Berita Ponorogo

Dari Ide 1 Minggu 1 Telur, Dokter Pita Dorong Gerakan Lintas Sektoral Menekan Stunting di Ponorogo

yang paling penting adalah kesadaran lintas sektor terutama di wilayah Puskesmas Babadan untuk penanganan stunting.

Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Deddy Humana
surya/pramita kusumaningrum (pramita)
Kepala Puskesmas Babadan, dr Pita Nurhayani. 

Menurutnya, memang tidak semua bisa menjalankan program secara mandiri. Kecuali yang menjalankan bersama pihak kelurahan Kadipaten dan Kertosari.

“Pembagian telur di Kertosari bahkan bisa mencapa 1 kuintal, tidak hanya dari puskesmas trtapi warganya juga ikut gotong royong. Jangan ditanya bagaimana perasaan saya, tentu bahagia,” papar dr Pita.

Seperti rangkaian riak kecil yang membangun ombak besar, gerakan kecil itu kemudian dirasakan luas. Dampaknya luar biasa. Dari data pada 2023 ini, para Februari angka stunting di Puskesmas Babadan adalah 7,74 persen, lalu turun menjadi 7,16 persen pada Agustus 2023.

“Target Kang Giri (Bupati Ponorogo) angka stunting turun menjadi 7 persen pada 2023. Pada 2023 ini wilayah Puskesmas kami sudah bisa mencapai 7,16 persen.Akhir tahun saya rasa bisa 7 persen. Nasional pun targetnya 14 persen,” paparnya.

Gerakan sosial ini sudah berubah menjadi gerakan bersama yang masif. Dan warga Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan memilih telur bukan tanpa alasan. Antara lain karena telur selalu ada, murah, mengolahnya mudah.

“Gizi dan proteinnya juga tinggi. Tidak ada anak tidak suka telur. Berbeda dengan daging yang cara mengolahnya sulit. Belum tentu anak suka, penyimpanan juga sulit,” terangnya.

Setelah berjalan setahun, dr Pita mengaku bahwa program 1 pekan 1 telur masih bergulir. Dan ia mengaku bahwa memang tidak sebanyak awal-awal ketika dicanangkan, namun program ini tetap diterapkan.

“Dulu setiap pekan ada pembagian 10 KG, sekarang 2-3 KG. Mungkin ada yang lupa, juga ada yang masuk malam,” ungkap dr Pita.

Dia mengaku yang paling penting adalah kesadaran lintas sektor terutama di wilayah Puskesmas Babadan untuk melakukan penanganan stunting. Di mana lintas sektor dalam hal intervensi spesifiknya baik dari kecamatan, polsek, koramil, KG, PKK, kelurahan, KUA dan lembaga pendidikan.

“Masing-masing lintas sektoral kita identifikasi perannya dalam penurunan stunting dalam acara mini lokakarya. Saya yakin cepat atau lambat, ketika kesadaran mulai tumbuh penanganan stunting akan jauh lebih mudah” pungkasnya. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved