Jasad Membusuk di Kota Blitar
SOSOK Pembunuh 2 Wanita Jasadnya Membusuk di Shelter Anjing Kucing Kota Blitar, Ngaku Sakit Hati
AF (21), tersangka pembunuh Ragil Sukarno Utomo alias Sinyo (50) dan Luciani Santoso (53) ternyata baru bekerja seminggu.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID I BLITAR - Inilah sosok AF (21), tersangka pembunuh Ragil Sukarno Utomo alias Sinyo (50) dan Luciani Santoso (53) di shelter anjiing dan kucing Jalan Sulawesi, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur.
Ragil adalah pemilik shelter anjing dan kucing tersebut, sementara Luciana, warga Kota Surabaya yang tinggal di sana.
Jasad Ragil dan Luciana ditemukan sudah dalam kondisi membusuk di area shelter pada Senin (1/1/2024).
Tak lama setelah itu, polisi menangkap AF (21), pria asal Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, karyawan shelter pada Selasa (2/1/2024) pukul 03.00 WIB.
Kapolres Blitar Kota, AKBP Danang Setiyo PS mengungkapkan, setelah melakukan serangkaian penyelidikan dan olah TKP serta mencocokan hasil autopsi dari Tim Forensik RS Bhayangkara Kediri, hari ini (3/1/2024), pihaknya kami menetapkan AF sebagai tersangka dalam kasus itu.
Baca juga: BREAKING NEWS Polisi Tetapkan Tersangka Pembunuh 2 Perempuan yang Jasadnya Membusuk di Kota Blitar
Sejumlah barang bukti yang diamankan polisi, antara lain, baju korban, empat ponsel milik korban, dompet korban, DVR CCTV dan parang.
Dalam pemeriksaan, AF mengaku memukul kedua wanita tersebut dengan parang hingga tewas.
"Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (30/12/2023) pagi. Satu hari sebelumnya (Jumat), pelaku sudah merencanakan aksi itu," ujarnya.
Untuk itu, polisi menjerat pelaku dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman pidana mati atau penjara seumur hidup.
Lalu, siapa sebenarnya AF?
Ternyata AF yang warga Kediri ini baru bekerja di shelter tersebut satu minggu, tepatnya pada 23 Desember 2023.
Pelaku mengetahui lowongan kerja di shelter hewan milik korban dari media sosial.
Shelter hewan milik korban menampung anjing, kucing dan satu monyet.
Dalam lowongan kerja itu, pelaku dijanjikan mendapat gaji Rp 3,1 juta per bulan.
Tapi, kenyataanya pelaku disuruh menandatangani kontrak kerja selama 3 bulan oleh korban, dengan gaji Rp 1 juta per bulan dan bonus Rp 250.000 yang diambil di akhir kontrak.
"Pelaku diminta oleh korban untuk tanda tangan surat kesepakatan kerja, tetapi pelaku tidak mau tanda tangan. Karena di dalam surat kesepakatan kerja tersebut tidak sama dengan yang ditawarkan oleh korban di media sosial," ujar Danang.
"Pelaku sakit hati kepada korban karena ada tidak kesesuaian (gaji) yang dijanjikan dengan kenyataan ketika kerja di tempat korban," sambung Danang.
Selain itu, kata Danang, pelaku juga merasa tidak nyaman bekerja di tempat korban. Karena, korban tidak mengizinkan pelaku pergi keluar rumah.
Puncaknya, ketika pelaku meminta izin untuk keluar salat Jumat, korban tidak mengizinkan dengan alasan tidak ada yang menggantikan pekerjaannya.
"Kami masih mendalami kemungkinan ada motif lain. Sementara, motifnya itu, pelaku sakit hati karena beberapa hal tersebut terhadap korban," katanya.
Ditemukan 20 Luka

Sebelumnya, hasil autopsi mengungkap Ragil dan Luciani tewas setelah dihantam benda tajam dan tumpul di kepalanya.
"Dari pemeriksaan terhadap dua jenazah ada ditemukan beberapa luka di daerah kepala, baik kepala belakang dan daerah rahang," kata Dokter Spesialis Forensik RS Bhayangkara Kediri, dr Tutik Purwanti, usai melakukan autopsi terhadap dua jenazah korban di RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar, Selasa (2/1/2024).
Dijelaskan Tutik, jumlah luka yang ditemukan pada jenazah Luciani sebanyak 20 luka, sedang pada jenazah Ragil ada tujuh luka.
Baca juga: Tabiat 2 Wanita Tewas Membusuk di Shelter Anjing dan Kucing Kota Blitar, Pekerja Ditangkap di Kediri
"Luka pada dua korban ditemukan di area kepala. Lukanya ada yang akibat benda tajam dan benda tumpul," ujarnya.
Tutik memperkirakan kedua korban meninggal dunia sudah sejak seminggu dari jarak ditemukan jasadnya.
Hal itu berdasarkan kondisi jenazah kedua korban yang sudah mengeluarkan belatung ketika ditemukan pada Senin (1/1/2024).
"Karena sudah ada belatung (pada jenazah kedua korban), diperkirakan (meninggalnya) agak jauh dari penemuan jenazahnya. Perkiraan, meninggalnya antara tanggal 26-27 Desember 2023," katanya.
Ragil merupakan pemilik shelter atau penampungan anjing dan kucing di rumah tersebut.
Sementara Luciani teman dekat Ragil yang warga Kota Surabaya, Jawa Timur.
Luciani sudah berada di rumah tersebut sejak tiga tahun silam.
Siapa sebenarnya Erlin dan Luciana?

Menurut Jarno, warga setempat, Ragil dan Luciana tertutup dengan lingkungan.
Penghuni rumah jarang bersosialisasi dengan warga.
Kondisi pagar rumah juga selalu tertutup. Ketika ditinggal keluar, penghuni menggembok pintu pagar dari luar.
Tabiat tertutup dari penghuni rumah tersebut membuat kejadian tragis itu tidak diketahui warga.
Warga baru merasakan ada kejanggalan setelah mencium bau dari dalam rumah pada Senin (1/1/2024).
Menurut Siswanto, Ketua RW 7 Kelurahan Karangtengah, penemuan jasad itu berawal dari kecurigaan warga yang mencium bau tidak sedap mirip bangkai dari dalam rumah berpagar tinggi tersebut.
Warga kemudian melaporkan hal itu kepada ketua RT setempat dan diteruskan kepada ketua RW.
"Tadi sore, saya mendapat laporan dari ketua RT 3 soal bau bangkai di lokasi. Akhirnya, saya bersama ketua RT 3 mencoba mengecek ke lokasi," kata Siswanto.
Karena kondisi pagar rumah terkunci, Siswanto bersama ketua RT mengecek sumber bau bangkai dengan cara memanjat pagar dari samping rumah.
Setelah dicek, Siswanto melihat ada satu mayat tergeletak di teras rumah.
Kemudian warga mendobrak pintu pagar untuk masuk ke halaman rumah.
Ternyata di ruang bekas toko yang berada di depan teras rumah juga ada satu mayat lagi dengan posisi tengkurap.
Jarno, warga lain mengaku mencium bau tak sedap dua hari terakhir.
"Dua hari lalu mulai mencium bau tak sedap, tapi baunya terasa paling parah hari ini," katanya.
Jarno mengatakan kondisi pagar rumah yang menjadi lokasi penemuan dua mayat mulai tertutup rapat sejak tiga hari lalu.
Sejak itu, lampu rumah tersebut juga tidak menyala.
"Warga kemudian melaporkan ke ketua RT dan ketua RW. Setelah dicek ternyata ada orang meninggal di rumah itu," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.