Rumah Ketua KPPS Dilempari Bom

Prabowo-Gibran Menang di TPS yang Ketua KPPS Rumahnya Dilempari Bom di Pamekasan, Korban: Tak Curang

Ternyata di TPS yang diketui Kusyairi itu, suara paslon nomor 2 Prabowo-Gibran mendapat suara terbanyak yakni 173 suara.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Musahadah
kolase surya/kuswanto ferdian/muchsin
Ketua KPPS di Pamekasan, Kusyairi duduk di depan rumahnya yang berantakan akibat dilempari bom. 

Saat pertemuan itu, dia merasa tidak mempunyai masalah apa pun dengan temannya dan juga dengan masyarakat setempat.

"Misal ada orang niat jelek dan benci ke saya, kenapa tidak mencelakai saya saat berjalan keliling kampung, karena saya selalu bepergian sendirian. Di situ anehnya," heran Kusyairi

Kusyairi menduga teror yang diduga ledakan bom yang menimpa rumahnya ini tidak ada kaitannya dengan Pemilu 2024.

Dugaan ini dikuatkan saat proses pencoblosan di TPS dusun setempat tidak ada masalah apa pun.

"Mungkin ada orang tidak suka ke saya perihal apa saya tidak tahu, yang jelas selama proses pencoblosan di TPS sini saya menjalankan sesuai aturan, artinya tidak ada kecurangan apa pun. Hati orang kan tidak ada yang tahu seperti apa isinya," duganya.

Kusairi juga mengaku tidak mengalami intimidasi dari oknum atau tokoh masyarakat setempat agar memenangkan salah satu Capres atau Caleg saat pencoblosan suara.

Dia memastikan semua pencoblosan Pemilu di TPS Dusun setempat dilakukan dengan jujur dan transparan yang disaksikan 16 saksi partai serta Bawaslu.

"Saya tidak punya masalah apapun dengan warga setempat, orang niat jelek ke saya, saya tidak tahu juga. Kalau saya punya salah ke orang, saya pribadi mohon maaf, tapi saya merasa tidak punya masalah apa pun," tutupnya.

Masih Bersyukur

Meski rumahnya sudah luluh lantak, Kusyairi mengaku masih bersyukur. 

Pasalnya, sang anak Qurratul Ainiyah selamat dalam kejadian nahas tersebut. 

Diungkapkan Kusyairi, beberapa jam sebelum kejadian, Qurratul Ainiyah tidur di rumah yang kini sudah luluh lantak itu. 

Beruntung, sekitar pukul 02.00 WIB, anaknya pindah tidur di rumah pertama yang lokasinya berdekatan dengan rumah yang hancur akibat ledakan yang diduga bom tersebut.

"Siang hari kadang anak saya tidur di situ. Malam Seninnya itu saat kejadian, melihat anak saya tidur di rumah itu. Lalu sekitar pukul 02.00 WIB anak saya katanya pindah ke rumah depan. Ledakannya terjadi sekitar pukul 03.00 dini hari," kata Kusyairi. 

Dini hari itu bapak anak tiga ini mengaku syok saat melihat rumah keduanya di bom orang tak dikenal.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved