Berita Malang Raya

Perjuangkan Keadilan Kasus Tragedi Kanjuruhan, Midun Bersepeda dari Malang ke Jakarta Bawa Keranda

Turut memperjuangkan kasus Tragedi Kanjuruhan, Midun naik sepeda membawa keranda melakukan ekspedisi lintas stadion Malang-Jakarta

Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Lu'lu'ul Isnainiyah
Midun saat menemui keluarga korban tragedi Kanjuruhan pada Kamis (3/8/2023). 

SURYA.CO.ID, MALANG - Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) asal Batu, Miftahudin Ramli alias Midun sebelum melakukan ekspedisi lintas stadion Malang-Jakarta, bertemu dengan keluarga korban di Stadion Kanjuruhan.

Midun mulai berangkat dari rumahnya menuju ke Stadion Kanjuruhan pada Kamis (3/8/2023), pukul 11.25 WIB. Ia tiba di Stadion Kanjuruhan sekitar pukul 15.00 WIB.

Setibanya di stadion, Midun disambut oleh para keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang saat itu juga melakukan aksi kamisan.

Ibu korban dari Agustiansyah Tole, Aremania asal Pasuruan, Rini Hanifa juga turut hadir dalam aksi Kamisan tersebut.

Ia menyambut kehadiran Midun dengan penuh harap. Di mana dengan keberangkatan Midun ke Jakarta, dapat menjadi perantara bagi keluarga korban untuk mencari keadilan yang selama ini masih diharapkan.

Rini mendukung penuh ekspedisi yang dilakan oleh Midun.

Bahkan, ia mengucapkan terima kasih kepada Midun. Yang mana Midun bukan dari bagian keluarga korban, namun ia terketuk hatinya untuk turut memperjuangkan kasus Tragedi Kanjuruhan.

"Alhamdulillah dapat mewakili keluarga korban, padahal beliau ini bukan siapa-siap kami," ujar Rini.

Dengan aksi Midun, Rini berharap kasus Tragedi Kanjuruhan dapat segera menemukan titik terangnya.

Selain itu, ia juga memberikan doa kepada Midun agar selamat sampai tujuan hingga kembali lagi ke rumah.

"Semoga Pak Midun berangkat dan pulang selalu selamat," tukasnya.

Melihat Midun bersepeda ke Jakarta dengan keranda di belakangnya, keluarga korban pun memberikan beberapa tulisan di potongan kertas yang dipasang di sekeliling keranda. Kertas tersebut berisi pesan-pesan dan harapan keluarga korban.

Secara terpisah, Midun mengatakan, dengan adanya aksi ini dapat memberikan perubahan terutama pada kasus tragedi Kanjuruhan.

"Semoga ada hidayah dari Tuhan, barangkali ini ada perubahan, saya bukan siapa-siapa dan nggak punya apa-apa. Saran saya, kita tidak pantas untuk melupakan kejadian itu," sebut pria berusia 52 tahun itu.  (Lu'lu'ul Isnainiyah)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved