Berita Bisnis

Milenial Mengejar Mimpi Memiliki Rumah, BTN Beri Kemudahan

Bagi sebagian milenial, rumah menjadi mimpi yang mesti terus dikejar sampai dapat. Meski terseok-seok, mereka pun dapat mewujudkannya.

Penulis: Farid Mukarrom | Editor: Titis Jati Permata
tribunnews.com
Ilustrasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) 

Lantas apa pekerjaan Nadiyah dan suaminya Dihyal Ramadhan sehingga mampu membayar cicilan KPR Bank BTN.

"Kalau saya itu pegawai tetap Apoteker Rumah Sakit Kabupaten Pasuruan, sedangkan suami adalah Kepala Instalasi ITnya," terangnya.

Nadiyah juga mengakui bahwa sebenarnya ada sesekali terkadang merasakan hal sulit saat membayar cicilan KPR.

"Ya, kalau sudah punya anak apalagi masih bayi umur 2-3 tahun itu pasti ada kebutuhan mendesak seperti untuk beli obat dan biaya sekolah (Paud). Tetapi alhamdulillah semuanya tetap bisa diatasi," terangnya.

Nadiyah juga mengajak bagi kaum milenial untuk tak takut mengambil KPR BTN.

"Yang penting dari awalnya itu niat dan setahu saya cicilan dari KPR BTN bagi yang kelas menengah masih bisa dijangkau. Dan itu juga tergantung pola gaya hidup." pungkasnya.

Tertolong Beasiswa

Tantangan mendapatkan rumah di usia muda juga dirasakan Eben Haezer, jurnalis di Surabaya.

Dia nekat membeli properti senilai Rp 670 juta secara kredit pada 2017.

Saat itu, gaji yang dia peroleh sebenarnya tak cukup untuk membayar angsuran per bulan.

“Tahun pertama mungkin masih mampu karena bunga KPR masih fixed dan dapat promo. Tapi tahun ketiga dan seterusnya sudah mulai terasa berat karena angsuran perbulan yang harus dibayarkan sudah naik, bahkan sedikit melampaui gaji bulanan yang saya terima,” kata
Eben.

“Belum lagi tahun 2020 ada pandemi covid-19, makin terasa berat. Saat itu meminta keringanan ke bank menjadi opsi terakhir,” sambungnya.

Eben mengatakan, saat membeli rumah, dia memanfaatkan uang yang disisihkan dari beasiswa untuk membayar down payment. Saat itu, sebenarnya dia sudah ragu-ragu.

“Untuk membayar DP mungkin masih bisa. Tapi membayangkan skema cicilan sampai 20 tahun, agak pesimis bisa melunasi,” kenangnya.

Tapi dia nekat. Baginya, kalau toh kelak tak sanggup untuk melunasi, maka dia sudah siap untuk kembali jadi karyawan indekos.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved