Porprov Jatim 2023

Koni Jatim Bantah Ada Pukulan Fatal yang Diduga Jadi Penyebab Atlet Tinju Bondowoso Meninggal Dunia

Wakil Ketua II Koni Jatim, Irmantara Subagio, membantah ada pukulan fatal yang mengakibatkan atlet petinju kontingen Bondowoso meninggal dunia

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: irwan sy
mohammad romadoni/surya.co.id
Wakil Ketua II Koni Jatim, Irmantara Subagio. 

SURYA.co.id | JOMBANG - Wakil Ketua II Koni Jatim, Irmantara Subagio, membantah ada pukulan fatal yang mengakibatkan atlet petinju kontingen Bondowoso, Farhat Mika Rahel Riyanto (15), meninggal dunia.

Dari video pertandingan cabor tinju Porprov Jatim ke-VIII di Auditorium Undar (Universitas Darul Ulum) yang beredar, terlihat atlet Farhat terkena pukulan dari lawannya yakni kontingen dari Kabupaten Blitar, I Putu Nandi Keswara di kelas 46Kg.

Masih dalam video itu, atlet Farhat disudut merah terlihat berupaya menghindari pukulan dari lawan yang bertubi-tubi di sudut ring.

Ia sempat tergelincir saat menghindari lawan dan terkena pukulan.

Farhat terjatuh dan saat berupaya bangkit ia akan dipukul lawan namun dipisah oleh wasit.

Irmantara Subagio mengatakan tidak ada pukulan di bagian tubuh vital yang menyebabkan atlet tinju Farhat mengalami cedera pendarahan otak hingga meninggal.

"Tidak ada, ada videonya barang kali teman-teman nanti bisa mengakses. Itu ya seperti biasa, tinju seperti itu. Sudah dihitung, ya pukulan biasa tidak sampai keras. Kalau lihat videonya enggak (Keras)," jelasnya di lokasi arena cabor tinju Porprov Jatim, Auditorium Undar Jombang, Selasa (12/9/2023).

Ibag sapaan akrabnya mengatakan saat itu wasit sudah menghitung dan kedua atlet untuk kembali memulai pertandingan.

"Dan sudah dihitung (Wasit) satu, dua, dia sudah siap begini bertanding lagi. Terus agak sempoyongan sedikit, kemudian dipegang oleh wasitnya kemudian dibaringkan. Kemudian tim medis masuk, dibawa ke ambulans dan di rumah sakit," bebernya.

Ia menegaskan pertandingan cabor tinju Porprov Jatim sudah sesuai aturan dan tidak ada yang dilanggar dalam SPP tersebut.

Atlet juga mengenakan sarung tangan petinju dan pengaman kepala yang sesuai standar olahraga tinju.

"Semua berjalan sudah dengan sesuai SOP, tidak ada yang dilanggar. SOP (Cabor tinju) cukup ketat, apalagi atlet setiap hari harus timbang badan dan cek kesehatan," pungkasnya.

Wakil Ketua Pertina (Persatuan Tinju Amatir Nasional) Jombang, Muhammad Jono menjelaskan sebenarnya pukulan di pertandingan tinju itu adalah hal biasa.

"Sebenarnya di pertandingan itu pukulan hal biasa. Cuma masalahnya pas pertandingan kelas 46Kg antara petinju almarhum dan dari Blitar. Ronde 1, 2 unggul namun ronde ketiga atlet Bondowoso terkena pukulan," ucap Jono.

Menurut Jono, saat kejadian itu tindakan wasit dan pelatih kontingen Bondowoso sudah sesuai SOP.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved