Berita Jember
Jelang Berakhirnya Libur Lebaran 2024, Tapi Harga Tomat dan Sayuran di Jember Masih Melonjak Drastis
Menjelang berakhirnya masa libur Lebaran 2024, harga sejumlah komoditas sayuran, terutama tomat di Jember melonjak drastis .
Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, JEMBER - Menjelang berakhirnya masa libur Lebaran 2024 atau Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, harga sejumlah komoditas sayuran, terutama tomat di Jember melonjak drastis .
Pengamatan SURYA.CO.ID di Pasar Tanjung Jember, harga tomat mencapai Rp 35 ribu per kilogram (Kg).
Salah seorang pedagang di Pasar Tanjung Jember, Hamida mengungkapkan mahalnya harga tomat tersebut berlangsung sejak sebelum Hari Raya Idul Fitri hingga sekarang.
"Tomat ini harganya tidak turun-turun, sejak sebelum puasa. Awalnya kemarin masih Rp 25 ribu, itu terus naik sudah sampai sekarang Rp 35 ribu. Kalau harga normalnya itu Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu," kata Hamida saat dikonfirmasi, Selasa (16/4/2024).
Menurutnya, komoditas lain yang sekarang mahal di Pasar Tanjung Jember ini, di antaranya bawang putih, bawang merah hingga kunyit dan jahe.
"Bawang merah sekarang Rp 55 ribu per kilogram, kalau harga normalnya Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu. Bawang putih sekarang harganya Rp 40 ribu, padahal sebelum lebaran itu masih Rp 30 ribu," ungkap Hamida.
Sementara bawang bombai, lanjut Hamida, sekarang harganya Rp 45 ribu per kg. Padahal sebelum lebaran itu masih Rp 30 ribu.
Hamida mengutarakan, untuk harga jahe dari harga Rp 25 ribu. Setelah Lebaran, harga rempah-rempah tersebut menjadi mahal, mencapai Rp 40 sekilonya.
"Kunyit sekarang Rp 20 ribu, padahal sebelumnya itu cuma Rp 8 ribu. Dan untuk jahe itu barangnya dari luar Kabupaten Jember," urainya.
Kenaikan harga rempah-rempah juga terjadi pada lengkuas, tambah Hamida, komoditas tersebut harganya Rp 15 ribu per kg, dari harga normal Rp 8 ribu.
"Jadi bumbu dapur naik semua saat libur lebaran. Termasuk kayu manis sekarang Rp 100 ribu per kilonya. Padahal biasanya cuma Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu," paparnya.
Naiknya harga komiditas tersebut, Hamida mengungkapkan karena ketersediaan pasokannya kurang di pasaran. Bahkan kosong dari tengkulak.
"Akhirnya harganya naik. Karena petaninya tidak setor barang ke tengkulak. Bahkan tadi pagi saya mau beli tomat (di tengkulak) barangnya lo sudah tidak ada," ucapnya.
Selain ketersediaan kurang di pasaran, imbuh Hamida, hal tersebut juga dipicu banyak tanaman dari petani rusak saat musim hujan.
"Ini kayak bawang merah banyak yang rusak, karena tanaman petani kebanjiran," ulasnya.
Gagalkan Bentrokan di Jember, Polisi Amankan 3 Anggota Persilatan Membawa Senjata Tajam |
![]() |
---|
Penyakit Mulut dan Kuku Kembali Serang Sapi di Jember, Pemkab Alokasikan Anggaran Vaksinasi |
![]() |
---|
Baru Bebas Dari Penjara, Warga Surabaya Tepergok Bertransaksi 25 Gram Sabu di Jalanan Jember |
![]() |
---|
Dalami Dugaan Korupsi DD di Desa Pedomasan, Satreskrim Polres Jember Masih Pelit Komentar |
![]() |
---|
Gelapkan Dana Nasabah Rp 250 Juta, Oknum Pegawai Bank Negara di Jember Akhirnya Dipecat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.