Kecelakaan Maut

Sosok Sopir Gran Max Maut yang Kecelakaan di Tol Jakarta Cikampek Bawa 2 Anak 1 Kerabat, Semua Tewas

Sosok sopir mobil Gran Max yang terlibat kecelakaan maut di tol Jakarta-Cikampek pada Senin (8/4/2024), akhirnya terungkap. Tewas bersama 2 anaknya.

Editor: Musahadah
surya.co.id/istimewa
Penampakan bangkai mobil Grandmax yang terlibat kecelakaan di jalan tol Jakarta-Cikampek. Sopir dan dua anaknya tewas. 

SURYA.CO.ID - Akhirnya terungkap sosok sopir mobil Gran Max yang terlibat kecelakaan maut di tol Jakarta-Cikampek pada Senin (8/4/2024).

Dia adalah Ukar Karmana, warga Desa Tanjungjaya, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis, Jabar.

Tak sendiri, Ukar Karmana membawa serta dua anaknya, Zihan Windiansyah dan Sendi Handian, serta seorang kerabatnya Rizky Prastya, saat kecelakaan itu terjadi. 

Ironisnya, dua anak dan satu kerabat Ukar juga tewas dalam kecelakaan tersebut. 

Hal ini diungkapkan Kepala Desa Tanjungjaya, Fik Hidayat, saat dikonfirmasi melalu sambungan telepon, Selasa (9/4/2024).

Baca juga: Kisah Tragis Kakak Beradik Tewas saat Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek, Ayah Lebih Dulu Meninggal

"Betul, ada empat warga Tanjungjaya yang menjadi korban kecelakaan di Km 58," kata Fik Hidayat. ar.

"Yang satu KK ada tiga orang, Pak Ukar, Zihan dan Sendi," sambung Fik.

Fik menjelaskan, Zihan dan Rizky bekerja di Jakarta. Sedangkan Sendi ikut dengan Ukar saat kejadian.

"Sendi baru selesai ujian kemarin. Sekolahnya di SMKN Rancah, Ciamis," jelasnya.

Fik mendapat informasi ada warganya yang menjadi korban kecelakaan di Km 58, pada Senin (8/4/2024) sekitar pukul 13.00 WIB. 

Saat itu, ada petugas Bhabinkamtibmas yang mengabarinya dan memperlihatkan foto KTP yang sebagian sudah terbakar.

Namun, bagian RT RW dan desa masih terbaca di KTP. Fik kemudian menghubungi kepala dusun untuk mengonfirmasi, dan benar ada empat warga Desa Tanjungjaya yang jadi korban.

Sebagai informasi, kecelakaan maut ini terjadi di jalur contraflow di Tol Jakarta-Cikampek Km 58 pada Senin (8/4/2024), pukul 07.04 WIB.

Di bagian lain, Tim Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) hingga kini masih menyelidiki penyebab kecelakaan. 

Ketiga kendaraan yang terlibat kecelakaan telah dievakuasi ke derek di sekitar Gerbang Tol Cikopo, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta.

Pemeriksaan secara menyeluruh dilakukan pada kendaraan minibus jenis Gran Max yang alami kebakaran hebat.

Tim memeriksa bagian vital pada kendaraan baik pemicu kecelakaan ataupun pemicu kebakaran, mulai dari mesin, roda, ruang pengemudi, tangki BBM hingga saluran BBM.

"Tadi kita memeriksa saluran BBM, karena kita lihat kendaraannya terdeformasi jadi ada kebakaran sangat mungkin terjadi ketika deformasi membuat putus saluran BBM, sehingga saluran BBM tumpah dan terbakar karena areal di sana panas (mesin)," ujar Ahmad Wildan, Investigator Senior KNKT, kepada wartawan usai melakukan pemeriksaan bangkai kendaraan, Senin (8/4/2024) sore.

Wildan mengatakan, ledakan terjadi dua kali pada kendaraan Gran Max. Menurutnya, hal itu disebabkan karena tumpahan BBM mengenai areal mesin yang panas dan menimbulkan api, kemudian dengan cepat menyulut tangki BBM di bagian belakang sebelah kanan.

"Tadi penjelasan saksi di lapangan terdengar bunyi ledakan dua kali di depan dan di tengah, berarti ini sangat dimungkinkan dari area engine (mesin) dulu kemudian di area tengah tangki, saya lihat yang parah di sebelah kanan yang engine, karena Gran Max ini mesinnya ada di bawa jok pengemudi," katanya.

Meski demikian, ia mengatakan, pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab pasti kebakaran dan belum dapat terungkap penyebab kecelakaan mengapa mobil Gran Max ini bisa melaju ke kanan di jalur contraflow.

"Belum ada (fakta baru), kami akan konfirmasi ke pihak Daihatsu, kami pengen lihat Gran Max ini tahun ini seperti apa, nanti kami bandingkan biar punya bayangan ketika memeriksa yang benar dan terbakar," ujarnya.

Saat ditanya mengapa korban jiwa bisa banyak dan vatalitas luka cukup parah, Wildan menjelaskan lantaran para korban tidak menggunakan sabuk pengaman, serta kejadian kebakaran cukup cepat.

"Mereka tak ada yang pakai sabuk pengaman, baik di Gran Max atau pembantu di bus, ketika tabrakan yang di dalam seperti kondisi tak sadar sepenuhnya, proses terbakar hitungan detik tadi penjelasan saksi, ledakan sehingga tidak memungkinkan mereka keluar," ujar Wildan.

KNKT akan melanjutkan pemeriksaan untuk mengungkap terjadi kecelakaan pada hari ini, Rabu (9/4/2024), dengan agenda memeriksa sekitar TKP dan para saksi.

Dilihat Tribunjabar.id di pool derek sekitar GT Cikopo, kendaraan Gran Max yang terlibat kecelakaan maut di Tol Japek KM 58 ini mengalami kerusakan parah di bagian kiri depan.

Hampir keseluruhan dari kendaraan tersebut hangus terbakar. Jok penumpang bahkan hanya tersisa besi saja.

Kakak Beradik Tewas

Dua korban kecelakaan maut di Tol Jakarta-Cikampek ternyata kakak beradik.
Dua korban kecelakaan maut di Tol Jakarta-Cikampek ternyata kakak beradik. (kolase tribunnews/tribun bogor)

Sementara itu, kisah pilu dialami Cicih, seorang ibu di Bogor yang kehilangan dua putrinya dalam kecelakaan maut di Tol Jakarta-Cikampek KM 58 pada Senin (8/4/2024).  

Dua putri Cicih, Aisyah Hasna Humairah dan Nazwa Ghefira yang menumpang mobil Gran Max tewas dalam kecelakaan maut tersebut.  

Dua warga PMI Bogor RT 003 RW 011, Desa Cilebut, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor itu tewas bersama seluruh penumpang di mobil Gran Max

Kepergian Aisyah dan Nazwa ini hanya berselang beberapa bulan dari meninggalnya sang ayah, atau suami Cicih. 

Ketua RT setempat, Sugeng Triyono menceritakan Cicih mengalami syok berat begitu mendengar kedua anak perempuannya menjadi korban tewas kecelakaan maut tersebut. 

Baca juga: Sosok 2 Bocah Hafiz Quran Diduga Jadi Korban Kecelakaan Maut Gran Max di Tol Jakarta-Cikampek

“Suaminya sudah meninggal juga. Itu gak lama lah. Paling di bawah setahun. Mungkin syoknya ini karena kan belum lama suaminya meninggal. Sekarang malah dua orang anaknya jadi korban kan,” jelasnya.

Di sisi lain, sebelum mengetahui Aisyah dan Nazwa menjadi korban, sang ibu sempat menelepon mereka yang diketahui ternyata berangkat bersama adik kandungnya yakni Eva Daniawati.

Cicih, kata Sugeng, menelepon mereka untuk memastikan apakah sudah sampai ke Kuningan, Jawa Barat dalam rangka untuk mudik.

“Nah, Ibu Cicih ini menelpon lantaran kan posisi sudah siang. Dia sempat nelpon anaknya. Mungkin nyangkanya sudah sampai dan memang sudah deket ke Kuningan juga,” ucapnya.

Nyatanya, ketiga anggota keluarga Cicih itu ternyata menjadi korban dari kecelakaan maut yang merenggut nyawa 12 orang tersebut.

Sugeng mengatakan Cicih mengetahui kabar duka ini dari rekan sopir Granmax tersebut.

Setelah itu, sambungnya, Cicih langsung menuju lokasi kejadian bersama adiknya yang bertempat tinggal di Cibinong.

“Kebetulan tadi ada adiknya dari Cibinong. Tadi ke sini dulu pakai mobil. Kebetulan Ibu Cicih ini kerja di RS PMI, mereka berangkat menggunakan ambulans. Tadi, sekitar jam 15.00,” ujarnya.

Sugeng mengungkapkan jenazah Aisyah dan Nazwa disebut bakal dimakamkan di samping makam ayahnya.

“Tapi, berhubung suaminya ini meninggal dan dibawa ke Kuningan, akhirnya sepakat untuk dibawa ke sana dan dimakamkan di sana untuk korbannya yang tidak selamat,” tandasnya.

Sugeng mengatakan Cicih tidak ikut dengan rombongan Aisyah dan Nazwa lantaran masih ada pekerjaan.

Di sisi lain, Aisyah, Nazwan, dan Eva berangkat untuk mudik pada pukul 04.00 WIB.

“Iya berangkat tiga orang. Tapi, tidak berangkat di sini. Melainkan di Cilebut Residence 2. Itu informasinya mereka berangkat jam 04.00 pagi. Kalau Ibu Cicih tidak berangkat,” jelasnya.

Sugeng melanjutkan, mereka berangkat dari Cilebut Residence 2 sebab sudah beberapa bulan lalu tidak bertempat tinggal di Perumahan PMI.

“Tapi masih sering ke sini (Perumahan RS PMI). Kalau ibunya, Ibu Cicih semalam tidur di sini (RS PMI),” tambahnya.

2 Bocah Penghafal Quran Tewas

Saefudin menduga kedua anaknya yang merupakan hafiz Quran, jadi korban kecelakaan maut Gran Max di Tol Jakarta-Cikampek, Senin (8/4/2024)
Saefudin menduga kedua anaknya yang merupakan hafiz Quran, jadi korban kecelakaan maut Gran Max di Tol Jakarta-Cikampek, Senin (8/4/2024) (KOLASE TRIBBUN JABAR)

Di bagian lain, dua bocah penghafal Al Quran alias hafiz juga menjadi korban kecelakaan maut di Tol Jakarta-Cikampek, Senin (8/4/2024) pagi. 

Dua bocah tersebut adalah Azzfar Waldan (14) dan Mufida Zulfa (11).

"Anak saya Azzfar Waldan (14) itu sudah tahfiz 13 juz sedangkan adiknya itu Mufida Zulfa (11) sudah tiga juz," kata ayah kedua bocah tersebut, Saefudin, dikutip dari Tribun Jabar. 

Ia menyebutkan bahwa kedua anaknya tersebut memang sejak awal sudah menjalani pendidikan di sekolah hafiz.

"Kakanya itu memang sejak SD hingga masuk SMP itu sudah belajar hafiz, bahkan untuk SMP nya itu dia mondok di Bogor. Sedangkan adiknya SD sudah sekolah hafiz," katanya.

Saefuddin lantas menceritakan kronologi kedua anaknya diduga jadi korban kecelakaan maut yang melibatkan sebuah mobil Gran Max

Pria 41 tahun itu mengatakan, anaknya pergi menggunakan travel dengan mobil Gran Max pada Senin sekira pukul 02.00 WIB, untuk pergi berlibur ke rumah neneknya di daerah Ranca, Ciamis, Jawa Barat.

"Biasanya hanya sepuluh jam. Namun kami mendapatkan kabar mereka belum sampai ke Ciamis hingga sore hari," kata dia.

Kemudian, kata Saefudin, dia dan istrinya mendapatkan kabar dari para tetangga adanya kendaraan Gran Max yang mengalami kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang.

Mendengar kabar tersebut, Saefudin langsung mengecek ke RSUD Karawang. Dia pun mengikuti tes pemeriksaan tes DNA dari kepolisian.

"Tadi saya ditanya soal kaos korban, postur gigi, tanda lahir dan rambut. Saya menyerahkan KTP dan KK," kata dia.

Tes DNA pun tidak bisa langsung didapatkan, menurut keterangan polisi harus menunggu beberapa hari ke depan.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 dari 12 Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Satu Keluarga, Ayah dan Anak-anaknya "

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved