Berita Viral
Kisah Guru SMP Ngajar di Daerah Terpencil Madiun, Lewat Jalan Kecil Kaki Gunung, Siswa Cuma 23
Perjuangan seorang guru SMP yang mengajar di sekolah di daerah terpencil di Madiun, Jawa Timur, sungguh luar biasa. Begini kisahnya
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Perjuangan seorang guru SMP yang mengajar di sekolah di daerah terpencil di Madiun, Jawa Timur, sungguh luar biasa.
Bagaimana tidak, guru tersebut setiap hari harus melewati jalan kecil yang di kaki gunung.
Guru tersebut adalah Dian Widiawati (40), Waka Kesiswaan di SMP Satu Atap Gemarang berlokasi di Dusun Tungu, Desa Batok, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun.
SMP Satu Atap Gemarang berada di lereng Gunung Wilis.
Dilihat lewat aplikasi Google Maps, jarak SMP Satu Atap Gemarang dengan Caruban, mencapai 35 menit.
Sementara dari Kota Madiun, dibutuhkan waktu selama sejam dengan mengendarai sepeda motor.
Kepada SURYA.CO.ID, Dian bercerita, sudah mengajar di sekolah itu sejak 2011 silam.
“Awal penempatan di sini saya sempat mengeluh, tapi itu manusiawi. Namun akhirnya seiring berjalannya waktu, saya jalani semuanya,” ujar Dian, Selasa (30/1/2024).
Keluhan itu dialami, lantaran ibu dua anak ini bukanlah warga asli Kabupaten Madiun.
Dian berasal dari Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk.
“Rumah saya Nganjuk, saya pulang pergi setiap hari, kurang lebih lama perjalanan sekitar satu jam. Karena sering lewat, saya sampai hafal jalan mana yang berlubang,” tuturnya.
Perjalanan menuju tempat mengajar tentu bukan hal mudah bagi Dian.
Akses jalan kecil di kaki gunung kerap membuatnya kesulitan, apalagi jika ban sepeda motor yang ia tumpangi bocor di tengah perjalanan.
Sulit mencari tambal ban di sekitar sana.
“Berangkat dari rumah jam 06.30 WIB. Sampai di sekolah 07.30 WIB. Pernah bocor, karena tidak ada tambal ban, saya menuntun kendaraan. Alhamdulillah, saat itu ditolong, teman saya memanggil montir,” bebernya.
Dian mengungkapkan, pendekatan yang dilakukan selama ini antara lain memahami kultur budaya lingkungan sekitar, hingga berkenalan dengan murid maupun wali murid.
Perlahan-lahan, lanjut Dian, munculah ikatan batin yang kuat.
Bahkan, ibu dua anak ini juga muncul pemikiran yang berbeda.
“Jika seandainya meninggalkan sekolah ini, timbul kasihan untuk anak-anak. Tentang kebutuhan pendidikan mereka nanti bagaimana? Karena rumah mereka jauh,” ucapnya.
Menurut Dina, jumlah total murid dari kelas 7 sampai dengan 9 sebanyak 23 siswa. Sedangkan jumlah guru hanya 6 orang. Otomatis, mau tidak mau harus merangkap jabatan.
“Saya merangkap dari Waka Kurikulum, Guru IPA sama Operator PIP. Kalau gaji jumlahnya sama, tidak ada insentif tambahan,” terangnya.
SMPN Satu Atap Gemarang sudah berdiri sejak tahun 2007.
Jumlah peserta didik paling banyak yang dimiliki sekolah tersebut hanya sekitar 50 siswa, pada tahun ajaran 2012/2013.
Jumlah itu pun terus menyusut dari tahun ke tahun, seiring hilang atau berkurangnya fasilitas yang ada di sekolah tersebut.
“Saya yakin semua bapak ibu guru yang baru ditempatkan di sini, pasti akan merasa keberatan. Tapi karena sudah merasakan bertahun-tahun, akhirnya ya sudah kayak menyatu dengan masyarakat sama anak-anak sini,” Dian menuturkan.
Dian berpesan, jika naluri sebagai seorang guru sudah terketuk, ditempatkan di mana pun akan berusaha menjalankan semuanya dengan ikhlas.
“Lambat laun pasti menemukan sesuatu hal yang tertancap di dalam benak pribadi. Lalu untuk anak-anak, motivasi lebih ditingkatkan, bahwasanya manfaatkan kesempatan untuk sekolah demi memenuhi kebutuhan pendidikan demi meraih cita cita setinggi mungkin,” pungkasnya.
(Febrianto Ramadani/Arum Puspita/SURYA.CO.ID)
| Sosok Imron Amin, Wakil Ketua MKD DPR yang Beber Alasan Ringankan Sanksi Ahmad Sahroni dan Uya Kuya |
|
|---|
| Sosok Munawar AR Anggota DPRA yang Sebut Kekejaman Pengeroyok Arjuna di Masjid Mirip Tentaran Israel |
|
|---|
| Sosok Adang Daradjatun Ketua MKD DPR RI yang Sanksi Sahroni, Nafa Urbach, Eko Patrio: Eks Wakapolri |
|
|---|
| Beda Nasib Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Eko Patrio, Nafa Urbach: 3 Anggota Terbukti Langgar Kode Etik |
|
|---|
| 6 Fakta Kakak Beradik Tak Makan 28 Hari Tunggu Jasad Ibu, Lakukukan Ini Agar Tak Repotkan Tetangga |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Kisah-Guru-SMP-Ngajar-di-Daerah-Terpencil-Madiun.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.