SURYA Kampus

Sosok Guru Besar UMM Meninggal Sebelum Dikukuhkan Bareng Suami, Hadir Beri Orasi Ilmiah Lewat AI

Calon Guru Besar UMM meninggal dunia sebelum pengukuhan yang dilakukan bersama suaminya. Ini sosoknya, sempat viral dihadirkan melalui AI

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Dok.IST
Pengukuhan Guru Besar UMM 

SURYA.CO.ID - Pengukuhan Guru Besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyimpan kisah haru.

Maftuchah, calon Guru Besar UMM meninggal dunia sebelum pengukuhan yang dilakukan bersama suaminya, Aris Winaya

Keduanya sama-sama mengabdi di Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UMM.

Sayangnya, sebelum hari pengukuhan itu tiba, Maftuchah jatuh sakit hingga akhirnya meninggal dunia.

Aris pun terpaksa menghadiri pengukuhan itu seorang diri sembari membawa foto almarhumah istrinya.

Aris yang juga Dekan FPP UMM terlihat duduk bersama foto istrinya di sebelahnya.

Di momen tersebut, Maftuchah dikukuhkan menjadi Guru Besar Anumerta UMM. 

Baca juga: Sosok Alumni UB Penerima Beasiswa LPDP Tolak Kerja di Perusahaan Minyak Demi Bangun Kampung Halaman

Tulis Surat Orasi

Sebelum meninggal, ternyata Maftuchah sempat menulis orasi atau paparan atas karya ilmiahnya.

Orasi ini tak dibacakan oleh suaminya. Tetapi berkat teknologi Artificial Intelligence (AI), Maftuchah juga "dihadirkan" dan orasinya tersampaikan di hadapan para tamu.

Orasinya membahas mengenai pengembangan teknologi budidaya tanaman jarak pagar (jatropha curcas linn) untuk mendukung ketersediaan sumber bahan bakar biodiesel.

Tanaman jarak pagar memiliki sejarah panjang, terutama pemanfaatannya sebagai bahan bakar nabati. Saat penjajahan Jepang, biji dari buah tanaman jarak ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar penerangan maupun minyak bakar.

“Namun, hingga saat ini pengembangan tanaman jarak pagar masih belum signifikan, bahkan cenderung tidak diutamakan, terutama terkait pemanfaatannya untuk sumber energi,” jelasnya.

Menurut orasinya, penanaman tanaman jarak pagar perlu diupayakan pada daerah-daerah marginal Jika ditanam pada lahan produktif, maka akan berkompetisi dengan tanaman pangan sehingga nilai ekonomisnya menjadi rendah dan petani tidak tertarik untuk budidaya tanaman jarak pagar.

Pernah Menanti Momongan 9 Tahun

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved