Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

KATA Ahli soal Danu Jadi Justice Collaborator dalam Kasus Pembunuhan Subang, Tegas Sebut Tak Pantas

Pengusulan Ramdanu alias Danu, tersangka dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, dianggap tidak pantas oleh ahli.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Musahadah
Kolase Surya.co.id
Ramdanu atau Danu dinilai tidak pantas jadi justice collaborator dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang karena sudah menghambat pihak kepolisian selama dua tahun. 

SURYA.CO.ID - Pengusulan Ramdanu alias Danu, tersangka dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang sempat mandek selama dua tahun, dianggap tidak pantas oleh ahli.

Saat Danu menyerahkan diri ke Polda Jabar guna mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, dia mengajukan diri sebagai justice collaborator.

Danu ingin dirinya dilindungi agar bisa mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang sempat mandek selama dua tahun itu.

Baca juga: NASIB Mimin Tersangka Kasus Subang yang Belum Ditahan Polisi, Terus Beralibi Meski Dipojokkan Danu

Namun, menurut Kriminolog Universitas Islam Bandung (Unisba), Prof Nandang Sambas, permintaan Danu dinilai tidak pantas.

Hal itu karena Danu sempat menutupi kasus ini dari pihak kepolisian dua tahun silam.

Menanggapi permintaan Danu sebagai JC, Prof Nandang Sambas menilai jika Danu tak layak dijadikan JC. Sebab, ada upaya mempersulit dalam penyelidikan kasus ini.

"Saya tidak sepakat untuk dijadikan JC, terlepas dia yang mengaku (pertama) sehingga terungkap," ujar Nandang, Jumat (20/10/2023), melansir Tribun Jabar.

Nandang menilai jika pengakuan Danu, didasari oleh rasa bersalah yang mulai dirasakan setelah dua tahun lebih peristiwa itu terjadi.

"Tidak pantas dapatkan JC karena mempersulit sejak awal. Walaupun sekarang mengaku, mungkin dia merasa dosa dan telah melakukan kesalahan," katanya.

"Tapi nanti akan dipertimbangkan penyidik sampai sejauh mana kalau di dijadikan justice collaboration," tambahnya.

Baca juga: Beda Mimin dan Danu soal Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang: Istri Muda Yosef Angkut Jasad ke Alphard

Sebenarnya, kata dia, kalau saja sejak awal Danu menceritakan semua kejadian yang dilihatnya kepada kepada Polisi, mungkin Danu hanya akan menjadi saksi.

"Jadi gini, dalam teori hukum pidana, seorang bisa langsung melakukan, bisa menyuruh melakukan, turut serta melakukan atau membujuk orang lain. Harusnya dia ngaku, kalau ngaku bisa saja lepas pertanggungjawaban. Tapikan dia gak lakukan upaya, kalau tak berani lari ngasih tahu yang lain ke tetangga, harusnya," ucapnya.

Yosef Cuci Tangan dan Kambing Hitamkan Danu

Yosef Hidayat yang awalnya bersandiwara menjadi pihak korban yang terdzolimi akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.

Yosef diduga mendalangi kasus pembunuhan istri dan anaknya dibantu istri mudanya, Mimin Mintarsih dan dua anak tirinya, Arigi dan Abi.

Terungkapnya, kasus ini setelah saksi kunci yang juga tersangka kasus ini, Muhammad Ramdanu alias Danu menyerahkan diri dan membongkar kronologinya.

Dalam keterangannya, Danu mengaku ditelepon Yosef saat sedang di warnet pada 17 Agustus 2023 malam.

Ia disuruh menemani Yosef ke rumah Tuti dan Amel.

Danu dan Yosef. Inilah Beda Ekspresi Yosef dan Danu Saat Ditahan, Disebut Tak Menyesal Jadi Pembunuh Ibu dan Anak di Subang.
Danu dan Yosef. Inilah Beda Ekspresi Yosef dan Danu Saat Ditahan, Disebut Tak Menyesal Jadi Pembunuh Ibu dan Anak di Subang. (kolase Tribun Jabar)

Baca juga: BUKTI Kuat Yosef Jadi Dalang Pembunuhan di Subang Selain Kesaksian Danu, Polisi Temukan Ini

Danu diminta menunggu di pojok kiri garasi dalam kondisi lampu padam.

Berdasar pengakuan Danu, kondisi rumah malam itu gelap, mulai dari garasi, ruang dalam, hingga kamar.

Lampu yang menyala hanya di bagian dapur, tempat Danu mengambilkan golok atas perintah Yosef.

 "Dalam situasi begitu kan tegang banget," kata Taufan kepada TribunnewsBogor.com.

Danu lari menuju kamar setelah mendengar teriakan Amel.

Dalam kamar, Danu mengaku melihat Tuti yang sudah tergeletak.

"Amel terduduk di pojokan. Kepalanya dibenturkan Abi. Sedangkan bu Tuti gak tau udah meninggal atau belum, karena kan gelap," katanya.

Danu kemudian disuruh mengangkat jasad Tuti Suhartini dari kamar ke ruang TV lalu ke kamar mandi hingga kemudian dimasukkan ke bagasi mobil Alphard hitam di garasi.

Sedangkan jasad Amalia Mustika Ratu diangkat seorang diri oleh Yosef.

"Mana ada keberanian Danu melawan dalam situasi seperti itu. Secara sikologis keluarga dia anak angkat, keluarga dia gak mampu, dia banyak dibantu, ibaratnya kaya pembantu. Danu lebih nurut sama Yosef dan keluarga, ketimbang sama keluarganya sendiri," kata Taufan.

Kata Taufan, Danu disuruh Yosef mengangkat jasad, membersihkan TKP, hingga memercik-mercikan air.

Danu sendiri, menurut Achmad Taufan, sampai dua kali pamit pulang namun tak diizinkan Yosef Hidayah.

"Danu pulang duluan. Izin pertama setelah azan Subuh Danu izin pulang, 'Mang saya mau pulang mang'. "Nanti dulu Nu, nanggung'," kata Taufan menirukan ucapan Danu dan Yosef.

Saat izin pulang kedua kalinya, Danu pun diancam oleh Yosef untuk menjaga rahasia pembunuhan ibu dan anak di Subang.

"Saat akan pulang terakhir pun Yosef bilang ke Danu, 'Awas ya Nu jangan bocor kamu ya'. Diancam begitu, mana berani sekelas Danu," kata Achmad Taufan.

Sebelum kasus ini terungkap, justru Danu berusaha dikambing hitamkan Yosef dengan berbagai cara.

Mulai dari menyebut Danu adalah anak angkat hingga berani bersumpah.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved