Hikmah Ramadhan 2024
Hikmah Ramadhan 2024, Islam yang Diamalkan
Muhammad Abduh takjub dengan amaliyah Islam di Paris (Eropa) yang tampak dalam berbagai sendi kehidupan.
Kelima, pendidikan yang mencerahkan. Sejak kecil, anak-anak dididik dengan model critical thinking yang mencerahkan.
Mereka tidak dicekoki sederet hafalan apalagi pekerjaan rumah (PR) yang membosankan, namun mereka dicerahkan dengan cara berpikir kritis sejak sekolah dasar (basic school).
Demikian ini selaras dengan pesan Alquran, afala ya’qiluun (apakah kalian tidak berakal), afalaa yafatakkaruun (apakah kalian tidak berpikir) dan afala yatadabbarun (apakah kalian tidak berpikir).
Keenam, Belanda adalah welfare state (negara kesejahteraan).
Oleh karenanya, di Belanda tidak ada orang kaya dan juga orang miskin.
Orang kaya takut dengan pajak yang tinggi hingga 52 persen dari penghasilannya.
Orang miskin akan mendapat jaminan sosial dari selisih pajak orang kaya, meski ia tetap berkewajiban membayar pajak minimal 33 persen.
Negeri Belanda memang menggantungkan penghasilan dari pajak warganya.
Apa yang dilakukan di negeri Belanda sejalan dengan QS. Al-Hasyr ayat 7: kay la yakunan dulatan bainal aghniya minkum.
Artinya, agar harta itu tidak berputar di antara orang kaya kalian.
Ada banyak hal amaliyah Islam lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu di negara bekas penjajah tersebut.
Semuanya juga menjadikan Negara Belanda sebagai 10 negara dengan tingkat kebahagian tertinggi dunia.
Seperti kata Muhammad Abduh, saya menduga, demikian ini karena Belanda mengamalkan ajaran Islam.
Momentum Ramadan 1445 H ini seyogyanya menjadi refleksi kritis atas keberislaman kita.
Benarkah kita sebagai muslim sudah mengamalkan ajaran Islam?
Berapa ayat Alquran yang sudah kita praktikkan dalam hari-hari kita?
Berapa hadits Nabi yang sudah juga kita praktikkan dalam hari-hari kita?
Ataukah justru kita semakin jauh dari amalan Islam?
Dalam Hikam, Ibnu Athailah al-Iskandari mengatakan 'khairul ‘ilmi ma kaanat al khasyah ma’ahu'.
Sebaik-baik ilmu, adalah ilmu yang dibarengi al-khasyah (rasa takut pada Tuhan).
Tidak hanya itu, sebaik-baik ilmu, adalah juga ilmu yang diamalkan dalam berbagai aspek kehidupan.
Islam bukanlah ajaran teoritis yang melangit, namun Islam adalah agama yang harus membumi dalam praksis kehidupan.
Kekuatan Islam bukan kata-kata indah, namun praksis kehidupan yang dirasakan manfaatnya dalam berbagai sektor kehidupan.
Itulah makanya, para ulama yang mengamalkan ilmunya mendapat tempat terhormat dalam Islam, seperti doa-doa yang kita lantunkan dan selalu ditujukan pada mereka al-ulamaa al-‘aamilin'. Alfatihah. (*)
Prof Dr HM Noor Harisudin SAg SH MFilI CLA CWC,
Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jatim.
Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.