaten kota memberikan konsen yang lebih terhadap prosedur dan standar keamanan dan keselematan rombongan terutama jika menggunakan angkutan skala besar.

“Bupati Walikota punya kebijakan masing-masing memang. Ya studi tur memang penting tapi tetap yang harus jadi nomor satu adalah keselamatan dan kemanan. Tentu kami akan evaluasi ke depan. Dan sebenarnya Dinas Pendidikan Jatim juga sudah melakukan langkah-langkah itu,” imbuh Adhy.

Sejauh ini Adhy mengatakan bahwa Pemprov Jatim tidak melarang kegiatan studi tur.

Sebab ia menegaskan bahwa setiap studi tur atau kegiatan rombongan wisata luar daerah memang memiliki manfaat tertentu.

Namun ia meminta untuk dilakukan secara profesional.

“Tolong gunakan angkutan atau jasa transportasi yang terstandar. Dan pastikan tidak melalui medan yang sulit,” tegasnya.

Pihaknya pun sudah meminta Dinas Perhubungan Jatim untuk melakukan pengetatan untuk pengawasan izin operasional PO bus dengan memastikan safety dari setiap armadanya.

“Dishub sudah rutin melakukan uji kir sebenarnya. Tapi kecelakaan itu kan ada yang faktor kendaraan ada yang faktor orang,” tegas Adhy.

Di sisi lain, Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono, sejatinya telah mengambil sikap tegas menyikapi banyaknya kejadian kecelakaan yang melibatkan kendaraan angkutan pariwisata yang terjadi saat kegiatan study tour pelajar.

Dinas Perhubungan Jatim bahkan telah berkomimten untuk melakukan peningkatan keselamatan angkutan pariwisata di Jawa Timur dengan menerbitkan surat edaran terkait penyelenggaraan pengajian, study tour melalui sekolah, kegiatan Pondok Pesantren maupun Perguruan Tinggi dan seluruh warga masyarakat.

Nyono menegaskan bahwa Pemprov Jatim tidak melarang kegiatan tersebut di atas dilakukan.

Akan tetapi prosedur keselamatan harus dilakukan secara lebih komprehensif.

“Kami mengimbau seluruh masyarakat terkait yang melakukan pengajian, study tour ataupun kegiatan bepergian luar daerah yang menggunakan angkuta pariwisata untjk Menolak kendaraan yang digunakan bila tidak laik jalan dan tidak dilengkapi dengan perizinan yang mash berlaku,” tegas Nyono.

Pihak masyarakat berhak untuk berkoordinasi dan melakukan pengecekan dokumen dan kelaikan kendaraan sebelum berangkat.

Semua berkas harus dipastikan aman dan telah teruji kelaikan kendaraaanya.

Tidak hanya itu, setiap rombongan harus memmperhatikan waktu kerja dan istirahat pengemudi.

“Kami juga memberikan imbauan pada Lokasi-lokasi wisata agar menyediakan tempat parkir yang memadai, sehingga dapat digunakan untuk melakukan Ramp Check Kendaran serta tempat istirahat pengemudi yang layak,” tegas Nyono.

Hal ini penting untuk memastikan agar kru angkutan pariwisata juga memiliki kesempatan untuk melakukan cek kondisi kendaraan terkini.

Jika ada masalah pada kendaraan bisa diatasi saat itu juga.

Tidak hanya itu, Dinas Perhubungan Provinsi Jatim juga telah meminta setiap Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota se-Jawa Timur untuk melaksanakan Ramp Check di lokasi wisata, Sekolah, Pondok Pesantren, dan lokasi keberangkatan rombongan wisata serta berkoordinasi dengan instansi terkait di daerah.

“Kami sudah memberikan SE agar dishub kab koya melakukan Ramp Check angkutan wisata di lokasi lokasi wisata, Sekolah, Pondok Pesantren, dan lokasi keberangkatan rombongan wisata. Ini untuk mencegah hal hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan atau kerusakan mesin yang tidak diketahui,” pungkas Nyono.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sebuah bus yang tengah membawa rombongan siswa SMP asal Malang mengalai kecelakaan di KM 695.400 Tol Jombang Mojokerto Selasa (21/5/2024) malam.

Dalam kejadian yang berlangsung sekitar pukul 23:45 WIB itu, belasan orang mengalami luka-luka, 2 korban di antaranya meninggal dunia.

Kanit 3 PJR Polda Jatim AKP Yudhiono menjelaskan, kecelakaan itu bermula saat bus nopol Bus pariwisata Bimorio W-7422-UP sedang berjalan ke arah timur di jalur A.

Bus itu, disopiri Yanto, 32, warga Gembongan, Ponggok, Blitar dan tengah membawa siswa SMP PGRI Wonosari, Malang. Posisi bus itu berjalan dari arah Yogyakarta menuju Malang.

Namun, sesampainya di KM 695.400 A di Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben Jombang, bus ini tiba-tiba saja mengalami oleng ke kiri tak terkendali.

Bus itu, kemudian menabrak kendaraan truk nopol N 9674 UH yang sedang membawa gerabah.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved