Berita Viral
Nyaris Kena Pajak Gara-gara Parfum, Penumpang Malah Telfon Kekasihnya untuk Buktikan ke Bea Cukai
Nyaris kena pajak karena parfum yang dibawanya, seorang penumpang wanita malah telfon kekasihnya untuk buktikan ke petugas bea cukai.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Nyaris kena pajak karena parfum yang dibawanya, seorang penumpang wanita malah telfon kekasihnya untuk buktikan ke petugas bea cukai.
Melansir dari tayangan youtube Netmediatama, kronologinya berawal saat seorang penumpang dari Malaysia diperiksa oleh petugas Bea Cukai karena membawa beberapa buah parfum.
Sayangnya si penumpang tidak memiliki invoice, mengingat parfum yang dibawanya merupakan hadiah dari kekasih.
“Kira-kira tahu nggak harganya berapa?” tanya petugas.
“Oh nggak sih, gak mahal sih lagian, kayak beli tiga gratis satu,” jawabnya.
Baca juga: Ogah Bayar Pajak Tas Mewah Rp 67 Juta, Penumpang Malah Sok-sokan Ajari Petugas Bea Cukai Rumusnya
Jelas tidak percaya begitu saja, petugas lantas meminta penumpang yang bersangkutan untuk membuktikannya.
Dengan penuh inisiatif, dia pun langsung berusaha menghubungi kekasih melalui sambungan telepon.
“Bisa buktikan ke saya kalau misalnya harganya sekitaran segitu?” ujar petugas.
“Susah juga ya, aku gimana buktiin nya, saya coba telepon dulu,” tuturnya.
Tak lama setelah itu dilakukan pengecekan secara lebih mendalam.
“Akhirnya setelah dicek, barang tersebut di dalam harga pasaran ternyata parfum-parfum tersebut di bawah 250 USD,” tegas petugas Bea Cukai.
Terbukti tidak melebihi batas ketentuan dan bebas dari pungutan pajak, penumpang dari Malaysia diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan.
Di kasus lain, ogah bayar pajak tas mewahnya capai Rp 67 juta, seorang penumpang wanita sok-sokan ajari petugas bea cukai rumus perhitungannya.
Momen ini tampak dalam video yang diunggah YouTube @netmediatama.
Baca juga: Rela Bayar Pajak Rp 3,6 Juta untuk Beli Obat, Rhenald Kasali Malah Dikecewakan Bea Cukai: Kotor
Awalnya seorang penumpang wanita datang dari Singapura membawa beberapa buah tas mewah.
Dan jika dijumlahkan, total harganya sebesar Rp 200 juta.
Tampak beberapa tas mewah bermerek Louis Vuitton dan juga Fendi berada di dalam sebuah koper.
Total pajak yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp 67 juta lebih.
Petugas pada awalnya menginformasikan, “kalau tas dari kulit, ada NPWP, PPHnya jadi sepuluh persen.”
Wanita tersebut langsung tidak terima.
“Nggak, nggak, nggak! Bukannya PPH 21, pajak penghasilannya dihapus?” ujarnya.
Lalu petugas pun membacakan rinciannya dari komputer.
Tapi wanita itu tetap ngeyel.
“sek..sek..sek, sepuluh persen bawahnya, seharusnya hilang dong pak?” jawabnya.
Wanita itu malah mengajarkan ke petugas.
“Ininya harusnya gak ada kan? PPH 22, income taxnya itu lho, seharusnya ini, sama ini doang kan? Kalau punya NPWP.”
Namun, karena petugas sudah lebih pengalaman, ia pun menjelaskan dengan tegas bahwa aturannya tidak seperti itu dan ia sudah melakukan perhitungan dengan benar sesuai aturan undang-undang yang berlaku.
Akhirnya, walaupun sangat keberatan, penumpang tersebut mau membayar bea masuk dan pajak tas mewah tersebut dalam rangka import.
Di kasus lain, seorang wanita dan anaknya baru mendarat dari Kuala Lumpur.
Ia dicegat petugas Bea Cukai saat melakukan pemeriksaan X Ray.
Baca juga: Pantas Saja Pajak iPhone 13 Pro Max dari Luar Negeri Mahal, Petugas Bea Cukai Bongkar Perhitungannya
Petugas Bea Cukai mencoba memeriksa tas tangan yang sedang dibawa wanita tersebut.
Sekaligus meminta penumpang itu menunjukkan paspor untuk pemeriksaan.
Sayangnya, wanita tersebut justru naik pitam.
“Apa sih nggak boleh, kalau nggak saya pakai semua deh,” kata wanita, dikutip dari Youtube SINDONews.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, petugas menemukan barang-barang bawaan penumpang tak sesuai peraturan pemerintah, lantaran melebihi dari 250 USD.
Petugas kemudian meminta invoice dari tas yang dibawa dan barang-barang lainnya yang ada di dalam koper.
Namun, lagi-lagi wanita tersebut menolak.
“Tolong dong pak, saya nggak mau di cek-cek kayak begini, terus saya nggak bawa invoice nya gimana dong,” ucapnya.
Karena penumpang itu enggan membayar pajak atas barang bawaannya, petugas bermaksud mengeluarkan surat penahanan barang.
“Aduh saya nggak mau ditinggal-tinggal gimana sih, nggak nggak mau, maksudnya apa sih kok barangnya ditinggal maksudnya apa,” teriak wanita tersebut.
“Saya nggak mau bayar apa-apa, ini saya di bawah 1000 ringgit bukan 1000 dollar kok,” lanjutnya membentak petugas.
Petugas meminta wanita tersebut tenang dan kooperatif selama pemeriksaan.
“Ibu kooperatif dulu bu, ibu kata-kata jorok semua terekam loh bu,” kata petugas.
“Biarin aja, emang kenapa,” sahut si penumpang.
“Ibu orang Indonesia kenapa hina Indonesia?" ucap salah satu pegawai bea cukai yang berada di kantor pemeriksaan.
“Karena saya tidak suka diperlakukan seperti ini, saya cuma beli barang aja nggak sampai seribu dollar kalian memperlakukan saya seperti ini,” jawab si penumpang ketus.
Wanita tersebut lalu membongkar semua isi kopernya. Ia tampak membanting dan melempar sebuah sepatu ke arah petugas.
“Ini sepatu saya buat kawinan, udah lama belinya nih tengok made in Indonesia,” ucap si wanita seraya melempar sepatu itu ke petugas.
Petugas lalu meminta wanita tersebut bersikap sopan dan tidak menghina peraturan yang dibuat negara.
Tapi, ia semakin marah dan memaki petugas.
“Indonesia nggak kasih makan saya, tapi digini-giniin saya, ya udah sekarang apa yang harus saya lakukan karena saya nggak punya invoice,” sambung penumpang dengan nada kesal.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Nyaris-Kena-Pajak-Gara-gara-Parfum-Penumpang-Malah-Telfon-Kekasihnya-untuk-Buktikan-ke-Bea-Cukai.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.