Hikmah Ramadhan 2024

Hikmah Ramadhan, Muhasabah Ramadhan oleh Dr KH Ilhamullah Sumarkan M Ag

Aktivitas muhasabah di akhir Ramadhan ini menjadi sangat penting untuk dilakukan, mengingat momentumnya yang begitu istimewa

Editor: Cak Sur
Istimewa
Ketua LDK MUI Jawa Timur, Dr KH Ilhamullah Sumarkan M Ag 

SURYA.CO.ID - Hari demi hari telah kita lalui bersama di bulan Ramadhan ini. Tak terasa, bulan yang penuh berkah ini telah berlalu begitu cepat meninggalkan kita.

Saat ini, bulan Ramadhan pun hendak beranjak pergi di hari-hari terakhirnya, untuk meninggalkan kita semua dengan segala amalan yang telah kita lakukan.

Berbagai rangkaian amal ibadah di bulan Ramadhan telah dilakukan mulai dari puasa, baca Alquran, shalat qiyamul lail, sedekah dan lain-lain.

Namun, ada hal lain yang begitu penting untuk dilakukan di bulan Ramadhan, yaitu melakukan muhasabah diri.

Secara etimologi, muhasabah bisa dimaknai sebagai upaya seorang muslim untuk menghitung dan mengevaluasi diri, berapa banyak dosa yang telah dia kerjakan dan apa saja kebaikan yang belum dia lakukan.

Namun dalam istilah sufi, muhasabah bisa dimaknai dengan istilah introspeksi, koreksi diri atau memawas diri. Dengan cara melihat perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan yang terkait dengan diri sendiri.

Aktivitas muhasabah di akhir Ramadhan ini menjadi sangat penting untuk dilakukan, mengingat momentumnya yang begitu istimewa dalam rangka untuk menggapai rahmat dan maghfirahNya.

Sesuai dengan petunjuk Nabi SAW, bahwa Ramadhan terdiri dari “rahmah, maghfirah dan itqun minan nar”. Maka tingkat keberhasilan seseorang dalam menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan, dapat diukur dengan perubahan sikap dan karakternya pasca Ramadhan yang selaras dengan tiga kategori tersebut.

Ibaratnya, Ramadhan merupakan proses pendidikan rohani yang dengannya seorang muslim dapat berubah menuju ke arah yang lebih bermakna, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.

Ar-Rahmah merupakan salah satu sifat Allah SWT yang harus ada dan melekat dalam pribadi setiap muslim.

Terlebih, pasca pelaksanaan ibadah Ramadhan.

Rahman merupakan terjemah dari kata rahman, pengasih dan rahim, penyayang.

Artinya, seorang muslim harus mampu menampilkan sikap yang mencerminkan kasih sayang pada sesama.

Oleh karena itu, ibadah Ramadhan harus berimplikasi pada sikapnya yang harus memandang orang lain dengan mata kasih sayang, bukan dengan mata kebencian.

Namun, faktanya justru berbeda, angka kriminalitas masih sangat tinggi di bulan Ramadhan ini.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved