Berita Viral
Sosok Sukma Wahyudin yang Kini Sukses Jadi Dokter Kepresidenan, Dulu Jualan Asongan untuk Kuliah
Perjuangan Sukma Wahyudin hingga jadi dokter kepresidenan ternyata penuh dengan rintangan. Dulu jualan asongan untuk biaya kuliah.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
Meskipun tak banyak terlibat obrolan secara mendalam dengan JK, Chandra banyak belajar hidup dengan JK terkait kedisiplinan, pemahaman agama, ekonomi, entrepreunership dan politik.
Tidak hanya itu, Chandra juga belajar tentang bagaimana bisa berdampak bagi kehidupan orang lain.
Sehingga ketika bergabung di PMI DKI Jakarta, Chandra memperbanyak spot-spot untuk tranfusi darah seperti unit donor darah di Jakarta Barat, Timur, Selatan, dan Kepulauan Seribu.
Tugas-tugas rutin ketika menjadi dokter kepresidenan adalah menjaga riwayat kesehatan dari JK. Sehingga tubuhnya tetap stabil di tengah aktivitas yang padat.
Tidak ada orang yang beruntung di dunia.
Keberuntungan hanya datang pada orang yang bekerja keras dan bertemu dengan waktu yang tepat. Ungkapan itu agaknya sesuai dengan dokter Chandra.
Sebagai anak kampung, Chandra tidak pernah terpikir menjadi dokter yang bertugas khusus menjaga kesehatan orang penting di Indonesia.
Baca juga: Sumber Kekayaan Willie Salim TikToker yang Borong Dagangan dan Beri Hadiah ke Kurnia Meiga
Berangkat dari keluarga sederhana, ia dituntut orangtuanya untuk disiplin dan bekerja keras, agar kesuksesan menghampiri hidup.
“Saya ketika kuliah berbeda dengan orang lain. Meskipun orangtua pegawai negeri, tapi saya kuliah itu naik angkutan umum. Fasilitas sangat terbatas, pas-pasan untuk biaya kuliah,” kata Chandra.
Setelah pendidikan Chandra masuk tahap koas, orangtuanya baru memberikan sepeda motor bekas seharga Rp 3,5 juta. Maka usai kuliah kedokteran di Universitas Malahayati Lampung dia langsung bekerja.
Orangtuanya meminta Chandra berkontribusi terhadap warga Jambi. Maka usai kuliah dia bekerja di RS Kambang, Kota Jambi. Tak lama bekerja, dia lolos sebagai dokter di RS Eka Hospital yang terafiliasi dengan Sinarmas Grup.
Meskipun gajinya terbilang tinggi, orangtua terus membujuk Chandra untuk mendaftar sebagai pegawai negeri. Dengan harapan akan banyak membantu orang lain, ketika bekerja.
Maka pada 2009, dia ikut tes pegawai negeri, sehingga masuk sebagai dokter di RSCM. Ketika bekerja di tempat inilah, dia bertemu dengan Wapres JK.
Untuk saat ini, Chandra masih mengabdi sebagai dokter di RSUP Fatmawati.
Jauh di lubuk hatinya dia menginginkan kehidupan damai di kampung halaman.
Namun keinginan itu masih belum bisa terwujud.
Desa Lubuk Kepayang, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun adalah kampung halaman. Selalu membangkitkan kenangan tentang almarhum ayahnya.
HM Yusri Jalil, sang ayah, ketika pemekaran Kabupaten Sarolangun pada 1999 dipercaya sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Masih minim fasilitas perkantoran dan belum ada pembangunan. Bahkan ayahnya tidak memiliki rumah dinas, setiap hari ayahnya bekerja bolak-balik Air Hitam-Sarolangun.
“Waktu tempuhnya bisa 1-2 jam. Apalagi kalau jalannya jelek. Jadi subuh itu ayah sudah berangkat ke kantor,” kenang Chandra.
Selain itu, kakek Chandra, Abdul Jalil adalah pasirah di masa kemerdekaan. Sedangkan bapak dari kakeknya atau buyut Chandra itu juga pasirah di Air Hitam bernama Muhammad Djimin.
Peri Andika dan Jefri Dikeroyok Usai Mencuri Ubi, Ditodong Pistol, Dikeroyok dan Dibakar Hidup-hidup |
![]() |
---|
Rekam Jejak Fuganto Widjaja Pemilik Pristine, Produk yang Bersaing di Pasar Air Minum Kemasan |
![]() |
---|
Tak Masalah Roy Suryo Jadi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi, Khozinudin: Eks Ketua KPK Saja Masih Bebas |
![]() |
---|
Tinggalkan Calon Istri saat Akad Nikah, Anggota Brimob Dilaporkan ke Propam, Keluarga Merasa Ditipu |
![]() |
---|
Dugaan Keterlibatan Yaqut Cholil dalam Kasus Korupsi Haji, Kini Dilarang KPK ke Luar Negeri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.