Idul Adha 2023

Permintaan Pisau Kurban Naik Tajam, Guru SMA Muhammadiyah di Lamongan Banjir Order Jelang Idul Adha

Isa menuturkan, ia kadang harus kerja lembur untuk membuat pisau kurban permintaan pelanggannya yang cenderung meningkat.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri
Guru SMA Muhammadiyah Lamongan, Isa Anshori (kiri) menunjukkan semua pisau hasil karyanya, Senin (26/6/2023). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Peringatan hari besar Islam seperti Idul Adha atau Idul Kurban, tidak hanya diwarnai pemotongan dan pembagian daging hewan kurban untuk fakir miskin. Tetapi juga meningkatnya permintaan salah satu peralatan penting, yaitu pisau potong kurban, seperti yang dirasakan salah satu perajin pisau di Lamongan, Isa Anshori.

Bersamaan periode menuju perayaan Idul Adha 1444 Hijriyah pada akhir Juni 2023 ini, permintaan pisau potong dan daging meningkat drastis dibandingkan dua tahun saat pandemi Covid-19 dan hari-hari biasanya.

"Alhamdulillah sejak awal Juni pesanan pisau terus bertambah," kata Isa Anshori, warga Desa Gunungrejo, Kecamatan Kedungpring ini kepada SURYA, Senin (26/6/2023).

Isa menuturkan, ia kadang harus kerja lembur untuk membuat pisau kurban permintaan pelanggannya yang cenderung meningkat. Ia mengungkapkan, semua pesanan pisau untuk ukuran sedang dan besar memang bertambah. "Terus terang saya sampai kewalahan," ungkapnya.

Meski pesanan meningkat, Anshori mengaku mengerjakannya tetap ekstra hati-hati dan detail, agar pisau pesanan pelanggannya tetap terjaga kualitasnya, termasuk ketajamannya. Makanya saat proses pembakaran besi sebagai bahannya harus diperhitungkan dengan matang.

Anshor adalah pengrajin pisau yang masih mempertahankan cara tradisional atau yang dikenal dengan pande (pandai) besi. Ia mempertahankan cara lama untuk teknik metalurgi industri pisaunya karena masih menjadi pilihan yang dicari banyak orang.

"Karena perajin (pande) besi tinggal sedikit. Makanya termasuk di tempat saya ini (pembuatan pisau) masih menjadi pilihan," ungkapnya.

Pengakuan Isa memang bukan isapan jempol karena memang pesanan kadang sulit dipenuhi dalam waktu cepat. Sebab rata-rata pesanan datang selama Juni ini untuk persiapan Idul Adha. Namun ia berusaha semaksimal mungkin agar tidak mengecewakan pemesan.

Pria yang juga seorang pengajar seni budaya di SMA Muhammadiyah Babat ini menambahkan, pande besi miliknya tidak hanya melayani pesanan pisau. Tetapi juga memproduksi sabit, bendo, cangkul dan pisau, namun ketika perayaan Idul Adha, pesanan pisau paling banyak.

Kebanyakan pemesan meminta dibuatkan pisau kurban untuk potong hewan. "Di era modernisasi sekarang, seni pande besi tetap memiliki pangsa pasar sehingga tetap dicari," tambahnya.

Salah satu cara agar masyarakat tetap mempercayakan pembuatan pisau kepadanya, Isa selalu menjaga kualitas produknya. Salah satunya, pisau kurban harus benar-benar memiliki ketajaman tinggi sehingga bisa sangat efektif saat pemotongan hewan kurban.

Isa juga mencoba memberikan harga yang terjangkau sehingga masyarakat bisa memilih. Ia mematok harga harga pisau sembelih buatannya antara Rp 150.000 hingga Rp 550.000 per bilah.

Tetapi khusus pisau motif berpamor, Isa menjualnya dengan harga antara Rp 2 juta hingga Rp 6 juta, tergantung pada jenis dan ukuran pisau yang dipilih dengan tingkat kesulitan tinggi. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved