Berita Viral

Nasib Anak dan Istri Samsudin, Ditinggal Suami Jadi Relawan Gaza karena Capek Kerja: Percaya Tuhan

Beginilah nasib anak dan istri Samsudin, yang harus ikhlas ditinggal suami jadi relawan di Gaza karena capek kerja serabutan.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
Kolase Tribun Jakarta
Samsudin, pekerja serabutan di Jakarta pilih jadi relawan Gaza karena capek bekerja. Percayakan anak dan istri pada Allah SWT 

SURYA.CO.ID - Beginilah nasib anak dan istri Samsudin, yang harus ikhlas ditinggal suami jadi relawan di Gaza karena capek kerja serabutan.

Samsudin adalah seorang pekerja serabutan di Jakarta. 

Baru-baru ini, dia telah mendaftarkan diri sebagai relawan Gaza dengan alasan yang cukup unik yakni, lelah bekerja serabutan.

Maka, ketika dia melihat spanduk pendaftaran relawan Gaza di Masjid Al Muqarrabien, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Samsudin tertarik mendaftar.

Tak hanya itu, tekad Samsudin mendaftar sebagai relawan Gaza juga berdasarkan rasa kemanusiaan.

Samsudin mengaku telah meminta izin pada anak dan istrinya untuk pergi ke Gaza.

Melansir Tribun Trends, Samsudin yang hari ini sedang menjalankan pekerjaan bongkar muat meluangkan waktunya sejenak untuk datang ke Masjid Al Muqarrabien.

Pria asli Bandung, Jawa Barat itu mendaftar langsung ke panitia dengan mengisi formulir yang telah disediakan.

Samsudin mengaku sudah lelah menjadi pekerja serabutan di Tanjung Priok.

Hatinya pun terketuk melihat adanya pembukaan relawan kemanusiaan ke Palestina, lalu segera mendaftar.

"Kita ke sini memang setiap hari ada di Tanjung Priok buat kerja serabutan, mendengar ada spanduk untuk siap relawan ke Palestina, nah saya terketuk hati lah," katanya di lokasi, Rabu (29/11/2023), dikutip dari Tribun Jakarta.

"Ini sebagai kemanusiaan, makanya saya siap untuk membantu korban-korban daripada yang terjadi di Palestina," sambung dia.

Sebelum mendaftar, Samsudin mengaku sudah meminta izin kepada anak istrinya.

Menurut dia, sang istri sudah mempersilakannya berangkat ke jalur Gaza membantu korban-korban perang Hamas-Israel.

"Kemarin saya telepon sama istri saya dan anak saya, ya kalau itu terserah, kalau memang penginnya seperti itu ya silakan," ucap Samsudin.

"Kalo memang namanya rezeki saya percaya Allah lebih mengetahui, kita jangan khawatir bahwa anak kita akan terlantar, itu semua sudah ada izin Allah," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Masjid Al Muqarrabien membuka pendaftaran bagi masyarakat Indonesia yang hendak menjadi relawan untuk diberangkatkan ke Gaza, Palestina.

Pendaftaran relawan ini sudah dibuka berhari-hari, di mana hingga kini sudah ada hampir 200 orang yang mendaftar.

Pendaftaran dibuka secara daring dan spot registrasi ulang disediakan di pelataran masjid.

Berdasarkan pantauan di lokasi, hingga hari ini pihak masjid sudah menerima sebanyak 162 pendaftar ulang.

Laki-laki dan wanita dari berbagai daerah di Indonesia sudah mendaftar untuk menjadi relawan ke jalur Gaza.

Koordinator Posko Relawan Palestina Masjid Al Muqarrabien, Mochammad Tawakal mengatakan, pendaftaran relawan ini dibuka dengan maksud membantu masyarakat Palestina yang kesulitan di tengah perang Hamas-Israel.

"Ini untuk membantu umat manusia lainnya, terutama rakyat Palestina yang ada di Gaza, mereka itu butuh support, butuh dukungan, mereka juga saat ini butuh relawan-relawan karena kita tahu sendiri di sana itu banyak relawan yang berguguran," kata Tawakal.

Tawakala mengaku sengaja membuka pendaftaran keberangkatan ke Palestina karena hatinya terketuk melihat banyaknya relawan di sana berguguran.

Menurutnya, sudah lebih dari 1.000 formulir yang tersebar baik secara luring maupun daring dan antusias masyarakat Indonesia pun cukup besar untuk menjadi relawan.

"Baru beberapa hari ini sudah hampir 200 yang sudah registrasi ulang, formulir yang sudah keluar hampir 1.000 orang," jelasnya.

Tawakal menambahkan, relawan yang sudah mendaftar secara berkala akan diberangkatkan pada bulan Februari dan Maret 2024.

Nantinya para relawan akan berada di Gaza selama enam bulan untuk membantu dalam penanganan medis korban-korban perang di sana.

Masjid Al Muqarrabien bekerjasama dengan organisasi kemanusiaan Bulan Sabit Merah Indonesia untuk memfasilitasi keberangkatan para relawan baik melalui jalur laut maupun udara.

"Kita semua akan persiapkan, mungkin (teknis keberangkatan) itu tidak kita open secara publik, karena kita takutnya ada image yang berbeda dari pihak Israel yang menyebabkan kita itu akan dijegal saat membantu Palestina," ucapnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved