Siapkan 26 Rasa, Roti Canai Karmen Jadi Pilihan Berbuka di Surabaya, Habis Ratusan Porsi Dalam 2 Jam

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Penganan yang terkenal di kawasan Asia Tenggara, Roti Canai menjadi salah satu alternatif kuliner di Surabaya yang menjadi buruan selama Ramadhan. Seperti Roti Canai Karmen yang hanya dalam dua jam sudah ludes diborong pembeli dari salah satu penjual di Surabaya.

Sesuai namanya, roti asli India yang populer di Malaysia ini dapat dijumpai di kawasan street food, Jalan Karang Menjangan (Karmen), Surabaya. Kawasan ini berada di daerah Gubeng atau belakang kampus B Universitas Airlangga (Unair).

Pemilih usaha Roti Canai Karmen, Dewi Agustiningrum bercerita memulai usaha ini sejak 2013 lalu. "Awalnya, usaha ini dimulai oleh almarhum suami saya. Sebelum memulai usaha ini, beliau lama tinggal di Malaysia," kata Dewi ditemui di sela berjualan, Minggu (17/3/2024).

Roti ini awalnya mendapatkan pengaruh India yang dapat ditemukan di beberapa negara di Asia Tenggara. Di antaranya, Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura dengan sebutan berbeda.

Roti ini sangat pipih karena dibuat dengan cara diputar hingga tipis, kemudian dilipat dan digoreng dengan minyak. Biasanya, roti ini juga bisa disantap sebagai makanan pendamping kuliner berat lainnya.

Mengadopsi cara membuat roti cnai dari asalnya, India dan Malaysia, Dewi lantas memodifikasi rasa. Dari yang awalnya hanya ada 6 rasa, kini pelanggan bisa menikmati hingga 26 rasa. Di antaranya, tiramisu, keju, susu, hingga berbagai rasa lainnya.

Pelanggan juga bisa memesan roti canai kosong yang biasanya disantap dengan kuah kari maupun susu kental manis. "Paling favorit di sini justru milo-keju, milo-susu, roti susu, dan sebagainya. Itu biasanya yang sering dicari," katanya.

Dalam satu harinya, ia bisa menghabiskan 10 KG gandum. Dari total bahan baku tersebut, ia bisa membuat 150 porsi roti canai. Jumlah tersebut sebenarnya tidak berbeda jauh dari hari biasa.

"Bedanya mungkin bisa habis lebih cepat. Kalau biasanya pukul 19.30 WIB baru selesai, sekarang Magrib begitu sudah habis setelah dibuka sekitar pukul 16.00 WIB," jelasnya.

Untuk bisa mendapatkan kue ini, setiap pelanggan harus rela mengantre. Tak jarang, antrean pun mengular menjelang saat-saat berbuka.

Selain dari rasa, salah satu starteginya untuk tetap eksis selama lebih dari 10 tahun adalah pada harga. Dengan kisaran di angka antara Rp 8.000 sampai Rp 13.000 per potong, roti canai bikinanya terjangkau dibanding penjual lainnya.

Sekalipun berdekatan dengan kampus, nyatanya pelanggannya tidak hanya datang dari kawasan ini. "Kalau libur kampus pun, Alhamdulillah biasanya juga masih ramai," ujar Dewi.

Dari usahanya ini, ia Dewi dibantu oleh tiga karyawan setiap harinya. Tak hanya berjualan di kawasan Karmen, ia juga melayani pesanan berbagai event seperti pernikahan. ****