Hikmah Ramadhan 2024

Hikmah Ramadhan 2024, Islam yang Diamalkan

Muhammad Abduh takjub dengan amaliyah Islam di Paris (Eropa) yang tampak dalam berbagai sendi kehidupan.

Editor: irwan sy
ist
Ketua Komisi Pengkajian Penelitian dan Pelatihan MUI Jatim, Prof Dr HM Noor Harisudin SAg SH MFilI CLA CWC. 

SURYA.co.id - Raitul al-islaama ‘amalan laa iimaanan fil gharbi. Wa raitul al-Islaama iimaanan laa ‘amalan fis syarq.

Saya melihat Islam yang diamalkan bukan Islam yang diimani di Barat.

Sementara, saya melihat Islam yang diimani dan bukan Islam yang diamalkan di Timur.

Demikian perkataan Muhammad Abduh ketika berkunjung ke Paris pada tahun 1884 M.

Muhammad Abduh takjub dengan amaliyah Islam di Paris (Eropa) yang tampak dalam berbagai sendi kehidupan.

Itulah yang saya rasakan ketika mendapat tugas berdakwah di Belanda mulai tangagl 12 hingga 26 Maret 2024.

Saya diundang Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Belanda untuk berdakwah keliling di sejumlah kota di Belanda dan juga Jerman, mulai Amsterdam, Den Haag, Wageningen, Leiden, Bremen dan Hamburg.

Keempat kota pertama adalah kota-kota di Negeri Belanda dan dua yang terakhir adalah dua kota di Jerman.

Sembari berdakwah selama lima belas hari di negeri kincir angin, secara kasat mata, saya melihat Islam yang diamalkan, bukan Islam yang diimani di sana.

Penduduknya non-muslim, namun amaliyahnya justru Islam.

Bagaimana itu bisa terjadi?

Setidaknya, ada sejumlah amaliyah Islam yang kita lihat dan rasakan ke Negara Kincir Angin tersebut, sebagaimana berikut:
Pertama, kota-kota di Belanda bersih.
Ruas-ruas jalan yang rapi dan bersih kita lihat di hampir semua sudut jalan.
Kita sulit mendapati sampah di jalanan, kafe, housing, airport, stasiun, dan sebagainya.
Hadits an-nadlaftu minal iman (kebersihan sebagian dari iman) benar-benar mewujud dalam semua bidang kehidupan.

Kedua, Negeri Belanda sangat mempedulikan lingkungan.
Udara yang segar benar-benar dijaga. Jalanan rapi, tertib dan bersih.
Sebisa mungkin, orang menggunakan transportasi publik.
Bahkan sepeda pancal adalah transportasi utama orang Belanda.
Dengan demikian, selain antimacet, juga tidak membuat polusi udara yang menyesakkan dada.
Belanda melarang menggunakan aqua gelasan, namun menggunakan air isi ulang.
Ini sejalan dengam pesan Alquran untuk menjaga kelestarian lingkungan dan sebaliknya melarang berbuat kerusakan di muka bumi. (QS. Al-Araf: 85).

Ketiga, jalanan di Belanda nyaris tanpa macet. Kecuali Amsterdam kota besar di Belanda, semua jalanan berlangsung tertib.
Semua juga tertib berlalu lintas.
Demikian juga, parkir mobil dan kendaraan teratur.
Ini sejalan dengan hadits Nabi Muhammad SAW: la dlarara wa la dlirara.
Artinya: Tidak boleh ada madlarat pada diri sendiri dan juga pada orang lain.

Keempat, penegakan hukum di Belanda sangat memanusiakan manusia.
Tak heran jika sejumlah penjara di Belanda, ada yang tutup.
Dengan kata lain, kejahatan tidak ada atau bahkan zero. Juga tidak ada korupsi.
Penegakan hukum tidak serta merta langsung babibu hantam kromo, namun dicari dulu akar masalahnya.
Sejauh bisa tidak dihukum, maka jangan dihukum.
Apalagi jika dihukum malah justru berdampak negatif dan semakin meluas kejahatannya di masa itu dan masa yang akan datang.
Ini selaras dengan maqasidus syariah yang berorientasi pada kemaslahatan manusia baik di dunia maupun di akhirat (mashaalihul ‘ibaad fil ma’asyi wal ma’aad).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved