Santri Banyuwangi Tewas di Kediri

Nasib Pesantren Tempat Santri Banyuwangi Dianiaya Senior Sampai Tewas, Keluarga Tunggu Minta Maafnya

Begini lah nasib pondok pesantren tempat Bintang Balqis Maulana (14) dianiaya para seniornya hingga meninggal dunia. 

Editor: Musahadah
kolase surya/aflahul abidin/kompas.com
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani takziyah ke rumah duka Bintang Balqis Maulana (14), di Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Selasa (27/2/2024). Ternyata ponpes-nya tak berizin. 

Satreskrim Polres Kediri Kota menetapkan 4 tersangka kasus penganiayaan yang menewaskan Bintang.

Mereka adalah kakak kelas korban.

"Minggu malam kami telah mengamankan 4 orang dan kita tetapkan sebagai tersangka dan kita tahan untuk proses penyidikan lebih lanjut," ujar Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji kepada wartawan, Senin (26/2/2024).

Dijelaskan AKBP Bramastyo Priaji, ke 4 orang tersangka masing -masing, MN (18), MA (18), AF (16), dan AK (17).

Penetapan tersangka setelah pihaknya melakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi.

"Sejak dilaporkannya kasus ini di Polsek Glenmore Polresta Banyuwangi, Sabtu, 24 Februari, hasil koordinasi kami, kerja sama Satreskrim Polres Kediri Kota dan Satreskrim Polresta Banyuwangi telah melaksanakan tindak lanjut," jelas Bramastyo.

Sementara dikutip dari kompas.com, Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji mengungkapkan, empat tersangka ini diduga menganiaya korban secara berulang-ulang.

"Diduga terjadi kesalahpahaman di antara anak-anak tersebut sehingga menyebabkan kejadian penganiayaan berulang," katanya.

Seperti diketahui, kasus ini terungkap setelah pihak keluarga di Banyuwangi menerima jenazahnya pada Sabtu (24/2/2024).

Jenazah diantar oleh sepupunya yang juga mondok di tempat yang sama.

Pulangnya Balqis tanpa nyawa dan badannya penuh luka membuat keluarga histeris.

Apalagi, keluarga korban awalnya mendapat kabar bahwa Bintang meninggal karena terpeleset di kamar mandi.

Baca juga: Jenazah Santri Asal Banyuwangi yang Mondok di Kediri Dipulangkan dalam Kondisi Penuh Luka

Kakak Balqis, Mia Nur Khasanah, menjelaskan, kecurigaan keluarga berawal dari adanya ceceran darah dari keranda yang dipakai untuk membawa Bintang.

Keluarga pun meminta agar kain kafan pembungkus tubuh korban dibuka. Permintaan itu awalnya dicegah oleh sepupu korban yang turut membawa pulang jenazah.

"Tapi kami tetap ngotot karena curiga," kata Mia.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved