Haji 2023

Selain Indonesia, Malaysia dan Libya Juga Protes Keras Layanan saat Puncak Haji 2023 di Armuzna

Indonesia, Malaysia, dan Libya, melayangkan protes keras kepada Kerajaan Arab Saudi terkait pelayanan yang diterima selama masa puncak haji 2023

Penulis: Galih Lintartika | Editor: irwan sy
galih lintartika/surya.co.id
jemaah haji indonesia 2023 dan jemaah dari negara lain di seluruh dunia saat memasuki dan meninggalkan terowongan Mina menuju tempat jamarat. 

SURYA.co.id | MADINAH - Tidak hanya Indonesia yang melayangkan protes keras kepada Kerajaan Arab Saudi terkait pelayanan yang diterima selama masa puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Pemerintah Malaysia dan Libya secara resmi juga mengajukan kekecewannya terkait pelayanan yang diterima selama rentang 8-13 Zulhijah, saat penyediaan layanan menjadi tanggung jawab Mashariq.

Saat ini ketiga negara sedang melakukan upaya diplomatik dan menyusun berbagai persoalan yang dialami di Armuzna. 

Kinerja mashariq dinilai tidak profesional.

Mashariq adalah perusahaan yang ditunjuk oleh otoritas Arab Saudi untuk melayani jamaah haji dari berbagai negara. 

Pemerintah Arab Saudi dinilai perlu mendengar masukan dari berbagai negara pengirim jamaah terkait pentingnya peningkatan kualitas layanan haji

Hal ini menjadi salah satu poin yang dibahas bersama dalam pertemuan antara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dan Misi Haji dari Libya di Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI, Jeddah beberapa waktu lalu.

“Indonesia dan Libya mempunyai perspektif yang sama tentang perlu adanya upaya perbaikan layanan yang dilakukan oleh Arab Saudi. Kami sepakat bahwa Saudi perlu menerima masukan dan melibatkan negara-negara pengirim jamaah dalam proses peningkatan kualitas layanan haji,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief.

Delegasi Misi Haji Libya dipimpin Kepala Badan Penyelenggara Haji dan Umrah, Ali MA Hammuda.

Hadir mendampingi, Konsul Jenderal Libya di Jeddah Abdur Razaq Ibrahim, Kepala Biro Media Hatim Al-Laafy, Kepala Biro Pembinaan Muhammad as-Sakit, dan Kepala Biro Pelayanan Abdullah al-'Uqaily.

Kehadiran mereka disambut Prof Hilman Latief, Ketua PPIH Arab Saudi 1444 H/2023 yang juga Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Nur Arifin, serta Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.

Ali Hammuda mengatakan, pihaknya sengaja berkunjung ke KUH KJRI Jeddah dalam rangka belajar dan bertukar pikiran dengan misi haji Indonesia.

Menurutnya, jumlah jamaah haji Libya sebanyak 7.800 orang dengan biaya $6.800 (sekitar 102 juta dengan kurs dollar sebesar Rp15.000).

Saat puncak haji di Armuzna, syarikah (perusahaan) yang bertanggung jawab menyiapkan layanan untuk jamaah haji Libya adalah Duwal al-‘Arabiyah. 

“Kami juga mengalami masalah yang sama seperti Indonesia dan jamaah haji negara lain dalam pelaksanaan layanan di Masyair pada tahun ini,” kata Ali.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved