Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Yoris Bisa Jadi Tersangka di Pembunuhan Subang Usai Dipanggil Polisi, Pengacara Curigai Chat Lama
Dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, sejumlah fakta mulai terungkap sejak Ramdanu alias Danu buka suara.
Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, sejumlah fakta mulai terungkap sejak Ramdanu alias Danu buka suara.
Termasuk fakta pihak kepolisian yang sempat mencurigai Yoris, anak Tuti Suhartini, turut andil dalam kasus pembunuhan ibu dan anak tersebut.
Kecurigaan polisi mengenai Yoris, diungkap oleh pengacara Yoris, Leni Anggraeni, dalam kanal Youtube Diskursus Net.
Dalam tayangan talkshow itu, Leni Anggraeni menjelaskan bahwa pihak kepolisian sempat menaruh curiga pada Yoris.
Bahkan, dia sempat diminta oleh pihak kepolisian untuk mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk chat yang ada di handphone Yoris.
Melansir Tribun Bogor, atas arahan pihak kepolisian itu pun, Leni juga sempat menaruh curiga pada klilennya.
"Ini hanya gambaran kita bisa salah bisa benar, mungkin ada skenario yang dibuat seolah-olah ini (Yoris) akan jadi tersangka. Ini tuh emang ngarahnya (Yoris) dijadikan tersangka ," ungkap Leni Anggraeni dilansir TribunnewsBogor.com pada Sabtu (28/10/2023).
Tak cuma analisa, Leni juga menduga Yoris bakal jadi tersangka usai dipanggil pihak kepolisian.
Kabarnya penyidik telah mempunyai bukti keterlibatan Yoris dalam kasus Subang.
"Bahkan pihak kepolisian manggil saya, dia bilang 'teh, jangan terlalu percaya sama klien teteh. Kami mengantongi bukti-bukti bahwa klien teteh terlibat dalam pembunuhan'. Kata saya 'ah masa? saya akan membantu kalau betul'. Saya akan cari tahu," pungkas Leni.
Mengetahui hal tersebut, Leni segera berkoordinasi dengan Yoris terkait bukti yang dimiliki kliennya itu.
Termasuk dengan chat lama di ponsel terdahulu Yoris.
"Akhirnya saya ambil Hnadphone (Yoris) kita serahkan semuanya (ke penyidik). HP lama jangan dihilangin ya Yoris, soalnya di situ ada bukti yang kita kasih ke pihak berwajib. Tapi ternyata sudah clear," imbuh Leni.
Beruntung, firasat Leni tak terbukti hingga kemarin.
Sebab Yoris masih berstatus saksi dan jumlah tersangka belum bertambah.
Kendati demikian, Leni sempat mencurigai Yoris terkait kasus Subang.
"Berjalan beriring waktu terus, sempat lega, alhamdulillah klien saya tidak terlibat. Kita juga penasaran, sempat curiga juga sama Yoris, saya cari motifnya, ini ada enggak alasannya untuk membunuh ibu sama adiknya, saya sempat ngomong," akui Leni.
Meskipun penyidik telah menetapkan lima tersangka, Leni dan kliennya enggan berburuk sangka kepada para pelaku.
Leni pun tak menutup kemungkinan jika polisi akan menetapkan tersangka baru.
"Asas praduga tak bersalah juga harus dikedepankan, kita hormati proses di kepolisian, nanti akan seperti apa, bisa saja nanti ada tersangka lain," ucap Leni.
Sosok Banpol dalam Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Oknum banpol ini mendatangi TKP pembunuhan ibu dan anak di Subang sehari setelah kejadian atau tanggal 19 Agustus 2021.
Kedatangan banpol sempat diketahui Danu dan dilaporkan ke anak tertua korban, Yoris Raja Amanullah.
Dalam pengakuannya Danu menyebut sempat diperintah oknum Banpol ini masuk ke dalam mobil Alphard dan membersihkan ban mandi di TKP.
Oknum banpol ini diduga kerap terlihat di Polsek Jalan Cagak, Subang.
Baca juga: Sederet Kelakuan Bejat Yosef Sebelum Kasus Subang Mencuat Dibongkar Yoris, Pernah Poligami dan KDRT
Saat itu, kesaksian Danu banyak yang menyangsikan terutama dari pihak Yosef HIdayat yang kini menjadi tersangka utama kasus ini.
Kini, setelah polisi menetapkan lima tersangka kasus Subang, sosok banpol ini diungkit lagi oleh kuasa hukum Danu, Ahmad Taufan Soedirja.
"Kami juga meminta penyidik untuk mendalami kejadian tanggal 19 Agustus 2021. Sehari setelah kejadian pembunuhan. Diantaranya, masuknya banpol," kata Taufan dikutip dari video yang ditayangkan di channel youtube Heri Susanto, Jumat (27/10/2023).
Selain soal banpol, Taufan juga meminta penyidik untuk mendalami kejadian pada 19 Agustus 2023 malam.
Saat itu Yosef Hidayat beserta keluarga dan mengajak serta Yoris Raja Amanullah masuk ke dalam TKP malam-malam.
Bahkan, saat itu ada oknum polisi dari polsek yang datang dengan alasan untuk mengambil kucing.
"Setelah kami dalami, ternyata ada pengambilan mobil. Satu mobil Yaris sempat diserahkan ke saksi," terang Taufan.
Taufan berharap dua kejadian ini akan didalami sehingga kasus Subang bisa terungkap terang benderang.
Taufan menduga pembunuhan ibu dan anak di Subang ini bermotif harta, di mana putarannya ada di Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Seperti diketahui, Yayasan Bina Prestasi Nasional yang mengelola SMP dan SMK didirikan Yosef Hidayat.
Namun, dalam perkembangannya Yosef justru didepak dari yayasan tersebut.
Yayasan akhirnya dikelola Yoris sebagai ketua, Tuti Suhartini sebagai bendahara dan Amalia Mustika Ratu sebagai sekretaris.
Sementara Yosef tak mendapat insentif apapun dari yayasan.
Dari informasi yang dihimpun Taufan, Yayasan Bina Prestasi Nasional, diduga menggunakan data fiktif.
"Penyidik sudah memblokir rekening di bank BJB yang digunakan untuk mencairkan dana BOS dan PBMU," ungkap Taufan.
Taufan juga mendengar penyidik sudah mengirimkan surat ke dinas pendidikan provinsi Jabar dan DIndik Subang untuk membekukan bantuan dana BOS untuk yayasan Bina Prestasi Nasional.
"Tidak mungkin pembunuhan terjadi tanpa sebab. Karena dijalankan dan dilakukan denagan skenario luar biasa. Tanpa meninggalkan sidik jari dan skenario durasinya panjang.
Bukan spontanitas. Menurut kami sangat terencana, agar tidak bisa terungkap. Polarisasinya luar biasa dari awal sampai hari kemarin tanggal 16 saat Danu menyerahkan diri," tukas Taufan.
Terkait motif harta ini juga sempat diuraikan oleh Yoris.
Yoris menduga sang ayah nekat menghabisi ibu dan adiknya karena motif harta yang tidak seberapa.
Diakuinya, selama mengelola Yayasan pendidikan, Yosef dan Mimin memang tidak dilibatkan.
Bahkan, setiap bulan Yosef dan Mimin tidak pernah mendapatkan uang dari yayasan.
Sementara Yoris sebagai ketua yayasan mendapat gaji Rp 15 juta, lalu korban Tuti dan Amel mendapat Rp 10 juta.
Setelah Tuti dan Amel tewas, Yosef tiba-tiba minta Yoris mencairkan uang. Dan saat itu yang disuruh untuk menjadi bendaharanya justru Danu yang selama ini tak pernah mengurus keuangan.
Saat itu Yoris menolak hingga akhirnya dia dinonaktifkan.
Yosef lalu berhasil mencairkan dana yayasan sebesar Rp 22 juta.
Terkait hal ini, penyidik Polda Jabar memanggil tiga saksi dari yayasan untuk diperiksa pada Rabu (25/10/2023). Salah satunya Dadang.
Dilansir dari Youtube Fredy Sudaryanto, pria bertopi tersebut terlihat hadir seorang diri.
Ia menjelaskan bahwa kedatangannya untuk memenuhi panggilan dari Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Barat.
"Saya dari yayasan," ucap pria bernama Dadang itu.
Menurut dia, ini merupakan panggilan pertama dirinya selama menjabat di yayasan milik Yosef tersebut.
"Ini panggilan pertama, sebelumnya enggak pernah," lanjut dia.
Dirinya pun menjelaskan bahwa dirinya menjabat sebagai bawahan Yosef.
"Kalau di yayasan saya jabatannya sebagai kepala sekolah," ungkap dia.
Untuk kedatangannya kali ini, Dadang belum mengetahui akan diperiksa terkait apa.
"Saya belum tahu untuk apa, cuma memenuhi panggilan aja," tandasnya.
Pembunuhan ibu dan anak di Subang
Yoris
kasus pembunuhan Subang
Tuti Suhartini
Leni Anggraeni
Polda Jabar
Yosef
Ramdanu
surabaya.tribunnews.com
SURYA.co.id
UPDATE Kasus Subang: Sopir Alphard Bawa Jasad Tuti dan Amel Ternyata Anak Tiri Yosep, Ini Nasibnya |
![]() |
---|
Ingat Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang? Terbaru Anak Tiri Yosep dan Mimin Ditahan Polda Jabar |
![]() |
---|
Ipda Taryono Tak Hanya Merusak TKP Kasus Subang, Pengacara Danu Beber Siasatnya Halangi Penyidikan |
![]() |
---|
Siasat Ipda Taryono Kaburkan Kasus Subang Dibongkar Achmad Taufan: Komplotan, Mau Tumbalkan Danu |
![]() |
---|
Besaran Gaji Ipda Taryono Tersangka Baru Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Begini Nasibnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.