Berita Gresik

Sering Dianggap Limbah, Sekam Padi asal Gresik Diekspor ke Jerman dan Jepang 120 Ton per Bulan

Dari penelitian, sekam padi dimanfaatkan pada proses penggemburan tanah untuk mengikat unsur hara pada tanaman.

Penulis: Sugiyono | Editor: Deddy Humana
surya/mochamad sugiyono
Sekam padi atau kulit padi yang telah dibuang, bisa bernilai ekonomis karena diekspor ke Jepang dan Jerman. 


SURYA.CO.ID, GRESIK – Sekam padi atau sisa kulit padi yang lepas usai dirontokkan, kerap dibuang karena dianggap limbah. Siapa yang menduga, ternyata sekam padi di Gresik justru merupakan komoditas ekspor yang setiap bulan diterima pengusaha Jepang dan Jerman.

Sejak tahun 2018, usaha ekspor sekam padi masih terus berjalan lancar ke dua negara itu. Sekam padi itu dikirim dari Desa Betiting, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik. Tidak tanggung-tanggung, setiap bulan warga Gresik bisa mengekspor 120 ton sekam padi.

Waliyur Rahman, Bendahara Umum Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (DPD LPM) dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Gresik mengatakan, ekspor sekam padi ke Jepang dan Jerman terus berjalan baik sejak tahun 2018.

“Jumlah yang diminta setiap bulan mencapai 120 ton,” kata Waliyur yang juga Ketua Pengda DPD LPM Jawa TImur, Senin (23/10/2023).

Lebih lanjut Waliyur menambahkan, saat ini, ada 5 tempat yang memproduksi sekam padi di wilayah Gresik. Sedangkan di Kabupaten Lamongan ada 30 tempat. Sehingga, dapat mencukupi permintaan ekspor ke Jepang dan Jerman setiap bulan.

“Selama ini tidak ada kendala terkait ekspor sekam padi ke Jerman dan Jepang,” imbuh anak dari almarhum KH Ali Hasan Asy'ari, ulama asal Desa Gumeno, Kecamatan Manyar itu.

Dari kegiatan tersebut Waliyur juga melibatkan beberapa temannya di antaranya Abimanyu, warga Desa Betiting, Kecamatan Cerme dan H Subkhi Basyar, sebagai eksportir melalui PT Ajibakuh Anugerah dan PT Sabian Berkah Abadi.

Selain itu, para pekerja rata-rata juga dari warga Gresik dan Lamongan, sehingga ekspor sekam padi ini juga mempekerjakan masyarakat sekitar. “Kita berbagi tugas, sehingga kegiatan ekspor sekam padi ini berjalan dengan baik dan bisa membantu masyarakat untuk ikut bekerja,” terangnya.

Dari penelitian, sekam padi dimanfaatkan pada proses penggemburan tanah untuk mengikat unsur hara pada tanaman. Setiap sekam bakar memiliki banyak pori-pori yang bentuknya besar namun permanen ringan. Penggunaan pori-pori tadi sangat baik guna mengikat serta menyerap unsur hara.

Meski tidak dijelaskan, untuk apa Jepang dan Jerman menerima sekam padi dari Gresik, tetapi diduga sekam itu akan dibakar lagi untuk meningkatkan kandungan karbon dan unsur hara. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved