Berita Viral
Sosok Midun, ASN yang Bersepeda dari Batu ke Jakarta demi Korban Tragedi Kanjuruhan, Tiba di Bekasi
Inilah sosok Midun, ASN yang bersepeda dari Batu ke DKI Jakarta demi menyuarakan keadilan Tragedi Kanjuruhan. Ia tiba di Bekasi semalam, Minggu (13/8)
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Sosok Miftahuddin Ramli (52) atau Midun masih menjadi perbincangan hangat.
Sosok Midun mendapat sorotan lantaran aksinya bersepeda dari rumahnya ke ibukota.
Diketahui, Midun merupakan warga Kota Batu, Jawa Timur.
Ia nekat bersepeda dari Batu ke DKI Jakarta demi menyuarakan keadilan Tragedi Kanjuruhan.
Setelah mengayuh sepeda selama 11 hari, Midun sampai di Kota Bekasi, Minggu (13/8/2023) malam.
Ia tiba dan singgah sejenak di Bekasi sebelum melanjutkan perjalanannya ke DKI Jakarta.
Di sana, Midun disambut oleh para suporter sepak bola.
Salah satunya yakni suporter Persija Jakarta, Jak Mania.
Selain itu juga ada para Viking, Soebex, dan suporter Persipasi Kota Bekasi.
Lantas, siapakah sosok Midun?
Sosok Midun yang Gowes demi Korban Tragedi Kanjuruhan
Miftahudin Ramli atau Midun merupakan warga Batu, Jawa Timur.
Dilansir dari berbagai sumber, Midun merupakan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dirinya diketahui bertugas di Dinas Pariwisata Batu.
Namanya mencuat usai memutuskan bersepeda untuk menyuarakan Tragedi Kanjuruhan yang tidak kunjung menemukan titik terang.
Padahal, ia bukan merupakan saudara atau kerabat dari korban Tragedi Kanjuruhan.
Midun yang merupakan penggemar sepak bola rela gowes ke ibukota atas dasar kepedulian.
Ia tidak ingin ada tragedi serupa yang terulang kembali di dunia sepak bola Indonesia.
Upaya yang dilakukan oleh Midun juga mendapat sambutan dari sang istri.
Istri Midun tidak khawatir lantaran suaminya telah terbiasa melakukan ekspedisi ke luar kota.

Tiba di Bekasi
Kini, perjalanan Ramli tinggal sedikit lagi. Ia telah tiba di Kota Bekasi.
Saat tiba di sana, sepeda yang digowes oleh Midun masih dilengkapi dengan minatur keranda berlapis kain hitam.
Dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, coretan kalimat-kalimat protes tampak jelas menghiasi kain tersebut.
Kalimat di sisi kanan misalnya, tertulis "Football Without Violence" atau yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti sepak bola tanpa kekerasan.
Di sisi kiri miniatur keranda itu juga tampak tertulis kalimat "Justice for Kanjuruhan" atau yang berarti keadilan untuk Kanjuruhan.
Sementara untuk bagian depan dan belakang miniatur keranda itu, tertulis angka 135.
Angka tersebut merujuk kepada total korban dari Tragedi Kanjuruhan.
Sepeda itu Midun modifikasi layaknya sepeda tandem, namun tanpa setang tambahan.
Midun menambahkan rangka besi sepeda dan satu ban di bagian belakang.
Hal itu dilakukan agar sepeda bisa mengangkut miniatur keranda yang ia bawa.
Baca juga: Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tanya Kejelasan Uang Restitusi Senilai Rp 8,8 Miliar
Sejumlah pesan juga tertulis di sebuah sobekan kardus yang diikat menggunakan tali rafia.
Pesan-pesan tertulis itu diikat di bagian belakang rangka tambahan sepeda.
"Tetapkan Tragedi Kanjuruhan Sebagai Pelanggaran HAM Berat !!!" bunyi salah satu pesan di sebuah sobekan kardus yang ikut dibawa oleh Midun.
"1312 ACAB," bunyi pesan lain yang ada di sepeda tersebut.
"Pak Jokowi, buktikan omongan bapak, kalau hukum di Indonesia tidak tumpul ke atas dan tajam ke bawah.
Ingat, omongan sama dengan janji yang akan dibawa sampai mati.
Usut tuntas Tragedi Kanjuruhan. Jangan biarkan 135 nyawa yang tidak bersalah melayang dengan sia-sia," demikian pesan lainnya.
Pria yang juga bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Pariwisata Kota Batu itu juga turut membawa dua buah bendera merah putih berukuran kecil.
Bendera itu ia ikat di bagian depan dan belakang miniatur keranda tersebut.
Midun sendiri berangkat pada Kamis (3/8/2023) dari rumahnya di Jalan Darsono, Kota Batu, Jawa Timur, sekitar pukul 10.00 WIB.
"Tidak melupakan dan tidak terulang seperti tragedi Kanjuruhan, tujuannya itu sebenarnya, melalui ekspedisi ini juga melewati stadion-stadion dengan misi yang sama," kata Midun, Kamis (3/8/2023) lalu.
Midun bersepeda dengan membawa replika keranda yang tersambung di bagian belakang.
Baca juga: Gubernur Khofifah Jenguk Korban Terdampak Banjir dan Longsor di RSUD Kanjuruhan Malang
Replika keranda itu merupakan simbol menuntut keadilan hilangnya 135 nyawa dalam tragedi Kanjuruhan.
"Untuk perbekalan yang dibawa, ada baju, peralatan sepeda seperti pompa angin, sama lain-lain," katanya.
Rencananya, ia menuju Jakarta melalui rute jalan pantai utara atau Pantura.
Dari Malang, Midun akan menuju Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban, Rembang, Pati, Kudus, Demak, Semarang, lalu ke Kendal.
Perjalanan akan dilanjutkan menuju Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Cirebon, Jatibarang, Indramayu, Subang, Karawang, Bekasi dan Jakarta.
Sedangkan, rencana stadion yang akan dilewati di antaranya Stadion Kanjuruhan, Stadion Gajayana, Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, Stadion Joko Samudro di Gresik, Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta dan sejumlah stadion lainnya.
"Finish-nya di Senayan, mohon doanya untuk diberi kekuatan," katanya
Sebagian artikel telah tayang di Kompas.com
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.