Berita Kediri

Kekeringan Ekstrem Hingga Kahutla Jadi Dampak Kemarau Panjang di Kabupaten Kediri

Kemarau panjang membuat sumber air di beberapa desa seperti Ponggok dan Manyaran Kediri mengering

Penulis: Luthfi Husnika | Editor: irwan sy
surya/luthfi Husnika
Kebakaran melanda kawasan hutan blok Simbar yang secara administratif masuk di kawasan Dusun Sidodadi, Desa Besowo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Minggu (24/9/2023) sore. 

SURYA.co.id, KEDIRI - Kemarau panjang membuat sumber air di beberapa desa seperti Ponggok dan Manyaran mengering dan juga menimbulkan masalah lain seperti kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno, mengatakan dalam kurun waktu dua bulan terakhir ada lima kasus karhutla yang terjadi di wilayah Kediri.

"Betul. Ada beberapa kasus karhutla yang dilaporkan selama dua bulan terakhir," kata Stefanus, Rabu (31/10/2023).

Ia menjelaskan kasus pertama yakni kebakaran di lereng Gunung Wilis.

Mulanya kebakaran tersebut masuk wilayah Kabupaten Nganjuk, namun merembet.

Tetapi langsung bisa diantisipasi.

Kasus selanjutnya yakni kebakaran semak-semak kering yang membuat api cepat membesar di area lahan.

Tak hanya sekali, kebakaran lahan di Manyaran ini terjadi dua kali dalam kurun waktu berdekatan.

"Di Kecamatan Mojo juga ada kebakaran beberapa waktu lalu. Tapi tidak besar seperti di Bromo. Bisa langsung dipadamkan. Kemudian yang kebakaran di dekat Klotok, tapi masuk wilayah kota," jelasnya.

Kebakaran terakhir yang dilaporkan adalah karhutla di wilayah Kecamatan Kandangan, namun juga bisa diatasi.

Dari setiap kasus karhutla, kata Stefanus, luasan lahan yang terdampak mencapai dua hektare.

Jadi dengan total lima kasus ada sekitar 10 hektare lahan yang terbakar.

Selain rentetan kebakaran tersebut , Stefanus menyebut ada tiga dusun dari dua kecamatan yang sempat terdampak kekeringan ekstrem.

"Ada satu dusun di Desa Ponggok dan dua lainnya di Desa Manyaran. Tapi yang Manyaran ini kami tidak sampai dropping air, karena sumber air masih mengalir," paparnya.

Ia berharap ketika masuk waktu musim hujan nanti, permasalahan kekeringan ekstrem di Kabupaten Kediri bisa segera teratasi.

"Semoga pertengahan November nanti hujan intensitas sedang sudah merata. Kemarin ada hujan ringan di Kediri bagian timur. Kediri bagian barat masih belum," ucapnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved